Hampir 200 Model Mobil Turun Harga di China Tahun Ini, Kok Bisa?

by  in  Berita & HEV & International
Hampir 200 Model Mobil Turun Harga di China Tahun Ini, Kok Bisa?
0  komentar

AutonetMagz.com – Mungkin bisa dikatakan bahwa apa yang kami sampaikan di judul dulu cuma jadi angan yang tak bakal kesampaian. Yap, mana ada ceritanya harga mobil baru turun, yang ada malah makin mahal. Namun, sejak merk China menyerbu, kemungkinan ini langsung terbuka. Malahan, ada fakta menarik yang ingin kami bagi kali ini, dimana ada hampir 200 model mobil tereduksi harganya di tahun 2024 ini. Kok bisa? Yuk kita bahas lebih lanjut.

Turunkan Harga Adalah Strategi di China

Jadi, data China Passenger Car Association (CPCA) alias GAIKINDO-nya China menunjukkan bahwa sepanjang 9 bulan pertama di tahun 2024 ini ada 195 model mobil yang harganya turun. Angka ini melebihi tahun 2023 silam yang ada di kisaran 150 model apalagi dibanding tahun 2022 silam yang ada di 95 model mobil. Cui Dongshu, Sekjen CPCA menyatakan bahwa penurunan harga ini terjadi pada berbagai tipe mobil, namun penurunan harga di kendaraan NEV menunjukkan angka signifikan hingga 13%. FYI, NEV atau New Energy Vehicle meliputi dua tipe kendaraan yaitu plug in hybrid alias PHEV dan mobil listrik murni.

Secara spesifik, ada 71 model mobil ICE yang turun harga dengan rata-rata penurunan di angka 15 ribu Yuan atau setara 33,3 jutaan Rupiah. Sedangkan di segmen HEV atau hybrid ada 13 model yang harganya turun dengan rata-rata sebesar 15 ribu Yuan ataua 33,3 jutaan Rupiah. Sedangkan model PHEV menyimbangkan 29 model yang harganya terkoreksi sebesar 24 ribu Yuan atar setara 53,2 jutaan Rupiah. Varian range extender atau serial hybrid menyumbang 13 model kendaraan dengan rata-rata penurunan di angka 14 ribu Yuan atar setara 31 jutaan Rupiah.

Mobil Listrik Paling Banyak Turun Harga

Yang mengejutkan, mobil listrik ternyata jadi penyumbang terbanyak dalam total kali ini. Ada 69 model kendaraan yang turun harga dengan rata-rata penurunan di angka 23 ribu Yuan atar setara 51 jutaan Rupiah. Sebenarnya, penurunan harga adalah hal lumrah di China, dan ini merupakan salah satu langkah untuk menggenjot penjualan. Hanya saja, walaupun penjualan mereka naik, namun nyatanya perusahaan malah mengalami kerugian. Yap, perang harga yang ada di China memang sedang tidak baik-baik saja. Dan setiap pabrikan kini tengah bersaing satu sama lain untuk bisa survive.

Malahan, sebelumnya kami juga mendengar bahwa kebanyakan pabrikan NEV di China belum mencapai 50% dari total target mereka di akhir Q3 2024 kemarin. Sebuah kondisi yang cukup memprihatinkan. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?

Sumber : CPCA

Read Prev: