Gianyar, AutonetMagz.com – Jika ada satu kata yang bisa menggambarkan acara dari Nissan Motor Indonesia yaitu Tantangan 7 Liter Livina, maka kata tersebut adalah “Seru”. Ya, benar sekali bahwa keseruan dihadirkan di tantangan kali ini karena medan yang akan dilalui oleh awak Media kali ini akan berbeda jika dibandingkan dengan jilid pertama dari Bandung-Jakarta dan jilid kedua dari Madiun-Jogjakarta. Apa perbedaannya? Yuk baca lebih lanjut.
Tantangan 7 Liter Livina kali ini mengambil venue di Bali dengan trek yang memiliki panjang sejauh kurang lebih 140 km. Dan selain ingin menguji ketangguhan Nissan Grand Livina dalam hal efisiensi, acara ini juga memiliki sebuah tujuan yaitu memperkenalkan beberapa spot yang menarik di Bali, namun tak banyak diketahui orang, ataupun tak banyak di ekspose oleh media. Beberapa spot tersebut adalah Tukad Yeh Unda, Pantai Candidasa, dan juga pantai Balangan. Awak media dibadi dalam 10 kelompok, dengan masing – masing kelompok berjumlah dua orang.
Dan berbeda dengan Tantangan 7 Liter Livina sebelumnya yang memiliki dua kategori yaitu AC dan Non-AC, maka tantangan kali ini semakin membuat para awak media berdebar, karena kali ini Tantangan 7 Liter Livina akan menggunakan kategori AC saja yang mana akan membebani kerja mesin. Berangkat dari dealer Nissan-Datsun Gianyar, total ada 11 mobil Nissan Grand Livina yang turut serta di Tantangan 7 Liter Livina Bali ini. Tak lupa juga brand Ambassador dari Nissan yaitu Joe Taslim juga turut ambil bagian di tantangan ini dengan menempati mobil nomor satu. Penulis sendiri menempati mobil nomor lima bersama dengan kawan dari Suara.com yaitu Bro Liberty.
Tantangan dimulai, mobil beranjak dari dealer Nissan Gianyar menuju ke monumen Puputan. Perjalan masih lancar dan minim tanjakan, hanya cukup banyak persimpangan dan lampu lalu lintas di rute ini. Sampai di monumen puputan, awak media beriringan melewati Tukad Yeh Unda dimana dilakukan photoshoot di area jembatan yang indah ini. Lanjut, awak media menuju Candidasa, dan disinilah tantangan mulai semakin seru. Rute menuju Candidasa mulai dipenuhi dengan tanjakan dan turunan serta truk – truk yang memperlambat gerak media. Sampai di Candidasa, tiap mobil dicek rata – rata konsumsi bbm sementara, dan hasilnya hanya satu awak media yang aman. Dan kami pun semakin dag dig dug dan menjalankan mobil seefisien mungkin.
Dari Candidasa yang pantainya indah, kami melanjutkan perjalanan kembali ke arah Denpasar melalui bypass Ida Bagus Matra yang menjadi kesempatan kami untuk menabung bbm. Ya, di jalanan ini relatif lancar dengan dua jalir yang landai sehingga bbm bisa ditekan cukup banyak. Masuk ke checkpoint selanjutnya adalah Bali Safari & Marine Park. Disini awak media melepas lelah dengan istirahat makan siang dan bersafari serta melakukan sesi photoshoot. Setelah itu, awak media melanjutkan perjalanan ke arah Tol Bali Mandara, namun saat itu cuaca sudah mulai tak bersahabat.
Baru berjalan 20 menit, para awak media telah diguyur hujan yang lebat yang juga menyebabkan rute yang kami lalui menjadi banjir dan macet. Tentunya keadaan ini membuat jantungan para awak media karena kondisi ini jelas akan menguras bensin yang hanya 7 liter itu. Setelah berkutat di kemacetan, akhirnya awak media lolos hingga ke Tol Bali-Mandara, walaupun ada satu unit yang sempat kesasar, hehehe, bukan kami tentunya. Keluar tol, kami menuju ke arah kampus Udayana yang memiliki tanjakan dan turunan yang mengayun – ayun, yang sekali lagi memaksa kami bersabar. Lolos dari Udayana, kami menuju checkpoint kelima di Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Di GWK, kami melakukan sesi photoshoot berikutnya, walaupun kondisi masih hujan cukup lebat. Setelah lolos dari GWK, tujuan akhir kami adalah ke Pantai Balangan. Pantai yang terkenal sebagai spot foto yang sangat cantik ini masih sejauh 7 km dari GWK, dan disinilah para awak media bisa sedikit bernafas lega, walaupun masih ada kemungkinan mesin kehabisan bensin di tengah jalan. Kami pun melanjutkan perjalanan melalui jalanan kecil yang menurun kearah Pantai Balangan, dan finish di sana sekitar pukul 6 sore watu setempat. Dari MID, tim AutonetMagz-Suara.com menempuh 136km dengan raihan konsumsi bbm di angka 16.8Km/L. Agak aneh? Iya, angka tersebut adalah rata – rata kawan, dan tentunya dari MID juga ada simpanganya.
Kalau dihitung – hitung, untuk 136km dengan 7 liter BBM kami memperoleh 19,4 km/l, angka yang sungguh menarik untuk sebuah LMPV 1.500cc dengan kondisi AC menyala, macet, hujan dan banjir serta kondisi jalan yang banyak menanjak. Mungkin ada yang bertanya, apakah mobil benar – benar diisi 7 liter? Jawabannya iya, dan sebelum diisi pun kami mengecek sendiri mobil tak bisa dinyalakan karena tangki bukan hanya di posisi E, namun memang kosong. Dan walaupun tak menjadi juara, karena awak media lain berhasil mencatatkan 20 km/l, pengalaman ini memberikan pengetahuan dan juga kesadaran bagi kita bahwa dengan eco driving, kita bisa mendapatkan angka efisiensi yang menarik.
Jadi itulah keseruan dari Tantangan 7 Liter Livina jilid tiga yang kami ikuti, kami masih akan menyajikan informasi lain dari event Nissan di Bali kepada kalian di artikel terpisah. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian juga tertarik mengikuti tantangan serupa? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
Read Next: Ikuti Nismo, Autech Kini Serius Digarap Nissan