AutonetMagz.com – Jika ada merek mobil dengan produk-produk yang tergolong membosankan dan tidak punya keunikan atau karakter yang kuat, kami rasa itu akan jadi gelarnya Toyota saat beberapa tahun yang lalu. Lihat mobil-mobil mereka. Avanza, Innova, Etios, bahkan Calya, tidak ada yang benar-benar menarik. Jika anda pikir ini hanya pendapat pribadi kami, ternyata tidak juga. Presiden studio desain Calty Design Research di California juga bilang demikian, dan ia bisa jelaskan kenapa.
Namanya adalah Kevin Hunter, dan ia adalah Presiden Calty Design Research. Studio desain asal California ini penting buat Toyota, karena merekalah yang memelopori reformasi dalam desain Toyota. Kenapa? Begini deh, tahu mobil-mobil Toyota baru seperti Toyota C-HR, Toyota FT-1 Concept dan Lexus LC yang futuristik itu? Nah, itu adalah hasil kerjaan orang-orang di studio ini. Kepada GoAuto, Kevin mengakui kalau desain Toyota dulu itu membosankan dan hambar.
Untungnya, Kevin punya penjelasan soal alasan kenapa Toyota dulu begitu. Dulu, kalau Toyota mau bikin mobil baru, yang menjadi pertimbangan pokok adalah soal teknis duluan. Urusan desain bodi dan lain-lain, semuanya harus mengikuti aspek-aspek teknis yang telah ditetapkan lebih dulu. Kedengarannya gampang, tapi jangan salah, tidak gampang menemukan titik temu yang seimbang dan ideal antara desain dan engineering.
Mau bukti lagi? Oke, ada contohnya kok. Ini adalah gambar Scion tC punya Chris Rado. Mobil ini punya 1.200 hp, tapi adanya spoiler tinggi di depan mudah sekali untuk membuat kita heran atau bahkan tertawa.”Apaan tuh, gila kali ya spoiler dipasang di depan mobil,” mungkin begitu dugaanmu. Monggo deh berpikir demikian, tapi sekali digeber, rupanya spoiler setinggi ruko 2 lantai itu punya fungsi yang jelas : Membuat Scion tC itu bisa lari sekencang dan sestabil mungkin.
Hasilnya amat jelas. Di sirkuit Willow Springs, ia konon mencetak waktu 1:22,623 detik, di mana itu adalah waktu tercepat buat mobil FWD di sana. Chris Rado tidak peduli dengan cibiran orang, dan ia tahu apa yang ia kejar : Kecepatan. Adanya spoiler di depan, berarti ia rela mengorbankan estetika demi performa. Jika spoiler depan itu hilang, mungkin Scion tC Chris Rado bakal lebih normal, tapi larinya bakal lebih lambat.
Tambah Hunter, ada 2 alasan kuat kenapa mobil Toyota dulu itu biasa-biasa saja. Kunci pertama adalah Toyota ingin memuaskan semua orang. Seperti kita tahu, tidak ada satu orang pun yang pernah sanggup memuaskan semua orang di dunia, karena isi kepala, pengalaman dan seleranya beda-beda. Tapi Toyota ingin bisa mencapai itu, dan karena itulah produk-produk mereka sebelumnya dibuat dengan paham “main aman” di tengah-tengah tiap aspek.
Maksudnya begini : Mobil Toyota dulu tidak pernah jadi yang paling nyaman, tapi bukan yang paling kaku juga. Interior jarang sempit, tapi juga jarang jadi yang terlega. Mesin Toyota tidak pernah yang paling kencang, tapi bukan yang paling irit juga. Mereka selalu main aman dengan mencari titik tengah. Dengan ini, mereka bisa masuk ke konsumen yang tidak terlalu peduli atau paham soal mobil yang selalu bilang,”Beli mobil nggak usah yang aneh-aneh lah.”
Alasan kedua menurut Kevin adalah, karena Toyota punya organisasi besar yang didorong oleh konsensus. Dengan banyak pemikiran dan pendapat yang datang dari tiap individu, mereka harus berkompromi, yang sekali lagi membuat mereka selalu main aman dan mengincar titik tengah. Dengan ini, Toyota bisa jadi besar, karena mereka bisa menjual mobil yang tidak aneh-aneh ke orang yang menganggap mobil hanyalah sesosok moda transportasi biasa buat bergerak dari A ke B.
Akan tetapi, buat orang yang punya kepedulian lebih ke mobil seperti kami, mobil yang tidak aneh-aneh itu membosankan. Untungnya, Akio Toyoda tahu kalau citra Toyota adalah “membosankan”, dan langsung memberi perintah supaya desainer mobil kini mendapat porsi dominan dalam proses perancangan suatu mobil. Mandat Akio Toyoda adalah : Tidak boleh ada lagi mobil yang biasa dan membosankan. Nah, hasil pertama dari mandat itu adalah Lexus LFA.
Secara bisnis, mobil ini malah merugikan Toyota. Toyota tidak mendapat sepeser pun keuntungan setiap ada orang yang beli Lexus LFA baru. Toyota keluar duit banyak dari perancangan mesin 1LR-GUE 4.800 cc V10 552 hp yang dikembangkan bersama Yamaha, bodi carbon fiber, suara mesin mirip F1 yang disetel divisi musik Yamaha dan lain-lain. Terlebih, tolong diingat kalau Lexus tidak pernah buat supercar sebelumnya, jadi mereka tidak punya petunjuk apa-apa. Capek banget kan bikin mobil hampir 9-10 tahun dan tidak dapat untung?
Tapi yaa… Dari awal Toyota bikin Lexus LFA memang bukan buat cari untung, namun buat menaikkan brand image Lexus. Dengan LFA, Toyoda ingin orang melihat Lexus (atau Toyota Group) bukan sebagai mobil mewah om-om senang, tapi merek dengan potensi besar yang bisa bikin mobil super kelas dunia yang bisa menggetarkan batin. Akio Toyoda juga berharap ia bisa menemukan Lexus di pameran mobil klasik dan bakal ditawar dengan harga tinggi.
Kembali ke Toyota sendiri. Salah satu komponen yang mendukung desainer Toyota untuk berimajinasi lebih liar adalah sasis TNGA (Baca juga : Sasis TNGA Toyota : Bukan Pionir, Namun Banyak Perbaikan). TNGA punya titik berat lebih rendah, rangka lebih rigid dan segala aspek lain yang memungkinkan proporsi desain bisa dibuat apik. Dengan proporsi yang pas, desain mobil yang menarik sudah ada di depan mata.
“TNGA juga membebaskan desain kendaraan, memungkinkan garis atap dan kap mesin menjadi lebih rendah dan menghasilkan model-model yang punya keunikan masing-masing secara visual dengan proporsi yang lebih menarik,” tambahnya. Saat ini, mobil yang pakai TNGA adalah Toyota C-HR, Camry, Prius Hybrid, RAV4 dan Lexus UX. Ya sih, semua mobil itu bentuknya lebih menarik daripada yang dulu. Well, good luck Toyota, semangat terus mengeksplorasi desain mobilmu.
Read Next: Elon Musk Mau Bikin Merek Permen?