AutonetMagz.com – Peraturan standar emisi Euro 7 akan dimulai pada tahun 2025, menuju pelaksanaannya ada saja penentangan dari berbagai pihak. Hal itu membuat pemberlakuan dari standar emisi tersebut harus tertunda atau direvisi. Bukan kelompok atau produsen mobil tertentu yang khawatir akan hal ini, tetapi sebagian besar negara Uni Eropa yang percaya bahwa batasan tersebut tidak realistis.
Banyak Ditentang
Dalam hal ini, ada delapan negara, yang berarti hampir sepertiga dari 27 anggota Uni Eropa. Diantaranya Prancis, Italia Rumania, Bulgaria, Polandia, Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko menandatangani surat yang menentang aturan emisi gas buang baru serta persyaratan pengujian baru untuk mobil dan van. Menurut Reuters, delapan negara ini akan memiliki hak suara yang cukup untuk memblokir proposal tersebut.
Selain itu, peraturan tersebut juga mengamanatkan pengurangan emisi CO2 sebesar 55% untuk mobil baru dan 50% untuk van pada 2030. Uni Eropa juga akan menghapuskan insentif kendaraan zero emission dan low emission pada tahun 2030. Produsen yang memproduksi antara 1.000 dan 10.000 mobil setiap tahun memiliki waktu hingga 2036 untuk mematuhi peraturan baru. Sementara produsen yang mendaftarkan kurang dari 1.000mobil baru setiap tahun dapat tetap dikecualikan dari peraturan tersebut.
Bikin Harga Naik?
Pada bulan Februari lalu, CEO Stellantis Carlos Tavares menyatakan bahwa peraturan tersebut akan berdampak negatif pada industri dan tidak membuat perbedaan bagi lingkungan. Argumennya menyatakan bahwa itu akan mahal bagi produsen mobil, mengalihkan dana dari pengembangan tanpa emisi ke mesin baru yang hanya akan tersedia untuk beberapa tahun. Hal ini akan menyebabkan harga yang lebih tinggi untuk kendaraan bermesin konvensional sehingga membebani pembeli.
Volkswagen juga berargumen serupa terhadap standar Euro 7 hampir dua bulan lalu. CEO VW Thomas Schafer menunjukkan pergeseran menuju elektrifikasi, dengan sebagian besar produksi VW dalam kondisi baru dijadwalkan akan menjadi full-electric pada tahun 2030. Yang berarti hanya menyisakan beberapa tahun di mana mesin yang didesain ulang akan diperlukan. Namun, secara teori itu dapat menaikkan harga mobil entry seperti VW Polo atau Skoda Fabia menjadi terlalu tinggi.
Read Next: Pameran GIIAS 2023 Hadirkan Lebih Banyak Merek Mobil Dan Teknologi Baru