AutonetMagz – Seorang wanita di Philadelphia mendapat sebuah tagihan senilai 28.639 US$ atau setara 400 juta Rupiah (kurs 13.500) dari taksi online Uber disebabkan kesalahan atau glitch pada software Uber. Untungnya tagihan tersebut di blok oleh kartu kredit wanita tersebut karena masuk ke dalam kategori transaksi mencurigakan.
Menurut Uber, masalah ini terjadi pada “segelintir” pengguna Uber dan masalah ini sudah terselesaikan, karena para engineer software Uber sudah memperbaiki glitch tersebut. Menurutnya, kesalahan tersebut bisa membuat seseorang yang memesan kendaraan lewat Uber dikenakan tarif yang sangat tinggi dan terus meninggi.
Namun wanita yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa beberapa minggu yang lalu ia menerima sebuah e-mail yang mengatasnamakan Uber bahwa akun Uber miliknya ada yang mencoba meretas, kemudian ia diminta untuk melakukan login kembali ke akun Uber miliknya. Enam hari kemudian ia mendapatkan peringatan dari Bank bahwa ada tagihan sebesar 400 Juta Rupiah di kartu kredit miliknya.
Lucunya, umumnya email yang mencoba phising kartu kredit seseorang pasti akan meminta data kartu kredit untuk dipakai oleh peretas yang tidak bertanggung jawab. Di kasus ini, tagihan 400 juta tersebut justru ditagihkan atas nama akun Uber wanita tersebut. Sehingga jika tagihan tersebut berhasil masuk ke dalam tagihan kartu kredit pengguna, yang untung justru adalah Uber, bukan si peretasnya.
Untungnya hal ini tidak terjadi di Indonesia, meskipun sistem aplikasi pemesanan taksi online berplat hitam ini belum sempurna. Indonesia mungkin adalah negara yang cukup beruntung karena bisa memesan taksi online seperti Uber, Grab atau Gocar dengan metode pembayaran tunai, tidak perlu menggunakan kartu kredit. Sehingga kita bisa terbebas dengan tagihan-tagihan siluman yang bisa membuat kartu kredit anda membengkak. Betul?
Read Next: Simak Beberapa Kisah Di Balik Acara MTV : Pimp My Ride!