AutonetMagz.com – Downsizing is everywhere. BMW menggugurkan unit V8 pada M3 E92 lama dan menggantinya dengan mesin 6 silinder segaris twin turbo di generasi F80, begitu juga mesin V10 pada M5 E63 yang sekarang berubah jadi V8 pada M5 F10, Ford GT juga demikian, ia tidak memakai mesin V8 supercharger seperti dulu, tapi unit EcoBoost V6 twin turbo baru. Selain BMW dan Ford, banyak merek lain yang melakukan hal yang sama.
Bagaimana dengan Mercedes Benz? Well, mereka memang juga ikut tren downsizing, tapi satu hal yang pasti : konfigurasi V8 akan tetap mereka pertahankan. Di mata Mercedes Benz, mesin V8 akan menjadi pondasi mereka dalam membangun mobil-mobil masa depan, khususnya yang performanya tinggi.
“Kami sangat yakin untuk tetap memakai mesin V8, mungkin untuk selamanya,” kata kepala riset dan pengembangan Mercedes Benz, Prof. Dr. Thomas Weber. Semua model Mercedes Benz, khususnya yang AMG memang terkenal dengan mesin V8, mulai dari C63 AMG sampai yang paling baru yakni AMG GT adalah contoh konkretnya.
Bagi para fans AMG dan petrolhead garis keras, ini tentu berita bagus. Meski begitu, kami yakin masih ada juga sedikit di antara anda yang berharap kalau Mercedes Benz akan tetap memakai mesin besar lainnya, misalnya mesin V12 biturbo yang ada di SL65 AMG Black Series yang secara pribadi merupakan Mercedes Benz favorit saya.
Hal lainnya adalah, kita hidup pada masa di mana aturan emisi makin ketat tiap harinya, lalu teknologi kendaraan yang bisa mengemudikan dirinya sendiri memang membuat jumlah kematian akibat mengemudi secara ugal-ugalan bisa berkurang drastis, karena komputer biasanya lebih waspada dan patuh aturan daripada manusia, dengan catatan kalau tidak rusak.
Pada tahun 2020, aturan di Eropa akan lebih sadis lagi daripada sekarang, karena emisi yang diizinkan maksimal hanya 95 g/km. Weber juga mengakui kalau penurunan kapasitas mesin pasti akan dialami AMG. Lihat saja mesin 4.000 cc V8 twin turbo baru milik AMG GT, ia sekarang menggantikan tugas mesin 5.500 cc V8 twin turbo pada mobil seperti CLS63 AMG atau mesin paling ikonik milik AMG, 6.200 cc V8 N/A milik SLS AMG.
Dr. Weber yakin mesin V8 akan bertahan hingga masa depan, dan ia akan berevolusi dengan seabrek teknologi pendukung efisiensi yang sudah ada. Misalnya elektrifikasi, electric harvesting seperti pada mobil F1 dan sistem untuk menon-aktifkan silinder pada suatu kondisi, seperti yang ada pada Honda Accord V6 atau Corvette C7 Stingray. Bagus, soalnya mesin V8 tidak identik dengan irit BBM.
“Perkembangan teknologi untuk mesin V8 bisa berbeda di masa yang akan datang. Seberapa kecil kapasitas mesin V8 akan turun? Saat ini saya pun tak yakin, tapi dengan strategi yang kita miliki, kita akan menerapkan elektrifikasi terlebih dulu,” katanya. Dr. Weber juga percaya kalau mesin F1 Mercedes Benz akan menjadi pondasi masa depan mesin mereka.
Nah, bagi para maniak Mercedes Benz AMG, mesin V8 pujaan kalian akan tetap hidup untuk beberapa waktu ke depan meski ukurannya akan diperkecil dan tidak lagi naturally aspirated. Kami tak tahu harus sedih atau senang, apalagi kalau ingat mesin AMG di Pagani Zonda dan Huayra yang berspek twin turbo dan galaknya minta ampun, rasanya twin turbo bukan pilihan yang buruk kalau ingin mobil kencang. Kalau menurut pendapatmu sendiri bagaimana? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Porsche Bakal Menerjunkan Panamera Junior EV Ke Frankfurt Motor Show 2015