AutonetMagz.com – Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi nampak kurang menyenangkan, apalagi pasca perkara Carlos Ghosn meledak. Perlahan namun pasti, aliansi ini mencoba merapatkan barisan dan menyusun rencana baru sehingga mereka bisa survive dan kembali ke kondisi awal. Dan nampaknya strategi mereka cukup berhasil, karena kabar terbaru menyatakan bahwa kondisi aliansi ini telah stabil. Kini, Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi mencanangkan rencana besar, dimana mereka rela berinvestasi sebesar 23 Milyar Euro atau setara 369 Triliun Rupiah untuk masa depan mereka. Seperti apa? Mari kita bahas lebih lanjut.
Siapkan Roadmap Mobil Listrik Dengan Matang
Beberapa waktu lalu, Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi mempresentasikan rencana dan strategi mereka untuk masa depan, khususnya pada tahun 2030. Nah, dalam strategi baru ini, Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi akan makin memaksimalkan penggunaan platform satu sama lain, dari yang sekarang hanya 60% menjadi 80% melalui 90 model di tahun 2026 mendatang. Untuk segmen elektrifikasi, aliansi sebenarnya sudah menginvestasikan dana sebesar 10 Milyar Euro. Namun, untuk memperkuat posisi mereka dan menaikkan level aliansi, maka mereka menambah investasi menjadi total 23 Milyar Euro dalam tempo 5 tahun ke depan. Dan harapannya, hingga tahun 2030 mendatang akan ada 35 model EV baru yang dipasarkan. Lantas, model EV apa saja yang akan diperkenalkan hingga tahun 2030? Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi menjabarkan bahwa 90% diantaranya akan menggunakan 5 platform EV umum yang sudah ada.]
Kelima platform tersebut antara lain adalah platform CMF-AEV yang diklaim merupakan platform mobil termurah di dunia yang saat ini digunakan oleh Dacia Spring EV, lalu ada juga platform KEI-EV yang nantinya akan digunakan oleh kei car Nissan dan Mitsubishi yang bertenaga listrik. Selain itu, masih ada juga platform CMF-EV yang digunakan oleh Nissan Ariya dan Renault Megane E-Tech EV, diikuti oleh platform LCV-EV Family yang telah digunakan oleh Renault Kangoo dan Nissan Townstar. Dan terakhir, ada platform CMF-BEV yang merupakan platform mobil listrik berukuran kompak yang akan debut di tahun 2024 mendatang. Khusus untuk platform ini, Aliansi mengkmailm bahwa arsitektur CMF-BEV mampu mengakomodir range hingga 400 kilometer berkat peforma aerodinamikanya yang diklaim jempolan. Bahkan, Aliansi juga percaya diri dengan mengklaim platform ini akan menekan biaya hingga 33%, dan menekan konsumsi listrik hingga 10% dibandingkan Renault Zoe yang ada saat ini. Platform CMF-BEV sendiri diproyeksikan akan menjadi basis dari 250 ribu kendaraan di bawah ketiga brand ini, termasuk versi produksi Reualt R5 dan suksesor Nissan Micra.
Aliansi Fokus Pada Pengembangan Baterai
Jikalau platform dan pembiayaan sudah beres, maka hal penting lainnya adalah masalah harga. Yap, harga masih menjadi isu yang selalu muncul untuk mobil listrik. Aliansi akan bekerja sama dengan supplier baterai dan berencana menekan biaya baterai hingga 50% di tahun 2026, lalu meningkat menjadi 65% di tahun 2028. Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi berharap memiliki total kapasitas produksi sebesar 220 GHh untuk produksi mobil listrik global pada tahun 2030. Belum selesai sampai di sana, Aliansi ini juga akan mempercepat pengembangan baterai solid state yang diharapkan akan diproduksi massal pada pertengahan 2028. Baterai berjenis solid state sendiri cukup superior dibandingkan baterai lithium ion yang kini digunakan. Baterai ini memiliki kepadatan energi dobel dengan waktu pengisian daya yang hanya sepertiga dari yang ada saat ini. Dan terakhir, Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi juga akan berfokus pada peningkatan sistem ADAS mereka. Mereka berharap akan ada 10 juta kendaraan dari 45 model yang akan dibekali teknologi otonom di tahun 2026 mendatang.
Jadi, seperti apa keseruannya? Kita nantikan saja sepak terjang Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Serunya Yamaha bLU cRU Fun Riding, Semua Bisa Track Day!
