Nasib Toyota Sienta Sekarang, Bukan Selera Orang Indonesia?

by  in  Berita & Merek Mobil & Nasional
Nasib Toyota Sienta Sekarang, Bukan Selera Orang Indonesia?
0  komentar

AutonetMagz.com – Hadirnya Toyota Sienta di Indonesia pada tahun 2016 silam memang cukup mengejutkan beberapa pihak, apalagi status dari mobil ini di generasi XP80 yang merupakan produk JDM alias khusus untuk pasar Jepang saja. Nah, setelah dua tahun melanglang – buana di Indonesia, bagaimana peforma dari Toyota Sienta saat ini? Apakah cukup fenomenal seperti desainnya? atau malah tidak? Yuk kita bahas lebih lanjut.

Toyota Sienta generasi kedua yang berkode XP170 sejatinya adalah produk yang diset oleh pihak Toyota Astra Motor (TAM) untuk menjadi jembatan dari Toyota Avanza atau Toyota Veloz dengan juga Toyota Innova di Indonesia. Mobil ini menggunakan mesin yang kubikasinya sama dengan Toyota Avanza atau Veloz 1.5, namun dengan poin plus berupa pintu geser otomatis, seperti yang pastinya kalian tahu. Nah, konsep ini sejatinya sudah digarap terlebih dahulu oleh Honda dengan Honda Freed, namun produk Honda ini tinggal kenangan saja saat ini, menyisakan beberapa pihak yang gagal move on dan berharap Honda memasukkan Honda Freed GB5 ke Indonesia. Lalu, pihak TAM melihat adanya peluang untuk menggarap segmen ini, dan membawa produk yang sejatinya sangat japanese style ke Indonesia dalam diri Toyota Sienta XP170.

Logikanya, memang MPV adalah mobil yang laris manis di Indonesia, dan melihat pasarnya ditinggalkan oleh Honda Freed, sejatinya Toyota Sienta punya kans yang besar untuk ‘memonopoli’ segmen tersebut. Namun jika berkaca pada kondisi saat ini, agaknya Toyota Sienta belum mampu mewujudkan mimpi tersebut. Data wholesales Gaikindo di tahun 2018 ini menunjukkan bahwa wholesales dari Toyota Sienta selama 4 bulan pertama ini ada di angka 1.571 unit, alias 390 unit per bulan. Sebuah angka yang rendah untuk sebuah MPV berwajah keren ala Jepang dengan pintu elektrik, walaupun takaran keren akan kembali ke sisi konsumen. Bahkan capaian tersebut ada di bawah angka ekspornya yang mencapai 2.500 unit di periode yang sama, alias 625 unit per bulannya.

Mengutip dari laman Kompas, Warih Andang Tjahjono, Presdir TMMIN menyebutkan bahwa pasar Toyota Sienta nampaknya lebih cocok di negeri tujuan ekspornya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selain Indonesia dan Jepang, basis produksi dari Toyota Sienta sendiri juga mengambil lokasi di Taiwan. Nah, lalu mengapa Toyota Sienta nampaknya tak diminati di Indonesia? Apakah Toyota Sienta tak sesuai dengan selera orang Indonesia? Mungkin iya, namun mungkin juga tidak. Namun yang jelas, hal ini bisa menjadi koreksi dan evaluasi pihak Toyota, karena seharusnya Toyota Sienta punya pasar yang potensial. Salah satu hal paling mendasar yang pastinya kalian tahu menjadi kekurangan dari Toyota Sienta adalah absennya kursi tengah dengan model captain seat yang memang menjadi value utama Honda Freed di jamannya selain Power Sliding Door.

Toyota Sienta 6 Seater Japan

Memang mobil ini punya sistem pelipatan bangku baris ketiga yang kami akui cerdas, namun nampaknya hal ini tak serta merta mengobati keinginan konsumen akan bangku captain seat. Merujuk ke pasar Jepang, Toyota Sienta sendiri punya tiga konfigurasi bangku, 7 seater seperti yang kita tahu, 6 seater dan 5 seater (untuk penyandang disabilitas). Lho, ada 6 seater? Ada kok, namun jangan berharap 6 seater ini adalah captain seat, karena 6 seater dari Toyota Sienta punya bentuk jok yang sama dengan 7 seater-nya namun ada kantong penyimpanan di sisi tengah (yang membuat tak ada penumpang yang mau duduk di sisi tengahnya), dan adanya sepasang arm rest di sisi tengah, armrest kanan untuk sisi penumpang kiri, dan armrest kiri untuk sisi penumpang kanan, tetap tanpa model captain seat.

Baca Juga : Toyota Siapkan Sienta Hybrid Untuk Pasar Indonesia

Selain itu, sejatinya Toyota Sienta sudah cukup oke untuk menjadi MPV pesaing Honda Freed, walaupun sang rival sudah menghilang. Nah, kita tunggu saja bagaimana nantinya respon dari pihak TAM pada performance Toyota Sienta dalam hal penjualan, mungkin saja nanti akan ada revisi dari poin – poin yang kami jabarkan di atas atau mungkin memang mobil ini bukan selera orang Indonesia. Nah, Bagaimana kalau menurut kalian?

Read Prev:
Read Next: