Jakarta, AutonetMagz – Setelah melakukan review eksterior All New Mitsubishi Pajero Sport yang merupakan lawan kuat dari Ford Everest yang sudah meluncur dan Toyota Fortuner yang sebentar lagi juga meluncur di Indonesia, sekarang giliran kita membahas interiornya. Pastinya semua penasaran, apa yang dibawa oleh PT. KTB Mitsubishi Indonesia guna bersaing dengan rival-rivalnya tadi. Untunglah PT. KTB mengundang kami untuk menelaah mobil ini lebih lanjut.
Yang anda lihat di sini adalah All New Pajero Sport Dakar Diesel 2WD, jadi bukan varian termahal, karena varian termahalnya adalah Pajero Sport Dakar 4WD yang punya fitur-fitur baru dan tidak ada di tipe 2WD ini. Akses masuk ke Pajero Sport baru masih sama seperti Pajero Sport lama, karena konstruksi sasis ladder frame yang bikin lantainya menjadi tinggi. Untung saja ada side step yang mempermudah akses.
Duduk di jok kulitnya benar-benar lebih enak daripada sebelumnya, karena bantalan-bantalannya tebal dan sangat supportif dalam menjaga posisi mengemudi ideal. Untuk mencari posisi mengemudi yang pas pun tidak susah, karena jok pengemudi sudah punya 10-way electric adjustments, tapi tanpa lumbar support. Dibantu dengan setir yang punya pengaturan tilt & telescopic, tidak sulit mendapatkan proporsi duduk pas bagi mayoritas pengendara.
Setirnya berdesain baru, sangat beda dengan Pajero Sport lama. Diameter setirnya pas, dan cengkraman tangan ke setir nyaman berkat lapisan kulit yang membungkusnya. Tombol-tombol yang tersedia pada setir bisa dipakai untuk mengatur sistem audio dan memilih fungsi MID bawaan pabrik. Sayangnya, fitur cruise control yang ada pada Pajero Sport versi Thailand sudah sirna saat bermigrasi ke Indonesia.
Di balik setirnya itu, ada sepasang paddle shift yang terbuat dari bahan magnesium, sama seperti milik Outlander Sport supaya pengemudi bebas memilih sendiri gigi berapa yang diinginkan dari transmisi otomatis 8 percepatannya. Ya, 8 percepatan, alias beda tipis dengan mobil-mobil Mercedes Benz yang 9 percepatan, tapi yang 8 percepatan ini hanya untuk varian Dakar.
Tapi tidak ada yang spesial dari panel instrumennya, karena nyaris tidak ada bedanya dibandingkan Outlander Sport yang lebih kecil dan murah. MID-nya juga sama, baik itu tampilan dan menunya, karena menggunakan layar TFT yang bisa menampilkan trip A dan B, mode Eco, jadwal servis, konsumsi BBM rata-rata, sisa jarak tempuh dengan jumlah BBM yang tersisa dan lain-lain.
Nah, sekarang lihat dashboard tengahnya. Kami paham, salah satu cara untuk mengangkat kesan mewah di kabin adalah dengan penggunaan panel kayu dan chrome, tapi apa yang Mitsubishi lakukan adalah memakaikan panel kayu yang sama sekali tidak terkesan mahal, malah menjatuhkan kesan mewah yang tadinya ingin ditonjolkan. Jika bersikeras ingin pakai panel kayu, pakailah yang sedikit lebih kalem polanya dan tidak terlalu mengkilap, atau pakai aksen piano black. Tapi kami kembalikan ke selera anda masing-masing, if you like it, then it’s good for you.
Tapi masih ada hal mengecewakan lainnya, yakni tidak adanya material lembut alias soft touch di bagian manapun di kabin Pajero Sport. Baik itu di dashboard, doortrim, atau di manapun, semuanya tidak lembut. Padahal jika mengingat banderolnya yang bisa menyentuh angka 500 jutaan, akan lebih bagus bila ada peningkatan material dari bahan plastik keras yang sekarang ada. Sisi baiknya, build quality Pajero Sport ini sangat baik, plasik-plastiknya terasa solid dan celah-celahnya sangat rapat serta konsisten.
KTB juga mengganti head unit in-dash asli Pajero Sport dengan head unit aftermarket bermerek Clarion. Fiturnya lumayan, karena punya layar sentuh 6,5 inci, radio, CD, DVD, Aux, USB, navigasi, koneksi Bluettoh dan kamera mundur. Head unit ini responsif memang, tapi kami lebih suka yang bermodel in-dash, karena lebih elegan dan proper jika sudah membahas head unit untuk mobil sekelas Pajero Sport, Fortuner dan Everest.
Di bawah head unit, ada tombol untuk pengaturan AC dual zone bawaan Pajero Sport yang mencakup kontrol kecepatan hembusan angin, suhu, pengatur arah hembusan dan lain-lain. Dual zone yang disebutkan tadi khusus untuk penumpang depan, dan untuk penumpang tengah hingga belakang punya tombol pengaturan blower AC yang terpisah.
Pada konsol tengahnya ada tuas transmisi otomatis 8 percepatan berikut tombol rem parkir bertipe elektronik, tapi tidak ada fitur auto brake hold. Otomoatis, inilah Mitsubishi pertama yang punya sistem rem parkir elektronik, termasuk hill start assist yang membantu pengemudi saat mobil menanjak. Khusus tipe 4WD, area di belakang tuas transmisi dipakai untuk pengaturan 4WD-nya serta fitur hill descent control.
Pajero Sport Dakar sudah punya sunroof sebagaimana varian Dakar terdahulu, tapi tidak ada panoramic sunroof, hanya sunroof kecil untuk penumpang depan saja. Tombol buka-tutup sunroof-nya ada di dekat lampu kabin, dekat mikrofon yang berguna untuk menangkap suara kita saat menerima panggilan telepon via head unit.
Beranjak ke kabin baris kedua, dan jika Pajero Sport lama punya luas kabin yang memadai, maka kami merasa versi teranyar ini mirip-mirip yang lama dari segi akomodasi. Jok baris keduanya masih nyaman, bisa di-recline supaya duduknya lebih santai dan sudah ada fungsi tip-tumble folding dengan pemisahan jok kanan-kiri sebesar 60/40. Headroomnya cukup lega, tapi rasanya legroomnya sedikit kurang leluasa, mungkin karena jok depannya dibuat tebal supaya nyaman, tapi malah mengurangi ruang kaki di belakang.
Ventilasi hembusan AC untuk baris kedua ada di langit-langit, tapi posisinya sekarang pindah ke sisi kiri-kanan, bukan lagi di tengah-tengah seperti generasi sebelumnya. Ini adalah sentuhan bagus supaya kabin terlihat bersih, lega dan mewah. Oh ya, kontrol AC-nya juga ada di atap mobil.
Terus, kabin baris ketiganya bagaimana? Ya memang legroom masih terbatas, tapi Mitsubishi mendesain sedemikian rupa sehingga ada ekstra headroom dibanding Pajero Sport lawas. Lihat saja foto di atas tadi, rekan kami yang tingginya sekitar 174 cm masih bisa duduk di bangku belakang, tapi ya itu, duduk di sana tidak nyaman-nyaman amat.
Pelipatan bangkunya masih sama seperti yang lama, dengan bagian jok baris kedua dilipat ke depan dan sandaran baris ketiga dilipat ke bawah untuk menghasilkan ruang bagasi yang rata lantai. Masih ada beberapa tempat penyimpanan ekstra di bawah lantai bagasi untuk beberapa perkakas dan soket 12V di sisi kanannya.
Agak disayangkan belum ada mekanisme penutup pintu bagasi elektrik di Pajero Dakar 2WD ini. Mungkin Mitsubishi menyimpan fitur-fitur pamungkasnya untuk tipe 4WD sebagai varian termahal, seperti 360 around view monitor, headlamp otomatis dan wiper otomatis. Siapa tahu kan?
Sayang sekali kami tidak bisa test drive mobil ini karena areanya terbatas dan situasi tidak mendukung, tapi yang kami bisa rasakan sejauh ini adalah tingkat getaran dan kebisingannya tidak mengganggu, kita baru bisa mendengar suara dieselnya saat pedal gas diinjak dalam. Akselerasinya cukup spontan dan torsi putaran bawahnya besar, tapi kami butuh area yang lebih luas untuk tahu bagaimana sebenarnya mesin ini.
Peningkatan mencolok lainnya adalah, suspensinya kini begitu empuk. Seperti benar-benar diutamakan untuk kenyamanan penumpang dalam melintasi berbagai jenis jalanan, dan bakal bagus untuk orang yang suka jalan-jalan melalui rute yang kondisi permukaannya buruk. Tapi bukan berarti itu selamanya jadi hal bagus, karena hidung mobil ini sangat menukik saat kami mengerem mendadak, dan tingkat body roll-nya sangat terasa saat berbelok mendadak. Tapi wajar sih, ini SUV, bukan mobil sport.
Kesimpulan singkatnya, Mitsubishi bisa membawa Pajero Sport ke level yang lebih tinggi dibanding pendahulunya, karena yang ini rasanya lebih “SUV” dan bukan seperti “pick up di-SUV-in”. Eksteriornya bisa dibilang cakep meski banyak orang yang menganggapnya overchrome, tapi kami rasa masih pas proporsinya, terutama di bagian muka. Interiornya menawarkan kenyamanan yang juga didukung oleh suspensinya, lokasi kisi AC baru, build quality baik, desain lumayan dan fungsional.
Tapi kami masih bertanya-tanya, kenapa material soft pad tidak ada? Kenapa trim kayunya modelnya agak murahan begitu? Belum lagi absennya fitur-fitur seperti headlamp otomatis, wiper otomatis, pintu bagasi elektrik, Forward Collision Warning dan lain-lain untuk varian Dakar 2WD ini. Apa semuanya disimpan untuk varian 4WD? Kita tunggu saja saat peluncuran resminya nanti, tidak lama lagi kok.
Bagaimana pendapatmu soal Pajero Sport ini? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Aston Martin Pamerkan Mesin 5.2 L V12 Twin Turbo Untuk Pengganti DB9!