AutonetMagz.com – Janji Hyundai Indonesia untuk meluncurkan 4 mobil baru di tahun ini satu persatu mulai dituntaskan. Pertama, ada Santa Fe facelift, kemudian ada All New Tucson dan ketiga, adalah MPV besar Hyundai H-1 facelift. Kedua SUV Hyundai yang kami sebut di awal sudah kami bahas, tinggal MPV besar sliding door ini saja yang belum.
Sebenarnya agak penasaran juga dengan mobil yang satu ini, soalnya jika ingin MPV besar seperti ini, dari kubu merek Jepang ada Serena, Biante, Delica dan Nav1, tapi apa H-1 ini bisa memberikan lebih dibanding mobil-mobil tadi? Atau malah sebaliknya? Biar tidak tanggung, kami membahas yang tipe Royale CRDi, alias yang paling mahal seharga 573 jutaan (diesel) dan 515 jutaan (bensin).
Eksterior
Perlu dicatat, judul dari Hyundai H-1 ini adalah facelift, jadi memang ubahannya tidak akan kelewat banyak. Resep ubahannya juga cukup standar, yakni dengan penambahan chrome di sana, sini, situ dan sono. Di depan saja sudah ada gril chrome, lis chrome bumper depan dan garnish chrome untuk foglamp dekat LED DRL. Grilnya besar juga ya? Oh ya, lampu depan mobil yang panjangnya 5,1 meter ini sudah HID, tapi belum projector.
Secara tampang, kami tidak bisa bilang wajah mobil ini cantik jika dibandingkan Serena atau Biante misalnya. Cenderung biasa, tapi masih lebih normal dan mudah diterima mata dibanding desain Delica atau Nav1 yang sedikit kaku. Tepat di atas headlamp-nya, kita melihat ada lis chrome yang memanjang dari depan hingga ke belakang mobil.
Pelek Hyundai H-1 facelift ini baru desainnya, dan untuk yang Royale seperti ini, ukuran peleknya cukup besar, yakni 18 inci. Desainnya juga bagus dan finishing warnanya lumayan simpel. Bannya memakai ukuran 235/55 R18. Dari samping, kita bisa melihat ada side skirt di bawah dan flush Glass di kaca pintu penumpang baris kedua, dan di tipe Royale, pintu gesernya sudah elektrik.
Patut diapresiasi bagaimana Hyundai memberikan rem cakram berventilasi di keempat roda sebagai standar bagi H-1 untuk semua tipe, sudah ABS pula. Soalnya kami pernah menemukan kendaraan penumpang berbobot berat lainnya di Indonesia yang rem belakangnya masih teromol, dan menurut salah satu engineernya, rem teromol adalah rem paling pas untuk mobil berat itu. Oh begitu ya pak? Terus kok mobil itu di Australia rem belakangnya pakai cakram?
Di bagian belakang, benar-benar khas MPV roti tawar. Bentuknya cenderung kotak, dan lagi-lagi ada cukup banyak chrome di sini, seperti di garnish plat nomor mobil, di bawah kaca belakang dan di muffler tip. Sekali lagi, mobil ini memang tidak good looking, apalagi dari belakang, karena semuanya didesain cukup basic dan simpel.
Nah, di belakangnya ini baru ketahuan fiturnya, karena terlihat ada 4 titik sensor parkir plus kamera parkir. Benar-benar membantu sekali, karena memarkir mobil sepanjang ini pastilah PR banget bagi supirnya.
Interior
Desain dashboard dari H-1 sendiri memang sangat biasa, tidak ada elemen desain yang cukup unik, aneh atau nyentrik dan ingin membuat bibir ini bilang “wah”. Bentuknya cukup standar dan materialnya sendiri tidak semewah Santa Fe misalnya, karena masih berbahan plastik. Berita baiknya, tidak ada plastik tipis atau dashboard yang goyang-goyang ketika ditekan, dan ini artinya pengerjaannya cukup bagus.
Duduk sebagai pengemudi di H-1 ini mungkin bukanlah cara menikmati H-1 yang paling baik. Posisi mengemudinya memang ergonomis, tapi tuas rem tangan yang “nyempil” di antara jok pengemudi dan jok penumpang itu mungkin posisinya terlalu ke bawah, sehingga sedikit kurang nyaman saat ingin ditarik. Saran untuk Hyundai, mungkin bisa mempertimbangkan penggunaan rem parkir di kaki untuk ke depannya.
Pengaturan setirnya pun hanya tilt steering saja, tanpa telescopic. Desain panel instrumen dan MID-nya pun standar, meski setidaknya kita sudah dapat steering switch control untuk audio mobil ini. Di sisi kanan supir, ada tombol untuk lampu kabin, pencahayaan panel instrumen, pengoperasian serta penonaktifan pintu geser elektrik. Di depan sini, sudah ada dual airbags, dan kami suka lapisan kulit berkerut di doortrim-nya, detail ini seperti di Mercedes Benz E-Class W211.
Head unit H-1 sendiri lumayan, sudah punya double DIN dan bisa untuk DVD, CD, MP3, USB dan radio, meski kami tidak tahu apa ia sudah support Bluetooth atau belum. Hyundai H-1 ini memang tidak punya paddle shift, tapi sudah punya mode manual secara tiptronic di tuas transmisinya. Bentuk AC digitalnya sendiri masih oke, namun kami tidak menemukan mode otomatis di sini, dan untuk tipe Royale, semua joknya sudah kulit.
Di kabin depan ini, kepraktisannya bisa kami puji, karena ada banyak laci dan tempat penyimpanan, cup holder serta kantung pintu yang besar. Jok di antar pengemudi dan penumpang depan pun bisa dibuat jadi tempat penyimpanan kalau tak ada yang mau duduk di situ, namun akan lebih baik lagi jika ada penutup penyimpanannya. Meski ada seatbelt 2 titik di jok tengah ini, duduk di tengah sini agak tidak disarankan, karena kalau ada apa-apa, akan cukup riskan.
Nah, pembeli H-1 Royale harusnya menikmati mobilnya di kabin baris kedua. Berkat ukurannya yang super besar, kabin baris kedua ini super lega. Kursi Ottoman adalah standar bagi H-1 Royale, dan jika anda pecinta kenyamanan, cobalah duduk di kursi ini, karena nyamannya luar biasa. Hal ini belum tentu kita dapatkan di MPV Jepang sejenis. Selega-leganya MPV roti tawar Jepang yang kita kenal, mobil ini masih jauh lebih lega.
Bicara legroom dan headroom? Lega mampus, dan enaknya kursi Ottoman ini adalah kita bisa mengatur sandaran punggung dan kakinya secara elektrik hingga benar-benar rileks, nikmat sekali! Jika ada hal yang ingin kami utarakan soal jok ini, adalah soal pergeseran slidingnya yang masih manual, meski kami suka karena jarak slidingnya jauh sekali. Kedua, saat saya mengoperasikan reclining elektrik di mobil yang anda lihat ini, ada suara decitan kecil seperti suara lapisan kulit yang bergesekan satu sama lain. Semoga soal suara decitan itu tidak ada di mobil lain ya.
Fasilitas baris kedua mencakup cup holder dan meja lipat yang posisinya berada di antara kedua kursi Ottoman itu, di samping ventilasi AC yang juga hadir untuk baris ketiga dengan kenop putar untuk mengatur AC ada di atap bagian tengah. Kantong di pintunya sendiri juga lega, dan kami suka monitor atapnya. Kenapa? Cobalah colek-colek monitornya saat terbuka, karena monitor ini rigid, tidak seperti sebuah SUV ladder frame atau MPV miliaran yang roof monitor-nya masih “ngewer-ngewer” saat dicolek.
Seperti Isuzu MU-X, ada pegangan untuk masuk ke kabinnya jika anda butuh, terutama bagi lansia. Sayang, kami tidak menemukan power outlet di bangku baris kedua, mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk ke depannya. Akses ke bangku baris ketiga via gang di antara kursi Ottoman sendiri cukup memadai, karena jarak antar kursi masih oke untuk dilewati orang dewasa.
Di baris ketiga, ada jok yang siap menampung 3 orang, dan kursi penumpang kiri dan kanannya sudah punya headrest yang lebih lebar, jadi lebih nyaman kalau tertidur pulas di sini. Di sini, penumpang baris ketiga mendapatkan storage untuk menyimpan barang, armrest, cup holder dan lain-lain. Agak disayangkan, kenapa tidak mendapat sabuk pengaman 3 titik, hanya 2 titik? Mobil lain saja sabuk pengamannya 3 titik di semua baris. Untungnya, duduk di sini masih sangat lega.
Bagasi Hyundai H-1 memang terbatas jika jok baris ketiga dimundurkan habis, tapi kita bisa menggeser-geser joknya, melipat sandaran yang terpisah 60:40 dan bahkan melipat sandaran paha bangku baris ketiga jika ingin dirapatkan dengan jok baris kedua dan mendapat bagasi yang lega sekali. Di belakang sini, ada power outlet dan akses untuk mengisi cairan wiper, sementara untuk dongkrak, disimpan rapi di bawah kursi pengemudi.
Mesin
Pilihan mesin H-1 adalah bensin 2.500 cc dan turbo diesel 2.400 cc. Yang bensin, tenaganya 175 PS dan torsinya 227 Nm, sementara yang diesel, berkat Common rail dan VGT, tenaganya mencapai 170 PS dan torsinya 392 Nm. Transmisi varian bensin dan diesel sendiri sangat beda, di mana yang bensin masih pakai 4 percepatan, sementara yang diesel sudah 5 percepatan.
Jelas kami merekomendasikan yang diesel jika anda masih ingin performa yang bagus, tapi tetap kami ingatkan untuk tidak mengisinya dengan solar murah kecuali dalam kondisi darurat di mana tidak ada solar bagus, bukan darurat tidak ada dana untuk isi solar bagus. Kami cukup kagum dengan klaim radius belok H-1 yang hanya 5,6 meter. Itu bagus lho untuk mobil yang panjangnya 5,1 meter ini.
Kesimpulan
Membayar 573 juta Rupiah untuk H-1 Royale diesel baru, sepertinya sudah jelas apa yang akan didapatkan konsumennya. Di samping kabin super lega dan kenyamanan yang bagus, kita bisa dapat kualitas pengerjaan yang rapi, performa mesin diesel yang mumpuni, kabin yang fleksibel, ruang kargo yang lega, dan berbagai kelebihan lain yang membuat mobil ini menarik untuk dimiliki ketimbang mobil lain.
Dari lain sisi, kita tak bisa menampik kekurangannya. Misalnya soal desain, dia ini bukan yang paling sedap dipandang, fitur keselamatannya juga cukup standar, karena mungkin bisa ditambah lagi jumlah airbagnya atau dipakaikan stability control, minus beberapa fasilitas fungsional seperti power outlet di baris kedua, sabuk pengaman 3 titik di baris ketiga dan lain-lain. Jadi, apakah mobil ini layak untuk kamu tebus dan bawa pulang ke rumah? Pilihan ada di tanganmu.
Apa opinimu mengenai mobil ini? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Tire Trial Goodyear Assurace Triplemax, Janjikan Kehandalan di Jalan Basah