AutonetMagz.com – Wuling Motors Indonesia memiliki dua buah agenda yang cukup penting di hari senin ini, karena itulan pihak SGMW Motor Indonesia selaku APM Wuling di tanah air mengundang tim Media untuk menuju ke sirkuit Sentul, Bogor. Nah, biasanya, jika Wuling mengundang tim Media ke Sentul, maka dipastikan bakal ada sesi test drive dari kendaraan baru. Dan benar saja, di lokasi sudah ada 2 produk yang ditutupi cover, dimana salah satunya adalah Wuling Confero S ACT.
Bagi kalian yang kurang mengikuti pemberitaan mengenai Wuling Confero, maka tentu kalian akan terasa asing dengan varian baru ini. Namun sejatinya sosok Wuling Confero S ACT adalah jawaban pihak Wuling Indonesia akan kebutuhan sebuah LMPV yang menggunakan dua pedal saja, alias tanpa pedal kopling. Nah, di sosok Wuling Confero S ACT ini, nama ACT merupakan akronim dari Automatic Clutch Technology. Menariknya, sistem ACT milik Wuling Confero S ACT ini dikembangkan oleh Schaeffler. Schaeffler sendiri adalah salah satu supplier dan produsen komponen otomotif terkemuka asal Eropa yang juga menyuplai komponen untuk beberapa merk beken seperti Mercedes-Benz, BMW, VW, Audi dan yang lainnya.
Nah, sebelum kita membahas lebih dalam mengenai teknologi ACT ini, kami akan menyinggung mengenai ubahan minor lain selain sisi transmisi. Di eksterior, ubahannya tidak terlihat, sedangkan di interior langsung kentara jika bahan kulit sintetis yang membungkus jok mobil ini kini berwarna hitam dengan jahitan merah. Selain itu, sudah ada height adjuster di bangku pengemudi. Sisanya, bisa dikatakan sama dengan Wuling Confero S tipe lainnya. Oke, kita berganti ke pembahasan teknologi ACT milik Wuling ini. Pertama, dengan aplikasi teknologi ini, maka Wuling Confero S ACT hanya akan memiliki 2 pedal di ruang kaki pengemudi, namun tuas transmisinya masih berupa gear level biasa ala mobil manual.
Selain itu, ternyata di transmisi ACT ini pihak Wuling memberikan 6 percepatan untuk Wuling Confero S, yang mana akan membuat perpindahan gigi lebih rapat. Selain itu, di MID dari mobil ini juga terdapat gear indicator yang diposisikan di sebelah odometer. Lalu, jika konsepnya adalah sebuah mobil manual diberikan modul khusus untuk berpindah gigi, lantas apa bedanya antara ACT dan AMT? Bukankah keduanya sama – sama berasal dari transmisi manual yang diberikan modul khusus dan sensor yang membaca probabilitas pergantian gigi yang akan dilakukan oleh pengendara? Eits, ada kok bedanya.
Jadi, di transmisi AMT sendiri ada modul khusus yang bertugas untuk membaca beberapa parameter seperti kecepatan mobil, putaran mesin, sudut elevasi jalan, dan input dari pedal gas. Nah, dari hasil bacaan inilah ECU girboks bakal menyimpulkan bahwa transmisi sebaiknya berganti atau tidak. Jika berganti, maka modul tersebut bakal memprasaranai proses pergantian gigi, baik dari aktuator yang menggantikan kaki kiri menginjak kopling hingga pergantian gigi itu sendiri. Paham? Tentunya sudah bukan hal yang asing lagi bagi kalian. Lantas bagaimana dengan ACT? Lebih sederhana lagi. Karena modul ACT di Wuling Confero S ini hanya bertugas menggantikan kaki kiri saja untuk menginjak kopling.
Sedangkan untuk pergantian gigi sendiri tetap dilakukan oleh tangan kiri sang pengemudi. Jadi, bsa dikatakan jika ACT adalah versi lebih sederhana dari AMT, dimana teknologi seperti ini sejatinya juga diterapkan di kendaraan lain yang ada di dunia, yaitu motor bebek. Jadi, sudah jelas kan apa perbedaan antara ACT dan AMT, dan nampaknya kesederhanaan yang diusung oleh teknologi ACT inilah yang membuat harga dari Wuling Confero S ACT ini diprediksi tak banyak terkatrol. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian.
Read Next: Wuling Cortez CT, Pakai Mesin Turbo & Transmisi CVT Almaz!