Jakarta, AutonetMagz – Resmi mendarat di Indonesia, Toyota Sienta ternyata memiliki spesifikasi serta perbedaan eksterior dan interior yang sedikit berbeda dibandingkan dengan versi Jepang. Langsung dari IIMS 2016, kali ini kami berkesempatan melakukan first impression review Toyota Sienta Indonesia tipe Q sebagai varian tertinggi dari Sienta.
Awalnya kami pikir Toyota cukup berani menghadirkan Toyota Sienta sebagai MPV yang trendy dan berjiwa harajuku. Ternyata Toyota tidak seberani itu, mereka masih bermain aman dengan Toyota Sienta dengan memberikan warna-warna yang lebih kalem, atau bisa dibilang warna umum untuk mobil Toyota di Indonesia.
Tercatat Toyota menyediakan 7 pilihan warna seperti Dark Brown Metallic, Quartz Brown Metallic, Orange Metallic, Super White 2, Silver Metallic, Grey Metallic dan Attitude Black Mica. Warn-warna yang menjadi “Hero” color di Jepang seperti kuning, merah, biru, hijau, pink dan ungu ternyata tidak masuk. Tidak hanya itu, bagian kumis hitam di bodi depan dan belakang mobil ini juga tidak ada pilihan warna lain selain hitam.
Untuk orang Indonesia rasanya belum mewah kalau belum dibekali dengan banyak chrome, oleh karena itu Toyota Sienta Indonesia mendapatkan tambahan chrome di bagian grille depannya. Di varian Q, kita mendapatkan seperangkat alat body kit agar rasa mewah di mobil ini lebih sah.
Meskipun desainnya terlalu rumit dan absurd, satu hal yang kami pikir semua orang bisa setuju secara berjamaah ada pada desain lampu depannya yang dibuat kompleks dan futuristik. Toyota Sienta tipe Q dibenamkan lampu depan berteknologi Bi-Beam Projection lengkap dengan LED positioning lamp yang apik.
Lampu depan mobil ini juga telah menggunakan fitur auto levelling, dan untuk varian dibawahnya kita mendapatkan manual levelling headlamp yang bisa diatur ketinggiannya secara manual dari dashboard.
Dari samping mobil ini terlihat sedikit lebih tinggi 20 milimeter dibandingkan dengan Toyota Sienta versi Jepang yang hanya 150 milimeter saja, kemungkinan besar ada ubahan di sektor kaki-kaki dikarenakan kontur permukaan aspal di Indonesia jauh berbeda dibandingkan dengan Jepang meskipun pajak untuk kendaraan untuk menyumbang pembangunan infrastruktur Indonesia lebih mahal.
Lucunya, mobil ini memiliki side skirt nanggung yang habis ditengah jalan setelah sedikit melewati pintu baris kedua, atau bisa dibilang side skirt tersebut nyaris tidak terlihat.
Di tipe Q kita mendapatkan velg 16 inchi berwarna two tone color dengan desain yang sederhana, mungkin ini satu-satunya desain paling normal yang bisa kita temukan di mobil ini. Dibalut ban Bridgestone Ecopia dengan lingkar 195/55 R16, sebenarnya mobil ini bisa terlihat lebih oke lagi jika diberikan velg lebih besar dan profil ban lebih tipis.
Ada hal menarik di Sienta ini, umumnya Toyota memberikan penghematan di sektor pengereman dengan memberikan rem jenis tromol di roda belakang, bahkan Toyota Fortuner terbaru pun seperti itu. Tetapi di Toyota Sienta justru kami terheran-heran karena Toyota memberikan mobil ini rem cakram di setiap roda.
Di bagian belakangnya sama kontroversialnya seperti tampilan depan, terlihat unik dan menarik sekaligus aneh dan menggelikan untuk beberapa orang. Desain Toyota Sienta ini memang tidak bisa dipaksakan untuk disukai oleh semua orang, tetapi banyak juga yang menggilai desainnya yang unik, untuk itu kami tidak mau menilai soal desain.
Di bagian belakang kita mendapatkan lampu LED untuk tipe Q dan tambahan body kit di bagian bawah. Kita tidak mendapatkan kamera parkir dan wing spoiler seperti mobil kebanyakan di varian tertingginya. FYI, gambar diatas adalah Toyota Sienta tipe G.
Di balik kap mesin, kita akan menemukan mesin 2NR-FE yang menjadi penerus dari mesin 1NZ-FE legendaris. Mesin tersebut memiliki tenaga yang tidak spektakuler, 107 PS pada 6.000 Rpm dan torsi 140 Nm pada 6.200 Rpm. Selain tenaganya biasa saja, puncak tenaga dari mesin tersebut juga didapatkan di putaran yang cukup tinggi. Tapi tak apalah, toh mobil ini tidak desain untuk keasyikan mengemudi.
Namun yang menjadi kabar buruknya ada pada transmisinya, mobil ini dibekali dengan transmisi otomatis berteknologi CVT virtual 7 percepatan seperti mobil masa kini yang mengutamakan efisiensi bahan bakar. Sedangkan untuk varian manual, kita bisa sedikit tersenyum karena mobil ini menggunakan transmisi manual 6 percepatan. Untuk varian otomatis, sepertinya kita tidak perlu berharap mobil ini bisa memiliki akselerasi yang baik mengingat tenaga mesin biasa saja, transmisi CVT dan Sienta di Jepang memiliki bobot mulai 1.32 Ton untuk tipe paling rendah. Untuk varian Indonesia, Toyota belum memberikan spesifikasi bobot resmi dari Toyota Sienta, seharusnya bisa lebih ringan karena bahan yang digunakan lebih tipis.
Masuk ke dalam interiornya, kita akan disuguhkan interior dengan desain yang tidak kalah anehnya dengan eksterior mobil ini. Tetapi, jika kita melihat secara langsung, desain interior Toyota Sienta masih lebih mudah dipahami dan diresapi dibandingkan dengan eksteriornya. Seperti halnya mobil Toyota, kita mendapatkan built quality yang tidak perlu diragukan di mobil ini.
Panel AC mobil ini ternyata dibuat berbeda dengan Toyota Sienta milik Jepang. Toyota sengaja membuatnya berbeda karena mereka harus memindahkan posisi tuas transmisi automatic dari panel dashboard ke bagian bawah seperti mobil pada umumnya. Loh kok perlu diubah gitu? Jadi menurut desainer Toyota, mereka sulit menempatkan tuas transmisi untuk model manual jika ditaruh di dashboard. Makanya lebih baik merubah sedikit desain dashboard untuk meletakan tuas transmisi di tempat sewajarnya.
Dampaknya? Ya, Toyota Sienta mendapatkan panel AC digital yang bentuknya lebih sederhana dan jujur saja tidak menarik meskipun sudah digital. Perpindahan transmisi ke bagian bawah ini juga menghilangkan fitur walk-trough-cabin yang ada pada Sienta Jepang karena bagian tengah antara kursi pengemudi dan penumpang dibuat kosong.
Kursi penumpang mobil ini menurut saya terasa wajar dan nyaman-nyaman saja, kita sudah mendapatkan pengatur ketinggian dan setirnya pun sudah memiliki tilt steering meskipun belum telescopic. Posisi mengemudinya terasa lebih mobil dibandingkan dengan Honda Freed yang dashboardnya terasa kepanjangan, tapi rasa membawa sebuah van masih ada.
Ada baiknya jika Toyota Sienta ini sebaiknya diberikan arm rest di pengemudi depan dan penumpang samping seperti halnya Honda Freed, karena saya merasa sedikit mengganjal karena tidak adanya fitur tersebut di mobil ini. Sisanya menurut saya oke, oke saja.
Hal yang kami suka pada dashboard Toyota Sienta ada pada kepraktisannya yang sangat baik, Sienta dilengkapi banyak laci-laci yang membuat kami rindu dengan Toyota Yaris generasi kedua. Di tempat penyimpanan paling atas, kita bisa membuka ventilasi AC untuk menjaga minuman dingin kita tetap dingin selama disimpan di mobil ini. Kelemahannya mungkin ada pada glove box mobil ini yang tidak terlalu luas. Tapi sisanya sih oke.
Untuk tipe Q, kta mendapatkan speedometer dengan MID TFT LCD yang memiliki desain menarik dan intuitif karena hadirnya animasi-animasi yang menyambut kita ketika menyalakan mesin dan melakukan aktifitas berkendara. Desainnya memang terasa kekecilan, tapi wajar saja karena memang mobil ini bukanlah mobil yang berorientasi kepada pengemudi.
Setir mobil ini sama seperti setir Toyota Sienta versi Jepang, lingkar kemudinya terasa pas, bentuknya lucu dan terdapat tombol yang cukup pada di bagian kanan dan kirinya. Tombol kiri untuk mengatur audio dan tombol kanan untuk mengatur MID di speedometer. Untuk tipe lain, tombol-tombol tersebut hanya tersedia di sebelah kiri saja.
Head unit tipe Q ini desainnya memang kurang simetris, berbekal OS Android, head unit ini cukup responsif karena sudah menggunakan layar kapasitif seperti sebuah smartphone. Interfacenya juga di desain lebih baik dibandingkan dengan milik Yaris dan Rush. Soal tata suara, sekilas sepertinya tata suara mobil ini biasa-baisa saja. Tapi nanti kita akan coba lebih lanjut.
Door trim mobil ini terlihat sederhana dan tidak semewah Honda Freed, masih di dominasi plastik dengan kualitas yang cukup oke, dan Toyota memberikan motif jahitan pada plastik mobil ini. Seharusnya buat saja dengan bahan kain biasa agar membuatnya terasa lebih mewah.
Lucunya, Toyota memberikan tweeter yang dengan letak posisi yang terkesan asal. Rasanya kurang cocok mobil ini mendapatkan tweeter di letakan di posisi tersebut.
Berbekal dua buah power sliding door tentunya kita tidak perlu khawatir soal kemudahan masuk ke dalam kabin mobil ini. Namun ada yang kami sayangkan karena Toyota memboyong Sienta dengan konfigurasi kursi tengah yang menyatu, bukan model captain seat. Diperparah lagi, kursi ini tidak memiliki arm rest di bagian tengah dan door trimnyapun tidak memiliki arm rest, sehingga duduk di kursi tengah mobil ini rasanya seperti naik Avanza.
Namun kami menemukan hal positif di mobil ini pada kelegaan ruang kabin tengah yang bisa diacungi jempol, posisi legroom dan headroomnya sangat luas, kursinya empuk dan nyaman. Tapi, eh ada tapinya nih, jangkauan sliding kursi tengah ini terasa kurang lebar, sehingga tidak bisa memberikan legroom yang lebih baik buat penumpang belakang.
Kursi baris ketiganya sangat pintar, ia bisa dilipat ke bawah kursi tengah dengan mudah dan mengeluarkannyapun juga gampang. tumben kali ini Toyota lebih cerdas dari Honda dalam hal pengaturan kabin. Duduk di kursi baris ketiga, kami mendapatkan headroom yang cukup, dan legroom yang pas-pasan. Namun masih terasa nyaman walaupun kaki kita mentok dengan baris kedua, karena kaki kita benar-benar duduk dengan rileks dikarenakan posisi kaki kita benar-benar turun kebawah dan ruang telapak kaki kita cukup lega. Seandainya kursi tengah bisa dibuat lebih maju lagi, duduk di kursi belakang mobil ini bisa lebih nyaman dari Innova karena posisi duduknya lebih proporsional, tidak dingklik seperti kursi baris ketiga kebanyakan.
Soal bagasi, Toyota Sienta tidak seluas Honda Freed, cukup lega memang, tapi tidak spektakuler. Kita mendapatkan laci penyimpanan kecil dibagian bawahnya, dan dibawahnya lagi tersedia sebuah ban cadangan yang bersifat sementara. Tidak spektakuler, tapi tidak mengecewakan menurut kami. Untuk gambar ketika kursi belakang terlipat dan penampakan ban serep atau laci dibawah bagasi bisa dilihat di galeri foto.
Dari segi kelengkapan fitur, Toyota Sienta tipe Q ini cukup lengkap. Kita mendapatkan keyless entry dengan push start/stop engine, rem ABS, EBD, Stability Control, Hill Start Assist, dual electric sliding doors, AC otomatis, double blower dan 3 buah airbags.
Toyota Sienta dibanderol dengan harga mulai dari 230 juta hingga 295 juta Rupiah, hingga saat ini Toyota masih belum mengumumkan berapa banderol harga pasti tiap tipe mobil ini. Jika kamu ingin melakukan inden mobil ini, kamu harus bersabar hingga bulan Juli setelah lebaran. Karena untuk saat ini Toyota baru membuka booking saja.
Nah, kurang lebih seperti itulah Toyota Sienta, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di video dibawah ini dan jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tanyakan di kolom komentar. Kami akan mencoba menjawab pertanyaan seputar mobil ini semampu kami.
Read Next: Penyerahan Chevrolet Trax Dan Promo Khusus Ramaikan Booth Chevrolet di IIMS 2016