AutonetMagz.com – Nissan Silvia bagi para pecinta otomotif roda 4 tanah air tentu sudah tak asing didengar. Mobil ini cukup ikonik untuk kalangan pecinta Japanese Domestic Market atau JDM. Selain karena bodynya yang kompak, tenaga yang dihasilkan cukup mumpuni dan mesinnya mudah untuk dimodifikasi. Sehingga tak jarang mobil ini sering digunakan dalam kompetisi balap dan selalu jadi favorit para drifter. Nama Silvia sendiri diambil dari nama salah satu Dewi dalam legenda Yunani. Nah kali ini Autonetmagz akan mengulas sejarah dari Nissan Silvia. Yuk kita simak bersama-sama
Generasi Pertama
Nissan Silvia pertama kali keluar pada tahun 1965 dengan gelar Nissan Silvia CSP311. Kelahiran Nissan Silvia yang pertama ini boleh dikatakan cukup unik dan beda dengan Silvia yang kita kenal. Silvia pada generasi ini dibuat sebagai sedan mewah bergaya eropa yang untuk melawan Prince Skyline dan Isuzu 117 Coupe. Basis dari Silvia ini adalah Fairlady SP311. Didesain oleh Kazuo Kimura dengan bantuan Albrecht Goertz yang didatangkan langsung dari Jerman. Karya Albrecht Goertz bukanlah main-main, tangan dinginnya sudah menghasilkan mobil-mobil dengan style yang anggun seperti Studebaker Starliner, BMW 507 dan Porsche 911.
Sebagai speciality car pertama di Jepang, Nissan Silvia CSP311 sudah menuai banyak pujian saat ia diluncurkan. Ciri khas dari CSP311 ada di body style yang tidak memiliki sambungan yang disebut Crisp Look. Body style yang terinspirasi dari potongan berlian ini juga diakui oleh Albrecht Goertz, masih terinspirasi dari BMW 507 yang pernah didesainnya. Lihat saja bonnet yang panjang dan melengkung seperti roadster, sangat kental nuansa BMW 507. Ciri khas lainnya adalah penggunaan ban dan velg yang cukup besar pada zamannya.
Mobil ini dibekali mesin R16 1600cc 4 Silinder OHV berpendingin air dengan karburator double barrel dengan tenaga 90 HP dan torsi 135 Nm. Kedengarannya kecil, tapi pada jamannya tenaganya sudah lebih dari cukup untuk sebuah mobil sport. Populasi Silvia CSP311 cukup langka karena ia hanya diproduksi sebanyak 552 unit di seluruh dunia, dan menutup usianya pada tahun 1968.
Generasi Kedua
Untuk meneruskan kejayaan pendahulunya, Nissan kembali membangkitkan nama Silvia dengan kode S10. Silvia S10 ini sangat berbeda dengan CSP311 yang dikenal sebagai mobil dengan image mewah dengan kasta lebih tinggi dari Fairlady. Pada versi ini Silvia benar-benar diposisikan sebagai adik dari Fairlady, ini terlihat dari basisnya yang diambil dari Nissan Sunny Coupe, atau juga lebih dikenal sebagai Datsun 120Y. Dibekali dengan mesin berkode L18 1800cc 4 Silinder 105 HP untuk pasar Jepang dan L20B 2000cc 4 silinder 110 HP untuk pasar Amerika Serikat, S10 ini mengunggulkan pengendalian yang fun to drive.
Di luar negeri dimana Nissan lebih banyak dikenal sebagai Datsun, Silvia S10 berganti nama menjadi Datsun 180SX untuk mesin L18 dan Datsun 200SX untuk mesin L20B dengan pangsa pasar Amerika Serikat. Kode S sendiri diambil dari kata Sport, sedangkan kode X adalah kode trim termewah, konsumen bisa menambahkan fitur opsional tersendiri sesuai keinginannya dan nantinya harganya akan mengikuti.
Pada tahun 1975, Amerika Serikat menerapkan regulasi ketat tentang emisi gas yang menjadi batu sandungan bagi Datsun 240Z dengan mesin L28 yang kala itu tidak dapat memenuhi regulasi emisi yang ditetapkan. Datsun 200SX [Silvia S10] seketika hadir sebagai mobil sport dengan emisi yang lebih ramah lingkungan walau tenaganya lebih kecil dibanding 240Z. 200SX saat itu menjadi mobil yang menolong kondisi penjualan Datsun di Amerika Serikat.
Di tahun 1979 Nissan menghentikan produksi Silvia S10 dan digantikan dengan Silvia S110 yang cukup populer di kancah World Rally Championship tahun 80-an. Cerita akan semakin menarik pada era S110, oleh karena itu cerita Nissan Silvia S110 sampai S15 akan kita teruskan pada part berikutnya minggu depan. Tetap panteng terus Autonetmagz, guys.
Author : Antonius Satria Yudakusuma
Read Next: Nissan Fairlady Z Baru Dipersenjatai Mesin dari Mercedes-Benz