AutonetMagz.com – Kalian tentu tahu bahwa kini kita harus hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19. Dan salah satu perisai terkuat kita untuk melawan pandemi ini adalah mentaati protokol kesehatan. Kalau di Indonesia, dahulu ada prokes 3M, yang kini diperkuat menjadi 5M yang mencakup penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya. Nah, prokes memang dibuat untuk ditaati dan dijalankan. Namun, bagaimana jika prokes tersebut tidak dijalankan? Resikonya jelas, ada peluang paparan COVID-19 di area tersebut. Dan hal inilah yang dirisaukan oleh ikatan pekerja Renault-Nissan di pabrik Tamil Nadu. Mari kita bahas lebih lanjut.
Masalahkan Prokes & Tunjangan Kesehatan
Mengutip informasi via IndianAutosBlog, Serikat pekerja dari pabrik Renault-Nissan di Tamil Nadu telah melayangkan gugatan hukum kepada pihak pabrikan. Dalam tuntutannya, pihak serikat pekerja mengklaim bahwa Renault-Nissan sudah abai terhadap protokol kesehatan di dalam pabrik mereka. Serikat pekerja ini juga sudah membuat petisi supaya proses produksi di pabrik ini dihentikan sementara hingga pelaksanaan social distancing bisa diterapkan dengan baik. Mereka juga menyatakan bahwa tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak Renault-Nissan tak sepada dengan resiko yang mereka hadapi. Lantas, apa tanggapan Renault-Nissan? Tentunya mereka tidak menerima klaim dari serikat pekerja itu. Renault-Nissan menyatakan bahwa mereka harus tetap menjalankan proses produksi di pabrik Tamil Nadu untuk memenuhi permintaan konsumen akan produk mereka.
FYI, pabrik Renault-Nissan di9 Tamil Nadu, Chennai adalah rumah bagi Nissan Magnite – Renault Kiger, Nissan Kicks, Renault Kwid, Renault Triber, dan beberapa model lainnya. Menghentikan produksi di pabrik Tamil Nadu tentu akan menjadi kerugian yang besar bagi Renault-Nissan. Apalagi kita semua tahu bahwa duet SUV kompak mereka, yaitu Renault Kiger dan Nissan Magnite mendapatkan penerimaan yang positif dari publik India. Dalam persidangan, Renault-Nissan juga menyatakan bahwa ada ‘kebutuhan mendesak’ yaitu melanjutkan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Mereka juga mengklaim bahwa seluruh protokol kesehatan dan keselamatan terkait COVID-19 sudah dipatuhi di pabrik mereka. Jadi, siapa yang benar, siapa yang salah? Biarkan pengadilan yang menentukan. FYI, hingga tanggal 31 Mei 2021 mendatang, Pemerintah setempat sejatinya sudah menerapkan lockdown penuh. Namun, Pemerintah tidak melarang jikalau ada pabrik, termasuk pabrik otomotif, yang ingin melanjutkan proses produksi mereka.
Hidup VS Penghidupan
M Moorthy, Sekjen dari Serikat Pekerja Renault-Nissan India menyatakan, “Ini adalah masalah antara hidup dan penghidupan (pekerjaan). Mewakili 3.500 pekerja tetap di pabrik Renault Nissan, kami hanya ingin mengikuti protokol yaitu menjaga jarak sosial dan manajemen ikut bertanggung jawab atas segala resiko bagi pekerja ataupun anggota keluarga mereka.” Renault-Nissan sendiri memiliki lebih dari 3.000 pekerja kontrak, 2.500 anggota staf, dan 700 pekerja magang. Masalahnya, kawasan Tamil Nadu adalah salah satu kawasan yang terkena dampak paling tinggi pasca tsunami COVID-19 yang melanda India. Di daerah ini, setiap harinya ada lebih dari 30 ribu kasus positif baru yang ditemukan. Tentunya kami juga bisa paham apa yang menjadi keresahan para pekerja ini. Namun, sekali lagi, biarkan pengadilan yang memutuskan.
Bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: All New Honda HR-V Terjual 6 Kali Lipat Dari Target