AutonetMagz.com – Mitsubishi Thailand telah resmi mengumumkan versi hybrid alias HEV dari dua mobil 7 seater mereka yaitu Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross. Uniknya, kedua mobil ini ternyata menggunakan teknologi hybrid yang serius. Yap, Mitsubishi menggunakan teknologi parallel hybrid atau active hybrid pada dua produk ini yang diberi nama E:MOTION. Dan langkah ini sekaligus membuat mereka jadi pionir di segmennya. Oleh karenanya, mari kita bedah teknologi hybrid dari Mitsubishi Xpander Series.
Mitsubishi Manfaatkan Mesin Lancer 2011
Oke, kita mulai dari komposisi antara mesin dan motor listriknya. Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross HEV mengandalkan mesin 1.600cc dan motor listrik yang akan bekerja sama. Mesin 1.600cc-nya memiliki tenaga 95 PS dan torsi 134 Nm. Angka yang memang kecil untuk sebuah mesin berkubikasi tersebut, karena mesin ini menggunakan skema Atkinson Cycle untuk meningkatkan efisiensi. Sedangkan motor listriknya menggunakan tipe AC Synchronous dengan tenaga maksimal 116 PS dan torsi 255 Nm. Dari sini, kita bisa pahami bersama jikalau motor listrik yang tenaga dan torsinya lebih besar akan mendominasi skema sistem geraknya.
Kembali ke urusan mesin, ternyata Mitsubishi kembali menggunakan mesin “lawas” yang pernah mereka andalkan di tahun 2010-an. Yap, mesin 1.600cc milik kedua mobil hybrid ini menggunakan basis 4A92 yang merupakan mesin Mitsubishi Lancer dan ASX. Opsi ini sangat wajar, karena mesin akan lebih banyak bekerja sebagai generator dalam skema dalam kota, dan sesekali cruising di kecepatan tinggi. Selain itu, mesin 4A92 juga memiliki kerabat yang sangat dekat dengan mesin 1.500cc 4A91 yang digunakan di Mitsubishi Xpander Series versi ICE. Berikutnya, kita intip juga baterai dari Mitsubishi Xpander Hybrid yang menggunakan tipe Lithium Ion dengan kapasitas 1,1 kWh.
Mitsubishi Pakai Baterai Yang Lebih Besar
FYI, kapasitas ini bahkan lebih besar ketimbang baterai serupa yang digunakan Toyota Yaris Cross dengan mesin 2NR-VEX. Toyota menggunakan baterai dengan kapasitas cuma 0,7 kWh saja di Yaris Cross, dan nampaknya akan sama jikalau diadaptasi ke Toyota Veloz Hybrid nantinya. Berikutnya, tenaga dari mesin dan motor akan disalurkan ke roda depan melalui transmisi e-CVT. Oiya, ada beberapa perubahan teknis yang juga kami temukan di Mitsubishi Xpander HEV, seperti rem belakang yang sudah cakram, ground clearance yang terkoreksi, penggunaan electronic shifter, serta posisi baterai yang di bawah kursi baris depan.
Bisa Mode Paralel & Serial Hybrid
Untuk kinerjanya, kami harus singgung juga bahwa ada 2 mode berkendara EV di kedua mobil hybrid ini. Pertama adalah EV-Priority yang nampaknya semaca EV Mode, dan berikutnya adalah CHARGE yang nampaknya memaksimalkan regenerative braking. Untuk skema kinerja hybrid-nya, Mitsubishi telah memberikan diagram yang cukup jelas. Di kecepatan rendah ataupun penggunaan dalam kota yang ringan, maka sistem di Mitsubishi Xpander HEV ini akan memprioritaskan mode EV. Setelah itu, skema series hybrid akan berjalan dimana mesin akan bertugas sebagai generator listrik saja. Sedangkan motor akan bertugas penuh menggerakkan mobil.
Di kondisi menanjak pun sistem masih akan berpaku pada mode serial hybrid. Namun, saat mobil berakselerasi kencang ataupun berjalan di kecepatan tinggi, maka sistem akan berganti ke parallel hybrid. Dimana mesin akan ikut bertugas untuk menggerakkan bersama dengan motor listrik. Dan saat deselerasi ataupun melewati turunan, maka regenerative braking akan berkerja untuk mengubah tenaga kinetik menjadi listrik. Pada dasarnya, skema yang sama juga digunakan oleh Toyota dan Honda di produk-produk mereka di Indonesia. Bedanya, Mitsubishi memulai di kelas yang berbeda. Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Mazda3 M-Hybrid : Mobil Terlaris Eurokars Mazda di Singapore