AutonetMagz.com – Banyak bahasan dan mitos mengenai mobil dengan sistem penggerak tertentu yang menjadi salah satu pertimbangan konsumen sebelum membeli mobil. Selama ini, dunia mengenal 3 jenis penggerak mobil yang paling populer, yaitu penggerak roda depan (FWD), penggerak roda belakang (RWD) dan penggerak 4 roda (4WD/AWD).
Semua penggerak ini sebenarnya punya konstruksi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Nah, kalau begitu apakah kelebihan dan kekurangan ketiga penggerak ini? Mari kita telusuri bersama.
Penggerak Roda Depan (FWD)
Dimulai dengan mobil berpenggerak roda depan, di mana mesin akan menyalurkan tenaganya ke roda depan mobil. Di mobil seperti ini, as roda depan langsung terhubung dengan transmisi dan mesin tanpa harus melalui propeler dan differensial. Karena itu, jumlah komponennya bisa lebih sedikit dan ongkos produksi mobil FWD adalah yang termurah, sehingga bisa menekan ongkos produksi sebuah mobil.
Enaknya memiliki dan mengendarai mobil penggerak roda depan adalah biasanya irit BBM karena bobot mobil lebih ringan daripada sistem penggerak lain. Kerugian mekanis mobil FWD saat tenaga mesin diteruskan ke roda adalah yang terkecil, sehingga tenaga akan terasa lebih besar. Posisi mesin yang searah dengan roda lebih meringankan beban mesin, sehingga tenaga lebih efisien dan menghemat bahan bakar.
Kelebihan lainnya, mobil ini juga bisa memberikan nilai plus pada kabin karena lantai kabin bisa dibuat rata, sehingga lebih nyaman ditumpangi. Selain itu, karena tak ada bunyi gardan belakang yang biasanya dijumpai di mobil penggerak lain, mobil FWD biasanya tak berisik. Secara teknis pun, traksi pada roda depan akan lebih besar karena berat mobil bertumpu di bagian depan.
Di balik kelebihan tadi, tentu ada kekurangannya juga. Mobil-mobil FWD pada umumnya memiliki usia komponen kaki-kaki yang tak seawet RWD, karena roda depan bekerja sangat keras. Selain sebagai penggerak yang mendapat tenaga dari mesin, ia juga harus mengarahkan mobil dengan inputan dari setir. Mobil FWD juga biasanya tak memiliki tenaga sebaik RWD saat diadu di tanjakan, dan cukup riskan jika dijejali mesin bertenaga besar, 400 hp ke atas misalnya.
Secara pengendalian, resiko understeer pada mobil FWD termasuk besar. Simpelnya begini, pada kecepatan tinggi dan mobil disuruh berbelok kiri atau kanan, mobil seperti tak mau belok dan cenderung berjalan lurus menuju sisi luar belokan, itulah yang disebut understeer. Hal ini bisa mengakibatkan kecelakaan, tapi risiko understeer bisa dikurangi dengan mengurangi injakan pedal gas saat mobil berbelok di kecepatan tinggi.
Karena kekurangannya, ada beberapa cibiran khusus kalau mobil FWD adalah mobil dengan sistem gerak yang salah alias wrong wheel drive. Benarkah? Tidak juga, coba lihat Honda Civic Type R Turbo yang bisa menuntaskan 7 menit 50 detik di Nurburgring atau Nissan GT-R LM Nismo, keduanya adalah mobil berpenggerak roda depan. Kuncinya adalah engineering yang brilian agar mobil FWD bisa sangat superior.
Sangat mudah untuk menemukan mobil-mobil FWD di pasaran, termasuk di Indonesia. Sebut saja Honda Mobilio, Toyota Yaris, KIA Picanto, Hyundai Santa Fe, Mazda CX-5, Nissan Juke, Mitsubishi Delica, Ford Focus, dan masih banyak lagi.
Penggerak Roda Belakang (RWD)
Mobil dengan penggerak roda belakang adalah mobil yang roda belakangnya mendapatkan tenaga dari mesin, sementara roda depan murni untuk mengarahkan mobil saja. Ada gardan yang diletakkan di belakang mobil sebagai penyalur tenaga mesin ke roda belakang. Mobil penggerak roda belakang sangat populer sebelum tahun 90-an.
Apa sih enaknya mengendarai mobil RWD? Pertama, mobil RWD biasanya lebih tahan banting, khususnya untuk melibas jalan jelek, karena roda belakang hanya bertugas menggerakkan mobil maju atau mundur, tidak kerja rodi seperti mobil FWD.
Selain itu, radius putar mobil RWD bisa lebih patah karena arah roda depan tidak dibatasi oleh drive shaft di depan. kerja power steering pada mobil RWD umumnya lebih enteng karena sekali lagi, roda depan hanya mengarahkan kiri atau kanan saja. Di jalan menanjak, umumnya mobil RWD bisa melaju lebih baik dibandingkan FWD.
Nah, terus kekurangannya apa? Pertama soal bobot, mobil RWD biasanya lebih berat ketimbang FWD, karena jumlah komponennya lebih banyak. Karena jumlah komponennya banyak juga, kerugian mekanisnya pun lebih besar daripada FWD. Akibatnya, tenaga mesin yang sampai ke roda mobil RWD tidak sebesar FWD.
Umumnya, mobil RWD juga punya “terowongan” yang membuat lantai kabin memiliki tonjolan di tengahnya, sehingga memakan ruang, tapi tak sedikit juga mobil RWD yang punya lantai kabin rata. Mobil RWD juga biasanya punya kapasitas bagasi yang lebih kecil karena sektor belakang mobil harus menyediakan ruang untuk komponen-komponen penggerak mobil sehingga lantai bagasi cenderung tinggi, dan konsumsi BBM mobil RWD umumnya lebih boros daripada FWD.
Di pengendalian, mobil RWD punya kecenderungan untuk oversteer, atau gampangnya, ngepot. Inilah kondisi di mana pantat mobil ngebuang ke sisi luar belokan. Nah, oversteer inilah yang membuat lahirnya motorsport drifting yang selalu mengandalkan mobil RWD. Menurut beberapa pakar drifting, mobil FWD dan AWD tidak akan diakui bisa drifting meski gerakannya sama, karena jika anda bisa mengepotkan mobil FWD, itu disebut ass dragging (seret pantat) dan AWD disebut power slide.
Biasanya, mobil-mobil RWD bisa kita temukan pada mobil sport atau supercar, bahkan hypercar, tapi MPV, SUV dan sedan juga banyak yang pakai. Contohnya mudah, ada Toyota Avanza, Toyota Innova, sedan-sedan dan hatchback BMW, Mazda MX-5, Nissan Fairlady Z, Toyota 86, Subaru BRZ, Ferrari California, Porsche Cayman, Pagani Huayra, Aston Martin Vanquish dan masih banyak lagi.
Penggerak 4 Roda (4WD/AWD)
Penggerak 4 roda berarti semua roda mendapatkan tenaga dari mesin. Sistem ini terbagi 2 jenis tergantung kebutuhan, yakni part time four wheel drive (4WD ) dan all time four wheel drive (AWD). Bedanya, jika 4WD dalam kondisi standar, mesin hanya menggerakkan roda depan atau belakang, barulah saat dibutuhkan pengemudi bisa mengubah mobil jadi penggerak 4 roda. Kalau AWD, semua roda mendapat tenaga mesin secara permanen, tidak bisa dipilih depan saja atau belakang saja.
Kelebihan AWD sudah jelas, traksi maksimal karena keempat roda mendapat tenaga dari mesin, dan jika satu roda selip, maka tenaga akan ditransfer ke roda lain agar mobil tetap stabil. Selain berguna untuk handling, ini membuat mobil lebih aman karena mudah dikendalikan. Karena inilah, hampir semua mobil reli memakai AWD agar lebih stabil di jalan berbatu, licin dan tak rata.
Sementara kekurangan AWD ada pada bobot yang berat, karena roda depan dan belakang memakai sistem penggerak, belum lagi komponen transfer case di mobil 4WD untuk mengubah sistem FWD/RWD standar jadi 4WD. Konsumsi BBM mobil AWD pun biasanya lebih boros daripada FWD dan RWD. Mobil AWD bisa oversteer atau understeer juga, tergantung bagaimana pabrikan mendesainnya.
Sistem ini biasanya kita temukan di SUV, mobil sport, supercar dan hypercar. Penggunanya adalah mobil-mobil Subaru (kecuali BRZ), mobil-mobil Lamborghini (kecuali Gallardo LP550-2), Ford Focus RS, Nissan GT-R, Toyota Land Cruiser, Range Rover, Audi R8, Ferrari FF, Bugatti Veyron, Mitsubishi Lancer Evolution dan Pajero Sport, dan masih banyak lagi.
Jadi manakah yang terbaik? Sekali lagi, semua penggerak mobil adalah baik, semuanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal disesuaikan menurut dana, kebutuhan dan selera anda. Yang mana pilihan anda? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Mau Lihat Langsung Toyota Grand New Avanza? Ini Lokasi Test Drivenya!