AutonetMagz.com – Pada Sabtu (11/12) lalu kami berkesempatan untuk mengikuti kegiatan “trabasan” Yamaha Media Fun Riding Competition dengan Yamaha WR155R bersama komunitas di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan dengan titik start di area parkir JungleLand lalu berangkat menuju tanjakan Cimaung dan kembali lagi cukup menguras tenaga kami yang jarang melakukan kegiatan trabasan. Maka dari itu pihak Yamaha Riding Academy (YRA) turut membagikan beberapa tips agar bisa menguasai motor trail.
Yamaha : Perhatikan Beberapa Hal Dahulu
Sebelum dimulainya kegiatan trabasan, tentu harus ada beberapa persiapan yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Pertama dari kesiapan diri sendiri, seperti ilmu dasar mengendarai sepeda motor trail, riding gear, barang bawaan, hingga kesiapan motor itu sendiri. Menurut Muhammad Arief selaku Trainer YRA, ilmu dasar mengendarai motor trail mencangkup posisi berkendara, jarak pengereman, menyeimbangkan motor, hingga menghadapi jalur uphill serta downhill.
“Kalau emang pemula istilahnya mau masuk ke jalur (trabasan), yang pertama safety gear ya setidaknya harus lengkap kan,” tambahnya. Safety gear yang dimaksud meliputi helm tentunya, googles, body protector, neck protector, dan sepatu offroad agar semuanya dapat meminimalisir cedera jika terjadi accident. Soal tas untuk membawa barang bawaan, trainer yang akrab disapa Arief ini menyarankan untuk memakai tas bergaya hydro bag saja agar tidak menyulitkan pengendara saat bermanuver baik onroad maupun offroad.
Tinggi Badan Kurang Tapi Trabasan? Bisa!
Sudah mempersiapkan diri, saatnya fokus berpindah kepada tunggangan kita yang artinya dalam kegiatan ini adalah Yamaha WR 155R. Tentunya setelah pemanasan dan berdoa, tekanan angin pada tiap unit WR155R dicek agar tidak terlalu keras guna mendapatkan traksi yang lebih baik saat menemui jalur offroad. Sekali lagi Arief menyarankan untuk menggunakan ban dual purpose atau yang offroad jika lebih banyak menemui medan offroad.
Ilmu dan perbekalan ada, motor siap, eh tinggi badan kurang mendukung sampai sulit untuk menapak saat menaiki motor trail. Tenang, Arief turut memberikan tipsnya, “Jangan terlalu fokus dua kaki misalnya waktu berhenti ya terutama di jalur (trabasan), nah itu satu kaki aja. Kenapa karena pertama dari segi kekuatan, kaki kita lebih kuat sebenernya satu kaki dengan menapak dibanding dua kaki dengan jinjit.” Dirinya juga menyarankan untuk selalu memasukan motor ke gear 1 agar tidak repot berganti kaki saat stop n go dan juga membuat motor tertahan saat ditanjakan atau turunan agar kaki tidak berganti untuk mengoperasikan rem belakang.
Walau potensi jatuh saat trabasan tergolong tinggi, bagi Arief yang utama adalah atur mindset agar jangan pernah berfikir jatuh. Lalu yang kedua adalah tentukan riding posture yang paling nyaman pada motor trail yang dikendarai, barulah yang terakhir riding skill agar potensi jatuh lebih minim. Namun jika sudah tahu ingin terjatuh, segera lepas motor agar badan tidak ikut terjatuh dengan beban motor yang di bawa, lebih penting badan sendiri bukan dibanding motor yang bisa diperbaiki?
Read Next: Daihatsu Catat Penjualan Tertinggi Sepanjang 2021 Berkat Xenia