AutonetMagz.com – Setiap pabrikan otomotif di dunia saat ini sedang dihadapkan pada kondisi Bumi yang makin lama makin memburuk karena dampak emisi. Munculnya perubahan iklim, efek gas rumah kaca, dan sebagainya membuat pabrikan mobil harus memutar otak untuk ambil bagian menghijaukan lagi Bumi. Dan Toyota selalu menggaungkan konsep yang diberi nama Multi Pathway. Apa sih arti konsep Multi Pathway tersebut? Yuk kita bahas lebih lanjut.
Toyota Ingin Tawarkan Banyak Solusi
Dalam seminar nasional yang digelar di ITB Bandung, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengundang salah satu pembicara dari Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM). Beliau adalah Dr. Indra Chandra Setiawan yang merupakan Project General Manager TDEM. Dalam paparan materinya, Dr. Indra menjabarkan konsep multi pathway yang selama ini digaungkan oleh Toyota. Jadi, dalam konsep ini Toyota tidak hanya berfokus pada mobil listrik atau mobil hybrid semata. Malahan, lebih dari itu, Toyota ingin menawarkan semua model elektrifikasi pada konsumen mereka. Mulai dari Hybrid, PHEV, BEV, hingga FCEV.
Dalam penjelasannya, Dr. Indra juga menjabarkan bahwa setiap model elektrifikasi memiliki konsumen yang berbeda. Contohnya, model hybrid alias HEV merupakan model yang bersifat mass electrification. Konsumen hybrid tidak perlu mengubah kebiasaan mereka dalam berkendara, tak perlu menambah fasilitas pendukung dan bisa dijual dalam jumlah besar. Kasarnya, Hybrid adalah volume maker di segmen elektrifikasi dan hal ini akan memperbanyak peluang dekarbonisasi. Beda cerita dengan PHEV yang kebanyakan berada di segmen menengah maupun segmen atas. Kendaraan PHEV umumnya adalah kendaraan kedua, dan diperuntukkan konsumen yang lebih mapan. Kok bisa? Mudah, karena PHEV butuh tambahan infrastruktur dan punya harga baterai yang lebih tinggi.
MultiPathway Akomodir Banyak Kebutuhan
Berikutnya adalah mobil listrik murni alias BEV yang merupakan kendaraan yang terbatas secara jarak tempuh. Mobil semacam ini cocok untuk digunakan di kawasan yang terbatas ataupun closed area dengan infrastruktur yang memadai. Mobil listrik sejatinya juga cocok untuk transportasi umum, seperti halnya mobil fuel cell alias FCEV. Kendaraan dengan teknologi semacam ini bisa melayani rute yang sudah terjadwal, sehingga proses pengisian daya dan range bisa terkontrol dengan baik. Dengan karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda, tentunya sejumlah model elektrifikasi ini akan dipilih oleh konsumen yang juga berbeda. Oleh karenanya, Toyota mempercayai bahwa konsep multipathway akan mengakomodir seluruh kebutuhan itu.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Intip Spesifikasi MG 4 EV, Siap Ramaikan Pasar Mobil Listrik Indonesia?