AutonetMagz.com – Pasca tahun lalu aliansinya dinobatkan sebagai salah satu aliansi terkuat yang ada di dunia otomotif, kini Nissan sedang digoyang dengan sejumlah masalah. Mulai dari kasus pemalsuan data konsumsi BBM dan Emisi dipertengahan tahun ini, dan kemudian disusul oleh skandal dari petingginya Carlos Ghosn yang ditangkap di Jepang beberapa minggu lalu. Nah, nampaknya masalah masih belum akan berhenti walau 2018 sudah menuju titik akhir, dan baru – baru ini pihak Nissan kembali menemukan masalah baru.
Mengutip pemberitaan dari Nikkei, Nissan kembali menemukan kasus baru dalam tahap pengetesan produk yang diproduksi olehnya, dan tentunya terkait dengan metode pengujian yang tidak proper. Nah, dari sumber menyebutkan bahwa ada seorang informan yang memberitahukan bahwa ada serangkaian pengecekan di pabrik perakitan Nissan, mungkin semacam sidak, yang dilakukan oleh Pemerintah setempat. Nah, dari hasil pengecekan inilah didapati ada beberapa pekerja dari Nissan yang mengakui kepada Pemerintah bahwa mereka tidak mengikuti protokol yang ada untuk melakukan pengetesan pada kendaraan yang diproduksi. Salah satu protokol yang diabaikan oleh beberapa pekerja ini adalah pengetesan rem, dan juga beberapa komponen lainnya. Hmmm, bisa berdampak serius juga ini.
Merujuk pada sumber, pihak Nissan sendiri akhirnya mempertimbangkan untuk melakukan recall pada produk – produk yang disinyalir bermasalah. Selain itu, pihak Nissan juga kabarnya akan memberikan pernyataan resminya di kemudian hari, dalam bulan ini, terkait masalah ini. Jika kita mau flashback, kabar mengenai adanya kecurangan dalam hal pengetesan dan perakitan mobil Nissan bukanlah hal yang baru. Malahan, sejak isu ini menyeruak bulan September tahun lalu, sudah ada 9 kasus yang terangkat ke publik. Dan dari 9 kasus itu, sudah ada lebih dari 1 juta unit mobil yang dijual di Jepang yang harus mengikuti program recall. Bayangkan, seberapa banyak kerugian yang harus ditanggung oleh Nissan. Dan dari hasil investigasi terakhir, data yang muncul cukup mengejutkan karena angka masalah cukup tinggi.
Mengacu pada data yang disapaikan oleh Nissan sendiri, ada 2.200 sample yang diuji, dimana kesemuanya berasal dari 6 pabrik perakitan Nissan di Jepang. Dari angka tersebut, 1.200 unit sample ternyata terlibat falsifikasi data, dan angka tersebut tersebar di 5 pabrik perakitan Nissan. Jika kita persentase, maka 54% dari sample tersebut bermasalah, sedangkan cuma ada 1 pabrik Nissan yang ‘bersih’ dari masalah tersebut. Tentunya sebuah ironi melihat bahwa pabrikan sebesar Nissan terkena kasus semacam ini. Namun kami sendiri berharap pihak Nissan bisa segera lepas dari masalah – masalah yang merundungnya. Karena, seperti yang kalian tahu, Nissan punya kapabilitas untuk membuat mobil ciamik dengan teknologi yang jempolan.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
Read Next: Suzuki Jimny Akan Dirilis di Australia Bulan Depan, Indonesia?