AutonetMagz.com – Pernah mendengar nama BYD dan Kamaz? Yap, kedua merk lintas negara itu memang sempat kami bahas di situs kami tercinta, apalagi keterkaitannya dengan peluang kedua merk tersebut untuk mengaspal di Indonesia. Dari kabar yang beredar, keduanya seharusnya akan memperkenalkan diri ke publik Indonesia dalam waktu dekat ini. Namun, sayangnya agenda tersebut sementara harus tertahan karena adanya perkembangan dari Covid19 alias Virus Corona.
Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo dalam pernyataannya kepada CNN Indonesia menyebutkan bahwa kedua merk tersebut sementara ini masih tertahan, terutama karena belum adanya kejelasan di China dan juga Russia. Yap, paparan Covid19 memang masih tergolong baru di Indonesia, namun di China dan Russia, kasus serupa memang sudah terlebih dahulu menyebar. Walaupun tidak disebutkan secara gamblang merk asal China dan Russia yang menunda perkenalannya di Indonesia, namun sebenarnya kita sudah bisa menebak bahwa keduanya adalah Kamaz dan BYD. Jika mengacu pada pemberitaan di pertengahan 2018 silam, sejatinya Kamaz cukup serius dengan pasar lokal.
Bahkan, Kamaz sendiri sangat berniat untuk berinvestasi di Indonesia, dimana investasi ini merujuk pada pembangunan pabrik perakitan di Indonesia. Sebenarnya, eksistensi Kamaz di Tanah Air sudah ada sejak beberapa tahun lalu, dimana pabrikan ini bekerja sama dengan PT Tehnika INA dan PT Pindad. Namun, memang keberadaan merk asal Russia ini kurang termonitor. Selain merk asal Russia, Yohannes juga menyebutkan merk asal China, dimana peluang terbesar merk ini adalah BYD. BYD sendiri memang belum eksis di Indonesia, namun produknya sudah wara – wiri di tanah air dan menjadi armada dari taksi Bluebird. Bakrie Autoparts menjadi mitra BYD dalam pengadaan produk melalui skema CBU.
Kalau kalian kepo, kalian bisa membuka laman resmi Gaikindo, dan melihat tab member, dimana kalian akan menemukan nama PT Bakrie Autoparts (BA) sebagai APM dari BYD di Indonesia. Jadi, PT BA yang menjadi importir untuk armada taksi BYD e6 di Indonesia. Selain itu, PT BA juga sedang mengajukan diri sebagai penyedia bus listrik untuk operasional bus Transjakarta. BYD sendiri memang menunjukkan minat serius di pasar Indonesia. Salah satunya adalah keinginan untuk membangun pabrik perakitan di Indonesia. Sayangnya, belum ada kejelasan sampai kapan penundaan ini akan berlangsung.
Nah, kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian, kawan.
Read Next: Kembangkan SPBU, Shell Gandeng KADIN Jawa Barat