Jepang Ingin Tingkatkan Kerjasama Otomotif di Indonesia, Efek China?

by  in  Berita & BEV & Nasional
Jepang Ingin Tingkatkan Kerjasama Otomotif di Indonesia, Efek China?
0  komentar

AutonetMagz.com – Selama beberapa dekade terakhir, penjualan dan produksi kendaraan bermotor merk Jepang di Indonesia memang sangat masif. Jepang bak jadi raja di industri otomotif dalam negeri dalam berbagai sisi. Namun, dalam setengah dekade terakhir, mereka mulai terusik dengan masifnya investasi dari China di bidang otomotif. Lantas, apakah Jepang masih akan diam saja dengan serbuan belasan merk asal Tiongkok?

Indonesia Pasar Yang Penting

Jadi, beberapa waktu lalu Kementerian Perindustrian lewat Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Ken Saito. Pertemuan ini terjadi di Tokyo, Jepang dan membahas mengenai kerja sama bilateral di sektor industri. Nah, ada sejumlah poin yang dibahas keduanya, namun kami mau spesifik membahas mengenai sektor otomotif. Menperin memberikan apresiasi kepada perusahaan otomotif Jepang yang hingga saat ini terus melakukan kegiatannya dengan baik dan positif di Indonesia. Namun, Menperin juga mendorong peningkatan kerja sama pabrikan Jepang.

Dorongan ini berfokus pada partisipasi brand Jepang dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Menperin menyinggung rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang masih di angka 99 unit per 1000 orang sebagai potensi pasar. Dimana beliau yakin angkanya bisa bertumbuh menjadi 150 unit per 1000 orang dalam waktu dekat. Dan gap angka tersebut diharapkan diisi oleh produsen asal Jepang. Di sisi lain, Saito-san menjabarkan bahwa Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Oleh karenanya, investasi yang dilakukan di sektor ini dianggap bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Jepang Ingin Tingkatkan Investasi

Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” ujar Saito-san. Yap, kita garis bawahi kata “meningkatkan kerja sama” dan “memperkuat daya saing”. Tentunya ini menjadi hal yang penting di tengah masifnya gempuran brand asal Tiongkok yang menawarkan harga lebih murah dan opsi mobil listrik yang lebih menarik. Walaupun brand asal Jepang belum tergeser di posisi 5 besar, namun peluang brand China untuk ‘memakan’ pangsa pasar sangat jelas terlihat. Itu pun belum termasuk ancaman brand asal Korea Selatan seperti Hyundai.

Tentunya, kami berharap akan ada gebrakan baru dari pabrikan Jepang dalam waktu dekat ini. Jadi, kita nantikan saja seperti apa kejutannya. Bagaimana menurut kalian, kawan?

Read Prev:
Read Next: