AutonetMagz.com – Minggu lalu Aliansi Renault – Nissan – Mitsubishi telah mengumbar rencana dan strategi baru mereka untuk menghadapi persaingan di dunia otomotif. Dan dari sejumlah kebijakan tersebut, ada beberapa dampak yang berpengaruh langsung pada operasional di Indonesia. Nah, kali ini kami akan bahas khusus mengenai Nissan di Indonesia dan juga kondisi pabrikan asal Jepang ini pasca strategi baru diterapkan. Cekidot.
Pabrik Tutup, Batal Rakit Mesin 4A91
Seperti yang kita ketahui, Nissan Motor Indonesia (NMI) selaku APM Nissan dan Datsun di Indonesia memiliki 2 fasilitas produksi di Tanah Air. Kedua fasilitas produksi tersebut ada di kawasan Industri Kota Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat. Plant 1 alias Pabrik perakitan nomor 1 dahulu beroperasi untuk memproduksi Nissan Grand Livina, Nissan X-Trail, Nissan Juke, dan Nissan Serena. Hanya saja, pasca Nissan Grand Livina dan Juke disuntik mati, dan Nissan X-Trail dan Serena didatangkan secara CBU, pabrik perakitan ini pun ditutup di Januari 2019.
Nah, kala itu pabrik ini akan dialihkan untuk memproduksi mesin 4A91 yang notebene merupakan mesin milik Mitsubishi Xpander dan Nissan Livina. Kita ketahui bersama bahwa Nissan sudah ‘numpang’ produksi Nissan Livina di pabrik milik Mitsubishi, dan pemanfaatan pabrik Nissan untuk produksi mesin 4A91 sebenarnya bisa membantu kinerja Mitsubishi, Sayangnya, rencana tersebut diketahui batal karena Nissan mengetuk palu untuk menutup seluruh pabriknya di Indonesia. Yap, termasuk pabrik perakitan Datsun di Plant 2 tentunya. Dengan ini, produksi mobil di kawasan Asia Tenggara berpusat di Thailand saja.
Batal Produksi Mobil Listrik
Selain membatalkan produksi mesin di Indonesia, penutupan pabrik di Tanah Air juga membatalkan rencana Nissan untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia. Dikutip dari CNN Indonesia, Hana Maharani, Head of Communication NMI mengkonfirmasi bahwa rencana produksi mesin dan mobil listrik di Indonesia dipastikan batal. “Merujuk pada announcement global kemarin, fasilitas manufacture Nissan di ASEAN difokuskan di Thailand“ ujar Beliau. Kabar ini pun menggugurkan asa kehadiran beberapa line up mobil listrik seperti Nissan Leaf yang berstatus lokal.
Namun, walaupun begitu, Hana menegaskan bahwa Nissan Motor Indonesia (NMI) tetap berkomitmen dengan pasar Indonesia dengan terus menjual produk unggulan mereka. Saat ini, line up dari Nissan di Indonesia berisikan Nissan Livina, Nissan Serena C27, Nissan X-Trail, Nissan Terra, dan Nissan Navara. Kesemuanya didatangkan secara utuh dari Thailand dan Jepang, kecuali Nissan Livina yang dirakit di Pabrik Mitsubishi. Nah, Hana juga menambahkan bahwa NMI akan terus berfokus untuk memperkuat merek Nissan di Indonesia dengan terus menghadirkan produk-produk baru.
Kicks e-Power?
Dari pernyataan Hana, kita bisa menyimpulkan bahwa pihak NMI kini akan makin berkiblat ke pasar Thailand, dimana R&D dan Produksi untuk pasar Asia Tenggara akan dipusatkan disana. Dan kita tahu bahwa bulan lalu Nissan telah memperkenalkan produk terbaru mereka di Thailand yaitu New Nissan Kicks e-Power. Mobil tersebut berpeluang untuk masuk ke Indonesia karena selain produk baru, mobil ini bisa menjadi perwujudan nyata semangat elektrifikasi Nissan yang sebenarnya sudah dimunculkan bertahun – tahun lalu namun hingga detik ini belum ada realisasinya.
Jadi, untuk saat ini kalian yang berminat dengan Nissan bisa bernafas lega karena pabrikan ini tidak hengkang, dan masih berkomitmen dengan pasar Indonesia. Kita tunggu saja apa rencana mereka untuk pasar Indonesia, namun kami berharap rencana tersebut bisa sukses. Karena, jikalau kondisi penjualan Nissan tak kunjung membaik, bisa jadi Nissan mengambil langkah tegas seperti yang mereka katakan untuk pasar yang kurang berkembang. Bagaimana menurut kalian, kawan? Apa harapan khusus kalian untuk Nissan di pasar Asia Tenggara dan Indonesia?
Read Next: Geliat Segmen Coupe SUV di Indonesia : Dipuji Tapi Tak Dibeli?