Thailand Siapakan Insentif Untuk Konsumen Mobil Baru, Hampir 50 Juta!

by  in  Berita & International
Thailand Siapakan Insentif Untuk Konsumen Mobil Baru, Hampir 50 Juta!
0  komentar

AutonetMagz.com – Pandemi COVID-19 memang telah membuat dampak yang besar terhadap industri otomotif, dan makin parah bagi suatu negara seperti Indonesia dan Thailand yang punya sektor industri otomotif yang kuat. Nah, kondisi ini tentu membuat banyak pihak ingin ‘menyelamatkan’ industri otomotif dari keterpuruka, termasuk Pemerintah. Dan kali ini, Pemerintah Thailand turun tangan dengan memberikan stimulus untuk mereka yang ingin membeli kendaraan baru.

Dikutip dari Bangkok Post, Kementerian Perindustrian Thailand menggandeng Kementerian Keuangan Thailand untuk memberikan stimulus bagi pasar otomotif berupa insentif, atau bahasa mereka adalah trade-in coupon. Yang menarik, nilai dari insentif ini lumayan besar, yaitu 100 ribu Baht atau setara dengan 47 jutaan Rupiah. Nah, untuk mereka yang membeli kendaraan untuk perorangan, angka 47 juta tersebut bisa digunakan untuk mengurangi pajak kendaraan baru. Walaupun stimulus ini dilakukan untuk menggairahkan kembali pasar otomotif, ternyata ada juga tujuan lain dari kebijakan ini.

Salah satunya adalah mengurangi angka polusi yang dihasilkan oleh mobil dengan tahun tua. Mengacu dari data Departemen Transportasi Darat Thailand, ada sekitar 3 juta unit mobil konvensional yang usianya sudah lebih dari 15 tahun di Thailand. Dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Thailand. Menteri Perindustrian Thailand, Suriya Jung-rungreangkit menyatakan bahwa pihaknya akan berdiskusi dengan Menteri Keuangan dan membawa ide ini ke kabinet dalam tempo 2 hingga 3 bulan ke depan. Lantas, apakah si kupon alias insentif ini hanya berlaku untuk mobil ramah lingkungan saja? Seperti mobil Hybrid, PHEV, EV, dan Eco Car?

Ternyata tidak. Jadi, kupon insenstif ini akan berguna untuk seluruh model mobil, baik ICE maupun yang sudah diberi sentuhan elektrifikasi. Proyek ini juga bukan proyek sekali jalan yang hanya bertempo pendek, melainkan proyek jangka panjang. Setidaknya, proyek ini akan berlangsung selama 5 tahun, waktu yang lumayan lama untuk recovery pasar otomotif. “Ini adalah proyek percepatan untuk membantu pabrikan mobil dan bisnis terkait yang terdampak pandemi COVID-19″, ujar Mr Suriya. Mr Suriya juga berharap kebijakan ini akan membuat mobil listrik dan mobil hybrid lebih populer. Apalagi, Thailand menargetkan produksi EV sebanuak 750 ribu unit di 2030.

Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?

Read Prev:
Read Next: