Autonetmagz.com – Di zaman sekarang, berkat modernisasi dari berbagai sisi dan juga meningkatnya tren elektrifikasi, banyak brand-brand besar dari berbagai bidang berkolaborasi untuk menciptakan produk-produk untuk kehidupan yang lebih baik. Di Jepang, ada aliansi yang dibentuk Toyota yang awalnya terdiri dari Hino (divisi bus dan truk milik Toyota) beserta Isuzu, dan sekarang mengajak Suzuki dan Daihatsu untuk membangun mobil full EV yang tidak hanya sekedar ikut-ikutan elektrifikasi. Apa aja yang didapatkan oleh aliansi yang dibentuk ini? Mari kita simak.
Berprinsip Teknologi CASE
Aliansi yang awalnya hanya diiisi oleh Toyota, Hino, dan Daihatsu ini yang tujuan awalnya adalah untuk mengembangkan teknologi-teknologi terbaru untuk mobil truk juga membuka peluang menjadi wadah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam penelitian pada kendaraan yang berprinsip Connected, Autonomous, Shared, Electric Vehicles, yang secara kolektif disebut sebagai teknologi CASE. Selain itu, aliansi ini juga untuk mewujudkan bumi yang lebih ramah lingkungan lagi (carbon-neutral world). Melalui aliansi yang bernama “Commercial Japan Partnership Technologies” ini, lima produsen mobil yang tergabung akan berbagi data dan pengetahuan teknologi untuk mempromosikan sistem logistik yang lebih efisien dan berbiaya rendah, terutama untuk kendaraan komersial seperti truk dan Kei Car.
Alasan lain dari terbentuknya aliansi ini adalah karena banyaknya perusahaan kecil dan perusahaan menengah yang memanfaatkan Kei Car, begitu juga dengan pemilik pribadi, itulah kenapa munculnya ide para brand-brand mobil untuk menawarkan teknologi terbaru dengan harga yang lebih terjangkau. Worth to mention juga kalau 40% populasi mobil-mobil di Jepang merupakan Kei Car. Perihal saham aliansi, Toyota memiliki 60% saham aliansi, sedangkan Isuzu, Hino, Suzuki, dan Daihatsu masing-masing mendapatkan 10% saham aliansi.
Momentum Untuk Lebih Dekat Kepada Masyarakat
Saat ini, beberapa nama besar dalam otomotif Jepang mendapat perlawanan yang cukup sengit dari raksasa teknologi dan brand lainnya yang membangun mobil listrik dan autonomous. Dan dengan terbentuknya “Commercial Japan Partnership Technology”, Soichiro Okudaira selaku Presiden Daihatsu menganggap ini sebagai wadah untuk mewujudkan kendaraan komersial kecil yang terkoneksi supaya bisa membagikan data (data-sharing), sekaligus sebagai untuk memaksimalkan efisiensi logistik dan kepuasan pelanggan yang semakin membaik. Selain itu, Okudaira juga percaya bahwa kerja sama ini akan menciptakan sinergi yang hebat antar lima brand ini serta menjadi momentum untuk mengembangkan fondasi bisnis komersial yang terintegrasi dengan teknologi-teknologi canggih. Akio Toyoda juga mengatakan dengan bergabungnya Suzuki dan Daihatsu dalam aliansi ini, mereka akan dapat memperluas kerja sama yang tidak hanya berfokus pada kendaraan komersial, namun juga kendaraan-kendaraan kecil.
Dan Toyoda juga menambahkan bahwa aliansi ini dapat melangkah lebih dekat kepada masyarakat dengan mobilitas yang lebih baik. Hiroki Nakajima, selaku Presiden joint venture antar lima brand mobil ini mengatakan kalau wadah berbagi pengetahuan oleh Toyota, Hino, Daihatsu, Suzuki, dan Isuzu dalam hal peningkatan efisiensi logistik ini dapat berkontribusi pada netralitas karbon tidak hanya melalui elektrifikasi kendaraan tetapi juga dengan mengurangi jarak yang ditempuh oleh mobil komersial. Semoga aliansi antara Toyota, Hino, Daihatsu, Isuzu, dan Suzuki ini membuka peluang untuk menggarap pasar yang belum tersentuh dan masing-masing pihak yang terlibat dalam aliansi ini mendapat pembagian teknologi yang lebih merata dan berkualitas.
Apa komentar kalian, kawan?
Read Next: Perbandingan Penjualan Mobil di Tujuh Negara ASEAN pada Mei 2021