AutonetMagz.com – Ternyata lesunya penjualan merk asal Jepang yaitu Nissan tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di belahan bumi yang lain. Yap, lokasi yang kami maksudkan kali ini adalah Amerika Serikat, dimana imbasnya pihak Nissan harus mengurangi jumlah produksi mereka di pabrik perakitan mereka yang berada di Amerika Utara.
Hal ini sendiri dilakukan sebagai imbas dari penurunan penjualan Nissan sepanjang 2017 silam yang baru terjadi dalam kurun waktu delapan tahun terakhir ini. Sebanyak 10 hingga 20% dari produksi Nissan di Pabrik mereka di Amerika Utara ini harus dikurangi, dan walaupun begitu, pengurangan produksi ini hanya bersikap sementara. Jadi, para pekerja tidak akan di PHK karena pengurangan produksi ini, melainkan mereka akan di’rumahkan’ sebanyak satu hingga beberapa hari. Walaupun begitu, mengingat gaji dari pegawai di Amerika masih mengikuti banyaknya jam kerja, maka jika mereka lebih banyak dirumahkan, maka pendapatan mereka pun akan berkurang. Selain itu, pihak Nissan juga sudah memberikan woro – woro pada para supplier-nya untuk mulai mengurangi pasokan komponen kepada mereka.
Nah, berhubung pengurangan produksi hanya bersifat sementara, pihak Nissan sendiri menargetkan produksi akan kembali normal pada musim gugur mendatang. Mengapa? Karena pada saat itu juga pihak Nissan akan mulai memproduksi Nissan Altima generasi terbaru. Dalam satu dekade terakhir ini sendiri Nissan secara global memang berfokus dalam hal membangun pasar di Amerika Serikat, apalagi pasca krisis keuangan global di tahun 2008 silam. Pendekatan yang dilakukan oleh pihak Nissan adalah memburu penjualan dengan volume yang tinggi dan marjin keuntungannya rendah untuk penjualan ke pihak rental mobil. Langkah yang dilakukan oleh Nissan ini, seperti memberi diskon yang besar, memang akan menggenjot penjualan secara jangka pendek, namun untuk jangka panjangnya? Brand Value yang dipertaruhkan, selain beban bisnis jangka panjang lainnya.
Lalu? Apa Hubungannya dengan pengurangan produksi? Erat sekali. Karena pihak Nissan menyadari bahwa langkah mereka dalam satu dekade ini tak berefek baik, maka mereka melakukan perubahan visi. Nissan mengurangi volume penjualan mereka, dan bergeser pada strategi yang lebih menitik beratkan pada keuntungan. Nissan Altima dan Nissan Rogue (Nissan Xtrail) adalah dua produk yang bisa menjadi senjata utama dari Nissan, mengingat keduanya adalah dua produk terlaris Nissan di Amerika Serikat. Selain itu, marketshare dari Nissan masih cukup baik disana, dimana merk asal Jepang ini ada di posisi keenam, dibawah GM, Toyota, dan Honda. Lalu seberapa besar langkah dari Nissan ini akan dapat memperbaiki kondisi mereka, dan membawa merk mereka meraih profit lebih tinggi? Kita harus menunggu perkembangannya.
Yang jelas, Nissan di Amerika Utara nyatanya berani mengambil langkah yang riil untuk mengatasi permasalah mereka di pasar Amerika Serikat. Kami berharap hal serupa juga bisa ditempuh oleh Nissan di tanah air, dan memang sudah ada sedikit clue tentang hal tersebut dengan kemunculan spyshot Nissan Serena C27 di Indonesia, dan kepastian masuknya Nissan Terra ke sini. Apakah cukup? we’ll see. Kalau menurut kalian bagaimana?
Read Next: Bugatti Chiron LEGO Technic Siap Dikoleksi dan Dirakit!