AutonetMagz.com – Seperti yang kita ketahui bersama, tingginya penjualan mobil di tahun 2021 ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mendukung satu sama lain. Selain suksesnya vaksinasi dan penanganan COVID-19 di Indonesia, salah satu aspek penting lainnya adalah hadirnya relaksasi pajak PPnBM untuk konsumen mobil dengan kondisi tertentu. Malahan, relaksasi ini awalnya hanya berlaku 3 bulan, namun akhirnya diperpanjang hingga akhir tahun 2021 ini. Tentunya, masih banyak konsumen yang berharap relaksasi ini diperpanjang hingga 2022. Namun, apakah Pemerintah mau memperpanjangnya? Sepertinya mungkin, namun dengan syarat tentunya. Apa itu? Yuk kita bahas.
Kandungan Lokal di atas 80%
Beberapa waktu terakhir berkembang kabar bahwa relaksasi PPnBM bisa diberlakukan secara permanen, namun dengan syarat dan ketentuan yang berbeda dengan sebelumnya. Hal ini diusulkan oleh Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita. Dengan dipermanenkannya relaksasi PPnBM, maka diperkirakan industri otomotif yang kini sedang beranjak pulih bisa naik ke level maksimal. Hanya saja, usulan ini datang dengan syarat berupa kandungan lokal mobil yang minimal 80%. Yap, angka yang terbilang tinggi dan setara dengan mobil di segmen LCGC. Dengan kondisi ini, maka jelas tidak seluruh mobil yang ikut serta di relaksasi PPnBM 100% bisa merasakan hal yang sama. Dan kali ini, kami akan sebutkan sejumlah mobil yang memiliki kandungan lokal di atas 80%. Pertama, tentunya produk di segmen LCGC masuk dalam syarat PPnBM Permanen ini.
Mobil seperti Toyota Agya, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya jelas memiliki kandungan lokal di atas 80% sesuai dengan ketentuan dari KBH2. Diluar segmen itu, masih ada beberapa mobil dengan kandungan lokal minimal 80% lainnya. Sebut saja Toyota Innova 2.000cc Bensin yang kandungan lokalnya 83%, lalu triplet Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Xpander Cross, dan Nissan Livina yang kandungan lokalnya 80%. Yang menarik, nama Honda HR-V 1.8 menjadi yang paling tinggi kandungan lokalnya dengan cakupan 84%. Sayangnya, diluar itu tidak ada lagi produk yang sebelumnya sudah terdaftar relaksasi PPnBM yang bisa memenuhi syarat tersebut. Rata – rata, kandungan lokal dari mobil yang terdaftar di program relaksasi PPnBM hanya berkisar di angka 70% saja. Tentunya perlu effort yang cukup besar jikalau pabrikan ingin meningkatkan kandungan lokal produknya ke angka 80%.
Sejumlah Nama Besar Absen
Makin menarik lagi karena syarat ini mengeliminasi sejumlah nama besar yang penjualannya tinggi. Sebut saja nama Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Veloz, Honda BR-V, Suzuki Ertiga, dan Suzuki XL7. Belum lagi produk lain seperti duet LSUV Astra yaitu Toyota Rush dan Daihatsu Terios serta Toyota Innova Diesel yang sebelumnya juga merasakan manisnya subsidi yang ditanggung Pemerintah ini. Sekali lagi, hal ini masih sekedar usulan atau wacana, dan belum tentu akan diterapkan dengan syarat tersebut. Namun kami berharap relaksasi PPnBm bisa dilanjutkan hingga tahun depan, sehingga proses pemulihan segmen otomotif tidak terhambat lagi di awal tahun 2022. Seperti yang kita ketahui, dalam 1 hingga 2 bulan terakhir, industri otomotif bak melesat kembali ke level normal dengan banyaknya event yang terselenggara. Tentunya kami berharap pertumbuhan ini terus berlanjut hingga nantinya segmen ini bisa kembali ke titik normal, atau malah lebih.
Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Daihatsu Maksimalkan Fasilitas Ekspor Pelabuhan Patimban