AutonetMagz.com – Kali ini kami akan membahas bukan mengenai mobil baru yang sudah selayaknya (dan memang seharusnya) baik, kami akan membahas mobil yang memiliki sejarah panjang di Indonesia, hampir setiap orang pasti mengenalnya. Disini kami akan membahas singkat tentang impresi/owning experience baik dari testimoni masyarakat serta image yang tertera dari mobil tersebut. Mobil tersebut adalah Toyota Kijang, Isuzu Panther dan Mitsubishi Kuda.Yap, tiga rival yang telah lama ada, Isuzu Panther, Mitsubishi Kuda dan Toyota Kijang. Ketiga mobil ini merupakan mobil yang fenomenal sebagai mobil niaga, mobil pertama, mobil keluarga maupun mobil sejuta umat di Indonesia. Pada awalnya Toyota Kijang memiliki sejarah yang cukup panjang terkait kerjasama antara Indonesia dan Jepang yang terealisasi sejak 1977. Pada saat itu bisa dibilang mobil ini merupakan sebuah mobil uji coba dengan komponen yang serupa dengan Toyota Corolla namun dengan basis pick-up.
Seiring dengan berjalannya waktu, memasuki dekade 1990-an, mobil yang sudah bertransformasi bentuk dari sebelumnya hanya pick-up ini bertambah varian menjadi mobil keluarga dan dari segi dimensi, mobil ini dapat menampung kapasitas keluarga yang banyak, lega, tahan banting serta irit. Toyota Kijang sendiri bisa dibilang baru memiliki rival yang sepadan pada awal tahun 1990-an yakni Isuzu Panther (untuk pelopor pick-up diesel terdahulu dapat dibilang Isuzu/Chevrolet Luv).
Isuzu Panther hadir dengan konsep yang sama dengan Toyota Kijang namun dengan pilihan mesin diesel. Perseturuan kedua model ini cukup sengit namun Isuzu harus mengakui baiknya Toyota dalam hal penjualan serta durabilitas Isuzu Panther yang belum teruji betul. Pada saat itu bodi kedua mobil itu masih mengandalkan las dan dempul tanpa bantuan cetakan mesin sehingga terdapat banyak varian menyesuaikan dengan karoseri dan kualitas dan daya tahan bodi yang kurang baik.
Memasuki tahun 1992 Toyota memulai teknologi fully pressed body yang membuat mobil ini menjadi semakin apik dan kokoh dimana pada Isuzu hal tersebut baru diterapkan pada tahun 1996. Dari segi desain dapat dibilang kedua mobil ini sama, sama jeleknya jika dilihat sekarang, dengan lampu kotak dan bodi yang boxy. Namun apabila ditarik satu garis streamline, dapat dilihat bahwa Toyota Kijang nampak terlalu kaku dengan pilar A kaca depan yang begitu tegak. Dengan pilihan mesin saat itu, Kijang memiliki varian dengan beragam kapasitas dan Panther dengan satu pilihan mesin yang pada saat itu makin terkenal akan durabilitasnya.
Pada tahun 1997 Toyota melakukan sebuah gebrakan dengan meluncurkan All New Toyota Kijang yang memiliki bodi yang berubah total sehingga disebut Kijang Kapsul. Desain dari Kijang ini sungguh berbeda dan nampak selayaknya mobil modern dan menurut saya desain dari Kijang kapsul merupakan desain yang sederhana namun timeless. Bagaimana dengan rival?
Secara umum tidak ada perubahan berarti dari Panther, dengan minor facelift pada bagian fascia serta penggunaan teknologi total press body dan penggantian mesin dengan kapasitas 2500 cc yang notabene merupakan mesin legendaris 4JA1, terkenal akan tenaganya yang spontan serta irit. Menurut saya generasi ini merupakan generasi tersukses dengan tagline-nya “wuzz.. wuz.. kencang larinya”. Pada masa kejayaan ini persaingan keduanya cukup ketat karena harga solar yang begitu murah dibandingkan premium sehingga menobatkan Panther sebagai mobil irit dengan hanya Rp 40.000 saja menuju Pulau Dewata.
Dari segi handling dan ambience saat berada di kedua mobil tersebut. Toyota Kijang lawas dirasa hanya menjadi mobil biasa dengan suspensi yang keras, pengendalian yang limbung dan interior yang terkesan murah. Untuk Panther, meski sama – sama biasa dari segi interior, Panther memiliki suspensi empuk namun memiliki handling dalam menikung yang baik serta stabil apabila dibandingkan dengan rivalnya. Keunggulan ini terutama dirasakan pada tipe standar dengan velg kaleng standar, bukan upgrade seperti varian hi-sporty.
Namun dari segi durabilitas kaki – kaki, Kijang masih lebih unggul sedangkan Panther memiliki kelemahan konstruksi sehingga membutuhkan penggantian dari ball joint yang lebih sering terutama bagi pengemudi yang sering melibas jalan rusak dengan kecepatan tinggi. Salah – salah ball joint dapat lepas dari sendinya dan berakibat oblag di jalan, sering sekali terlihat dijalan pada Panther tipe lawas. Hal lain yang dapat di notice adalah elektrikal dan mekanikal dari Panther yang terasa kurang baik apabila sudah berumur sedangkan Kijang relatif lebih awet.
Pada tahun 1999, sepertinya Mitsubishi mulai gerah dan ingin bermain di segmen gemuk ini. Mitsubishi pun meluncurkan Mitsubishi Kuda. Seakan ingin meramaikan nama binatang untuk menemani Panther yang sedang mengejar Kijang. Generasi pertama Mitsubishi Kuda cukup menarik dari segi desain muka karena memakai lampu layaknya Pajero dengan aura gelap dan pada Kuda tersedia varian bensin yang mencomot dari T120SS maupun diesel comotan L300 yang sudah teruji bandel. Pada saat ini, desain Kuda masih sama seperti Panther yang memiliki bukaan pintu bagasi 3/4.
Memasuki tahun 2000, Panther barulah memulai gebrakan dari segi desain dengan mengubah bodi secara total. Meskipun telat 3 tahun dari Kijang dan 1 tahun dari Kuda, dapat dilihat sebenarnya desain dari struktur bodi Panther nampak lebih modern dengan absennya talang air konvensional, spion yang sudah terintegrasi dengan motor, pintu yang diperkuat dengan struktur palang melintang, kaki – kaki dengan struktur yang lebih kokoh, serta pilar B yang ngumpet dibalik pintu. Pada generasi ini performa mesin terasa tereduksi karena bobot mobil ini bertambah.
Hal lain adalah dimensi kelegaan kabin yang berubah. Kabin depan dan tengah terasa “kurang” lega dibandingkan varian sebelumnya. Selain itu dari segi handling mobil ini terasa lebih stabil dengan kaki – kaki yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Pada era ini pilihan mesin diesel Toyota kurang diminati karena kurang tenaga namun penggunaan timing belt membuat mobil ini lebih hening dibandingkan dengan diesel Isuzu, sementara mesin diesel Kuda cukup menjadi favorit karena tenaga yang oke dengan suara yang halus.
Tidak lama berselang, pada tahun 2002 Kuda melakukan facelift dengan tampang baru dan bagian belakang yang membuka ke atas. Selain itu terdapat pilihan mesin bensin 2.000 cc yang kali ini mencomot kepunyaan Lancer 4G63 dengan tenaga yang cukup besar. Namun kekurangan dari Kuda yang terasa adalah kabin yang lebih sempit dibandingkan rival dan harga jual yang cukup rendah.
Tiba saatnya pada tahun 2004-2005 dimana Toyota Kijang meluncurkan Innova, Mitsubishi meluncurkan generasi ke-3 dan Isuzu Panther hanya melakukan facelift di bagian fascia. Mulai tahun ini terasa gap yang cukup besar diantara ketiga rival ini. Innova memiliki fitur yang melimpah, kenyamanan kabin yang baik dan handling yang membaik, meskipun banyak yang mengatakan konsumsi BBM cukup boros. Sejak 2005 pun Kijang berulang kali mendapat facelift dan pilihan varian yang sangat banyak, hal ini menyebabkan Innova menjadi varian yang laris. Teruntuk varian diesel, Innova memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik pada varian Diesel Automatic.
Sedangkan Mitsubishi Kuda memiliki tampang yang aneh, sistem peletakkan ban belakang yang agak unik pada tipe Grandia dan untuk Isuzu Panther terus menerus stagnan dari segi fitur, sebagai contoh hingga saat ini, bangku belakang tidak dilengkapi dengan seat belt, pilihan mesin yang berubah menjadi turbo yang menurut kami malah membuat semakin lemot, selain itu dari segi harga juga tidaklah murah dibandingkan dengan kelengkapan yang di dapat, dengan mesin turbo pun penggunaan solar murah semakin membuat durabilitas tidak baik, kami merindukan pilihan mesin non-turbo yang lebih ‘badak’ dalam meminum solar murah serta tenaganya yang lebih we o we.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perseturuan ketiga rival ini telah dimulai sejak lama dan menurut kami sebenarnya Kijang tidaklah superior dalam hal teknologi, karena yang Toyota buat adalah sebuah mobil secara umum yang dapat mengakomodir keluarga dengan harga yang murah ditambah image Toyota yang sangat superior di Indonesia. Untuk Mitsubishi, sebenarnya campur tangan pihak Mitsubishi China dan Filipina sudah cukup baik meskipun pengembangan lebih lanjut tampak sangat lesu. Anehnya Mitsubishi Kuda gen-3 masih dijual di Filipina lho..
Sedangkan untuk Isuzu kami menilai campur tangan pihak Amerika (Chevrolet) yang memiliki tim RnD (Research and Development) lebih baik, membuat Panther memiliki handling yang baik padahal empuk (campur tangan APTM lokal membuat varian Touring dengan spacer body membuat mobil ini sangat limbung). Yang harus dipertanyakan adalah bagaimana pengembangan Panther kedepannya mengingat pemegang kunci adalah ihak principal Thailand, meskipun rumor mengatakan pengembangan Panther sudah sepenuhnya milik Indonesia, kami tidak mendengar sedikit pun adanya tanda – tanda kebangkitan.
Sampai sekarang, tahun 2017, Innova telah berganti model lagi, Mitsubishi Kuda sudah tidak ada dan Panther nampak seperti produk yang akan mati. Apabila boleh mengutip kata – kata Mercedes-Benz “Thank you for 15 years of competition, the previous 10 years were actually a bit boring“. Saya harap ketiga rival ini senantiasa berkompetisi sehingga Innova tidak menjadi pemain tunggal yang itu – itu saja.
Satu hal yang mungkin Mitsubishi pikir, mereka enggan membuat rival dari Innova karena sudah cukup sukses dengan Pajero Sport dan Xpander, lalu kemana Isuzu? Kami menanti sekali gebrakan dari Isuzu layaknya Mitsubishi dengan Xpander-nya, seru kan kalau bisa menjadi lawan sepadan layaknya feature image artikel ini yang tidak nyambung dengan isinya? Bagaimana menurut kalian? Adakah hal yang terlewat dari 3 rival ini? Bagaimana harapan kalian kedepannya akan ketiga mobil ini? Sampaikan di kolom komentar ya!
Read Next: Skandal Kobe Steel : Masalah Baru Untuk Pabrikan Jepang