AutonetMagz.com – Sesekali lihat deh keempat ban mobilmu (atau kelima ban mobilmu kalau mau lihat ban serep juga), coba pikir bagaimana keempat benda bundar berwarna hitam ini dibuat biar bisa membantu menopang bobot mobil, memberi grip ke jalan dan membantu pengendalian mobil? Nah, Goodyear Indonesia memberi kesempatan untuk rekan media dan komunitas untuk mengunjungi pabriknya yang terletak di Bogor, Jawa Barat.
Pabrik ini punya kebanggaan tersendiri, karena dia berdiri sejak tahun 1935. Jadi, saat pejuang dan pahlawan Indonesia masih merintis jalan menuju kemerdekaan negara kita, pabrik ini sudah terbentuk. Berarti usianya sekarang sudah mau menginjak 81 tahun. hingga kini, pabrik ini masih menjadi satu dari tiga fasilitas lainnya di Asia Tenggara, selain Malaysia dan Thailand. Ada sekitar 1.300 orang staff and karyawan manufakturing bekerja di sini.
Pertama-tama diajak berkunjung ke pabrik, kami diperlihatkan kepada bagian tempat penyimpanan bahan baku ban. Beberapa bahan baku yang digunakan statusnya masih impor, cukup sedikit bahan lokal di sini. Meski demikian, pabrik Goodyear di Bogor ini tidak hanya menyediakan ban-ban berbagai jenis untuk pasar lokal, namun pasar ekspor juga seperti Eropa, Australia dan Negara ASEAN lainnya.
Yang anda lihat pada foto di bawah ini adalah ban mentah, hasil dari peracikan bahan-bahan baku yang ada dan kini sudah berbentuk ban. Saat baru keluar, ban ini masih panas, maka dari itu pekerjanya wajib pakai sarung tangan khusus untuk melindungi diri. Oh ya, mungkin anda melihat ban itu seukuran ban mobil, tapi saat di lokasi pabrik, ada pula ban mentah yang seukuran ban truk, alat berat pertambangan dan traktor. Pendek kata, ukuran jumbo.
Seperti proses pembuatan casting bodi mobil, ban mentah ini akan “dimasak” dan dicetak menurut model alur di mesin pencetakan dengan cetakan alur tertentu yang sudah disiapkan di tiap mesin. Cetakannya sudah pasti beda-beda, buktinya, antara Goodyear Eagle dan Assurance desain tapaknya tidak sama kan? Setelah keluar dari mesin pencetakan ini, ban masih tetap panas, jadi jangan menyentuhnya dengan tangan telanjang.
Setelah mengantri di conveyor belt, ban akan melalui pemeriksaan kualitas secara manual oleh personil pabrik yang sudah terlatih. Jika ada kecacatan seperti alur tidak rata, emboss tulisan pada dinding ban agak kabur dan beberapa cacat lainnya, ban akan dimasukkan ke jalur inspeksi ulang untuk memastikan lagi kualitasnya nanti. Jika sudah dipastikan lagi kecacatannya, ban akan langsung dihancurkan.
Itu hanya berlaku untuk ban radial mobil yang ukurannya seperti yang biasa kita lihat. Kalau untuk ban truk, traktor dan ban jumbo lainnya, jika ada cacat dan masih memungkinkan untuk diperbaiki, mereka akan perbaiki manual. Alasannya, dimensi yang besar memungkinkan perbaikan manual lebih mudah namun tetap dengan hasil perbaikan yang presisi. Nah, karena ukuran ban mobil tergolong kecil, hal ini tidak bisa dilakukan, maka dari itu lebih baik langsung dihancurkan.
Sebelum lanjut, apa sih yang bisa menyebabkan ban cacat produksi? Banyak, di antaranya karena saat mau mencetak, cetakan dalam mesin tidak 100% bersih, mungkin ada noda, debu atau kotoran yang ikut masuk ke cetakan saat beroperasi untuk mencetak ban mentah menjadi ban yang sudah masak. Hal yang sama juga berlaku untuk casting pelek dan bodi mobil, cetakannya harus benar-benar bersih tanpa ada setitik debu pun masuk, semua demi kualitas.
Kenapa harus bersih? Soalnya, jika ada debu, noda atau kotoran yang ikut masuk saat proses pencetakan, produk yang sudah dicetak hasilnya akan melenceng dari standar yang sudah ditentukan oleh engineer, meski itu hanya sekian milimeter saja. Cacat yang dimaksud bisa berupa cacat penampilan seperti alur yang tidak seimbang, atau cacat fisik internal. Misalnya, ada rongga udara kecil pada bagian dalam tapak atau sidewall ban yang pastinya akan menurunkan daya tahan ban.
Untuk contoh di benda lain, pernah dengar kasus pelek casting OEM pabrikan bisa patah padahal itu produk original? Bisa jadi ada rongga udara pada salah satu spoke pelek cacat tersebut yang merusak performa dan daya tahan pelek, dan seiring waktu menyebabkan hairline fracture (retakan setipis rambut). Nah, retakan itu lama-lama membesar dan menyebabkan pelek patah. Ngeri bukan? Produk apapun tidak akan memberikan performa serta daya tahan optimalnya jika ada yang cacat. Kalian yang setiap hari berurusan dengan teknik, khususnya teknik industri atau bekerja di manufakturing pasti ngerti deh. Siapa bilang bikin mobil gampang? Susah! Bikin ban, pelek atau bodi saja harus serepot ini kok.
Ban yang lolos pemeriksaan kualitas manual akan lanjut ke pemeriksaan kualitas dengan mesin. Salah satu caranya, ban akan disimulasikan sedang berputar di atas jalanan. Jika scanner laser mendeteksi ban tidak bulat sempurna, ban tidak akan lolos ke jalur pengiriman. Jika lolos, berarti ban siap dikirim ke toko-toko ban sekitarnya untuk dijual ke konsumen, bahkan dikirim ke luar negeri.
Nah, selain kegiatan factory visit, Goodyear juga mengadakan acara Tire Trial untuk ban Assurance Triplemax bersama ForEScom (Ford EcoSport Community) dan HDI (HR-V Devotee Indonesia), dan pemberlakuan garansi resmi bagi ban Goodyear. Seperti apakah kegiatan dan garansi ban itu? Tunggu di artikel berikutnya dan sampaikan opinimu di kolom komentar!
Read Next: Honda Avancier Turut Melengkapi Jajaran SUV Honda Tiongkok