Temani Australia, Indonesia Dianggap Kurang Tekan Polusi Kendaraan

by  in  Berita & Nasional
Temani Australia, Indonesia Dianggap Kurang Tekan Polusi Kendaraan
0  komentar

AutonetMagz.com – Bagi kalian yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, maka seberapa sering kalian memperhatikan air quality index di sekitar kalian? Harus diakui bahwa sampai saat ini, polusi masih menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan dengan maksimal. Dan salah satu penyumbang angka polusi adalah dari kendaraan bermotor. Yap, kendaraan yang setiap hari juga kita pakai. Dan Indonesia ternyata masuk dalam jajaran negara yang dianggap kurang berusaha menekan polusi. Kok bisa? Yuk kita bahas.

Indonesia Dianggap Kurang Tekan Polusi

Jadi, ada sebuah perusahaan finansial asal Inggris yang bernama Carbon Tracker. Dan mereka baru saja merilis laporan studi mereka terkait negara-negara yang dianggap kurang berinisiatif atau bahkan tidak berinisiatif sama sekali untuk menekan angka polusi. Kabar jeleknya, Indonesia masuk dalam salah satu negara yang disebut. Sebenarnya, Indonesia bukan satu-satunya, bahkan masih ada cukup banyak negara lain yang juga disinggung. Mulai dari Australia, India, Malaysia, Russia, Afrika Selatan, dan juga Turki. Secara regional, lembaga ini menyebut Australia, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan adalah kawasan yang secara polusi buruk.

Nah, berhubung Carbon Tracker memiliki background finansial, maka mereka juga menjabarkan sejumlah kerugian jikalau negara-negara ini tidak mengurangi kendaraan berbahan bakar fosil. Tentunya, yang paling kentara adalah angka polusi yang tinggi dan berdampak pada perubahan iklim di negara-negara tersebut. Sebenarnya, kita pun tengah merasakan iklim panas yang cukup ekstrim di tahun 2023 ini. Dan bisa saja, ini merupakan dampak dari polusi tersebut. Selain itu, Carbon Tracker juga mengingatkan masalah finansial, dimana cukup banyak negara dalam list tersebut yang menghabiskan banyak biaya untuk impor BBM. Sebagai contoh, Afrika menghabiskan sekitar 80 Milyar USD setiap tahunnya untuk impor BBM.

Mobil Listrik Jadi Solusinya?

Lalu, apa solusinya? Carbon Tracker menyarankan pada Pemerintah negara-negara tersebut, termasuk Indonesia, untuk menekan angka emisi kendaraan. Sembari juga melarang atau membatasi impor kendaraan bekas yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga menyarankan untuk memberikan keringanan pada mobil listrik sembari menarik investor untuk merakit lokal mobil listrik. Hmmm, Indonesia sebenarnya sudah berada di arah yang benar. Insentif mobil listrik sudah ada dan CKD pun telah berjalan. Tentunya, masih ada proses yang harus kita lewati untuk mencapai tujuan tersebut. Dan kita semua nampaknya akan berperan dalam proses ini.

Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?

Read Prev:
Read Next: