AutonetMagz.com – Siapa disini yang sering dibuat kesal karena peforma PC atau laptop kalian terganggu akibat harddisk yang sudah terlalu penuh? Kalau kalian merasakan hal tersebut, maka kalian senasib dengan Toyota. Masih ingat kasus penghentian sementara produksi beberapa waktu lalu? Ternyata alasannya cukup mengejutkan. Bukan karena cyber attack, melainkan karena sisa ruang kosong di harddisk pada hardware pabrik Toyota sudah tirus kawan. Yuk kita bahas.
Harddisk Penuh Waktu Maintenance
Toyota Motor Corp telah merilis pernyataan resmi yang berisi permintaan maaf pada konsumen, supplier, dan juga seluruh pihak yang terkena dampak penghentian sementara produksi mereka. Tentunya kalian masih ingat bahwa beberapa waktu lalu seluruh pabrik dari Toyota dan sejumlah anak perusahaannya harus dihentikan produksinya. Toyota juga menjabarkan bahwa kondisi ini terjadi karena adanya malfungsi sistem yang disebabkan oleh gagalnya order parts di sejumlah server yang bertugas. Usut punya usut, ternyata kegagalan sistem ini terjadi karena maintenance rutin yang sedang dilakukan.
Dimana selama proses maintenance ternyata terdapat sejumlah data yang terhapu dan terorganisasi ulang sebagai efek error karena ruang harddisk yang tak cukup. Alhasil, sistem pun berhenti bekerja. Sebenarnya, kejadian semacam ini bisa diakali dengan adanya backup system. Hanya saja, kenyataannya system backup berada di server yang sama dengan sistem yang bermasalah. Alhasil, masalah yang sama pun terjadi pada backup system dan Toyota tidak bisa switch ke sistem darurat tersebut. Kabar baiknya, karena masalah yang dialami sebenarnya cukup sederhana, maka sistem sudah bisa diaktifkan lagi 1 hari setelah kejadian.
Kerugian Besar Toyota
Hanya saja, dampak yang dihasilkan ternyata tidak kecil. FYI, penghentian produksi ini mempengaruhi produksi dari 4 brand yaitu Lexus, Daihatsu, Hino, dan Toyota sendiri. Kerugian ditaksir mencapai 356 juta US Dollar atau setara 5,4 triliun Rupiah. Jelas bukan kerugian yang kecil, dimana seharusnya Toyota bisa menghindari hal tersebut dengan hardware yang lebih mumpuni. Setidaknya, problem ini masih lebih ringan ketimbang cyber attack yang juga sempat dialami beberapa brand otomotif beberapa tahun silam. Kala itu, banyak kerugian yang terjadi karena adanya serangan siber yang membuat sistem produksi juga mengalami masalah dan harus dihentikan.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: BFGoodrich Luncurkan G-Force PHENOM T/A, Seri High-Performance Terbaru dari BFGoodrich