AutonetMagz.com – Siapa sih yang nggak kenal Toyota C-HR? Kalau ada diantara kalian yang suka otomotif dan tak tahu mobil ini, maka kalian kurang update. Yap, Toyota C-HR memang berhasil mencuri perhatian banyak pecinta otomotif di dunia, karena di mobil inilah pihak Toyota cukup berani bermain dengan desain yang diluar kebiasaan mereka, alias keluar dari zona nyaman zona aman mereka. Namun apakah kesuksesan Toyota C-HR dalam debutnya diikuti dengan penjualan? Nanti dulu.
Pihak Toyota USA sendiri sebenarnya menaruh harapan yang tinggi untuk Toyota C-HR di pasar Negeri Paman Sam, namun pada kenyataanya ekspektasi dan realita nyatanya tak sejalan. Jika di pasar Eropa dan juga Jepang Toyota C-HR bisa dikatakan laris manis, maka di pasar Amerika Serikat sub compact SUV lansiran Toyota ini masih belum bisa memenuhi target bulanan yang dicanangkan oleh pihak pabrikan. Toyota USA sendiri menargetkan Toyota C-HR bisa laku sebanyak 5.000 unit perbulannya, namun merujuk ke data penjualan, sejauh ini penjualan terbaik dari Toyota C-HR di Amerika hanya menyentuh 4.420 unit dalam satu bulan.
Capaian angka tersebut sendiri baru dicapai di bulan Februari 2018 kemarin, jadi praktis di bulan – bulan sebelumnya penjualan dari Toyota C-HR masih ada di bawah angka tersebut. Toyota C-HR sendiri berada di posisi ketujuh dalam hal penjualan di segmennya, ironisnya, mobil ini masih kalah dengan Mitsubishi Outlander Sport alias Mitsubishi ASX dalam hal penjualan. Walaupun begitu, Bill Fay, Senior VP of Automotive Operations for Toyota North America mengatakan pada Automotive News bahwa pihaknya masih cukup gembira dengan capaian dari Toyota C-HR ini. Pihaknya menyebut hal ini wajar, karena Toyota C-HR masih terhitung baru, sehingga diperlukan usaha ekstra untuk memberikan pengenalan produk pada calon konsumen.
Ada beberapa faktor yang dinilai oleh analis merupakan penyebab kurang bersinarnya Toyota C-HR di pasar otomotif Amerika Serikat. Salah satunya adalah terkait merk Scion, yang dahulu sempat dikabarkan akan menjadi penanggung jawab pemasaran Toyota C-HR di sana. Namun kenyataannya, Scion malah dikampakkan oleh pihak Toyota. Stephanie Brinley, analis senior dari IHS Markit mengatakan bahwa produk ini seharusnya ditujukan untuk sub merk Scion, karena merk ini memang akrab dengan mobil kompak. Selain itu, secara spesifikasi, Toyota C-HR US juga seolah sisi flop dari model Eropa, dimana hanya ada varian penggerak roda depan, tanpa fitur navigasi, tak ada Android Auto atau Apple CarPlay, dan hanya ada satu pilihan mesin, yaitu 2.000cc bertenaga 144 hp dengan transmisi CVT.
Tentunya dengan capaian yang ditunjukkan oleh Toyota C-HR di US, sebenarnya mobil ini masih belum maksimal. Pihak Toyota US agaknya harus menyusun ulang strategi mereka untuk bisa memenuhi target dari Toyota C-HR, atau nantinya mobil ini malah bisa pensiun dini. Bagaimana kalau menurut kalian?
Read Next: Volkswagen Siapkan 16 Lokasi Perakitan Mobil Listrik di 2022