AutonetMagz.com – Masalah emisi memang menjadi isu di tahun tahun ini, semua pabrikan berlomba-lomba agar mobilnya bisa lolos regulasi emisi Euro 6. Bahkan ada pula yang setelah dicek kembali emisinya menjadi lebih parah dan terjerat hukum seperti yang Volkswagen dan Renault yang sempat tersandung.
Namun karena kerja keras engineering Peugeot, mereka mendeklarasikan 208 BlueHDi menjadi produk dengan emisi paling minim diantara mobil berbakar fosil lainnya. Model ini adalah model terbaru dari line up 208 dengan menggunakan mesin diesel BlueHDi S&S yang menghasilkan tenaga 75 hp. Mau tahu emisinya berapa? Mobil ini menghasilkan hanya 79 gram/km dari emisi CO2 nya.
Bukan isapan jempol belaka jika Peugeot 208 pada akhirnya dinobatkan sebagai mobil berbahan bakar fosil non-hybrid terbersih di dunia saat ini. Mesin diesel pintarnya BlueHDi yang mempunyai kapasitas 1.6-liter ini juga mempunyai figur konsumsi yang menakjubkan dengan mencetak 94,2 mil per gallon atau perkiraan kasar saya sekitar 40 km/liter di Inggris sana. Sial, motor saya saja kalah hemat!
Namun ada juga tawaran dari Peugeot dengan mesin sama namun menghasilkan tenaga 100 hp dan 120 hp dengan kombinasi transmisi otomatis 6-speed. Semua mesin diesel 208 yang baru ini mencetak angka emisi CO2 di bawah 95 gram/km.
Kunci dari semua ini adalah teknologi baru dari Peugeot bernama Selective Catalytic Reduction yang dikombinasikan dengan filter aditif, mobil ‘alien’ dengan kehematan menakjubkan ini sudah dipertontonkan pada Mei 2015. Untuk kasus berbeda, Peugeot 206 1.6-litre BlueHDi S&S diesel dengan model tenaga 100 hp dan transmisi manual 5-speed dapat berjalan 2.152km hanya dengan 43 liter saja. Angka yang diperoleh adalah 141,2 mpg alias 2 liter/100 km atau 50 km/liter. What the hell…
Model ini tersedia dengan 2 opsi Active dan Allure untuk pasar inggris. Namun patut diingat bahwa figur-figur menakjubkan tersebut belum tentu bisa dirasakan di Indonesia meskipun barang ini dibawa mentah-mentah kesini. Faktor X yang masih jadi permasalahan tentu saja BBM yang masih kurang layak, kondisi jalanan dan kemacetan di Jakarta yang belum normal, selain itu mungkin ada pengaruh dari iklim tropis? Namun apapun itu kami sangat yakin bila disini, mobil ini tetap punya figur lebih hemat dari LCGC. Bagaimana pendapat anda? Kasih dong corat-coretnya di bawah ini.
Read Next: Mahindra XUV Aero Jadi Bintang di Delhi Auto Expo 2016