Autonetmagz.com – Jika kita melihat bobot mobil listrik, biasanya jauh lebih berat daripada mobil dengan mesin konvensional. Itu karena mobil listrik mempunyai komponen baterai yang menjadi bagian terberat dibandingkan komponen lainnya. Data untuk puluhan mobil disediakan oleh Bjørn Nyland, yang mengukur berat mobil melalui tinjauan umum. Sejauh yang kami tahu, dalam kasus ini, berat pengemudi juga termasuk. Dalam video di bawah, kita dapat melihat contoh pengukuran yang dilakukan untuk Hyundai Ioniq 5.
Apa Sajakah Mobil-mobil Tersebut?
Mobil terberat dalam daftar 70 EV ini adalah sebuah big MPV mewah Mercedes-Benz EQV, yang beratnya nyaris menyentuh angka 3.000 kg. Kemudian yang kedua ada SUV Audi e-tron 55 yang memiliki bobot 2.720 kg, diikuti oleh SUV premium lainnya seperti Mercedes-Benz EQC dengan bobot 2.620 kg. Secara keseluruhan, lebih dari sepertiga EV yang diuji memiliki berat lebih dari 2.000 kg, dan dengan nilai rata-rata tepatnya ialah 1.940 kg. Hanya ada 7 mobil yang memiliki berat di bawah 1.500 kg, sementara lebih dari separuh mobil lainnya memiliki bobot antara 1.500 dan 2.000 kg.
7 mobil itu adalah Mitsubishi i-Miev dengan berat hanya 1200 kg. Kami tidak heran karena mobil tersebut memanglah berukuran kecil. Peringkat diatasnya ada VW e-UP dan BMW i3 yang mana keduanya masing-masing memiliki kapasitas baterai yang berbeda. VW e-UP 18.7 kWh dan 36.8 kWh memiliki berat masing-masing 1260 dan 1280 kg, selisih 20kg untuk perbedaan 18.1 kWh. Sementara untuk BMW i3, tersedia dalam 22 dan 42 kWh yang masing-masing memiliki berat 1360 dan 1440 kg, selisih 80 kg untuk perbedaan 20 kWh.
Ada Kekurangannya Juga
Inilah masalah besar untuk mobil listrik, karena semakin berat mobil, maka semakin kurang efisien penggunaan baterainya. Yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi jarak tempuh dari mobil tersebut. Tidak hanya itu, biasanya mobil dengan harga yang lebih mahal dilengkapi dengan rem, suspensi, pelek dan ban yang lebih menambah berat keseluruhan dari mobil itu sendiri, sehingga secara tidak signifikan membuat penggunaan baterai menjadi kurang awet. Secara umum, mobil yang lebih berat juga menjadi kurang ramah lingkungan.
Sementara pada bagan di atas tadi memaparkan bobot EV, juga sekaligus untuk menunjukkan seberapa besar potensi improvement yang ada. Di satu sisi – baterai padat energi yang lebih tinggi akan diterima, tetapi ada juga pilihan lain seperti paket baterai cell-to-pack atau structural battery yang dapat membuat perbedaan besar di masa depan. Teknologi ini masih bisa dikembangkan lagi agar lebih ringan, lebih terjangkau, dan lebih memudahkan penggunanya. Seperti pengisian baterai mobil yang dilengkapi fast charging, sehingga tidak memakan waktu yang lama. Bagaimana menurut kalian? sampaikan di kolom komentar ya.
Read Next: Toyota Tangguhkan Produksi di Jepang, Suplai Seluruh Dunia Terdampak!