AutonetMagz.com – Dalam momentum gelaran GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 lalu, terdapat dua mobil listrik ‘murah’ yang diluncurkan yaitu Wuling Air EV Lite dan Seres E1 dengan harga tak sampai Rp 200 Juta namun hanya memiliki 1 airbag saja. Harganya berkurang fitur safety-nya pun ikut berkurang, namun hal tersebut tidaklah menjadi masalah jika salah satu bagian dari electric vehicle (EV) yang satu ini tidak ikut dikurangi.
Battery Management System Sebagai Pelindung Pertama EV
Bagian tersebut ialah battery management system (BMS) yang harus selalu ada di tiap mobil maupun motor dengan sumber tenaga dari baterai. Fungsi dari BMS ini sendiri adalah untuk melindungi sel baterai dari kerusakan yang disebabkan oleh pengisian daya yang berlebihan (over-charged) atau pengosongan yang berlebihan (over-discharged). BMS ditugaskan untuk menghitung sisa daya, memantau suhu baterai, memantau kesehatan dan keselamatan baterai dengan memeriksa sambungan yang kendur dan korsleting internal.
BMS juga menyeimbangkan muatan di seluruh sel untuk menjaga setiap sel berfungsi pada kapasitas maksimum. Jika mendeteksi kondisi yang tidak aman, BMS dapat mematikan sumber tenaga untuk melindungi sel baterai juga penggunanya. Jadi secara tidak langsung bagian BMS ini yang dapat memperpanjang umur dari baterai EV yang kalian gunakan sehari-hari, itulah mengapa safety parts ini juga tidak kalah penting dengan airbag karena BMS merupakan pelindung pertama jika EV yang kalian kendarai mengalami masalah pada bagian baterai.
Pentingnya Kualitas BMS Agar Mobil Listrik Tidak Cepat Rusak
Hal tersebut turut didukung oleh Ahmad Wildan selaku Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat mengisi seminar “Hak-Hak Konsumen & Kelengkapan Keselamatan Kendaraan” oleh Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) didukung PT VKTR Teknologi Mobilitas. Ia menyatakan bahwa keamanan yang paling utama di dalam sebuah kendaraan listrik dengan sumber tenaga baterai adalah BMS untuk mengawasi ratusan sel yang ada di dalamnya agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.
“Kendaraan listrik itu menggunakan baterai lithium. Ketika dalam satu box ada ratusan sel baterai, jika salah satu ada yang mengalami mallfunction hanya bisa charge sampai 70 persen. Sel yang lain bisa 100 persen, tapi yang satu hanya bisa 70 persen maka apa yang terjadi. Ini bisa saja menjadi panas. Ini akan menjalar ke yang lainnya maka akan meledak,” terangnya dalam seminar tersebut. Ahmad menuturkan bahwa terkait BMS sendiri ada dua jenisnya, yang hanya bisa mendeteksi kemampuan satu box dan yang bisa mendeteksi masing-masing keseluruhan sel baterai.
“Yang BMS nya lengkap dia akan langsung cut off secara otomatis ketika menemukan masalah. Sehingga kita tahu itu tidak akan terjadi mallfunction. Tapi kita tahu bila BMS yang hanya bisa membaca satu box. Ini biasanya akan meledak, ini biasanya banyak saya temukan di kasus sepeda motor listrik. BMS nya tidak mampu membaca terjadinya mallfunction,” terang Ahmad. Itulah mengapa dibanding airbag, BMS menjadi salah satu faktor keamanan yang paling penting untuk tidak dikurangi kualitasnya sama sekali.
Read Next: Honda Rilis Honda CONNECT, Bisa Utak-Atik Mobil dari HP!