IIMS 2018 : First Impression Review Wuling Cortez 1.500 cc

IIMS 2018 : First Impression Review Wuling Cortez 1.500 cc
0  komentar

AutonetMagz.com – Kami akui, kami sempat kecele saat main tebak-tebakan soal varian baru Wuling Cortez. Tadinya kami kira PT. SGMW Indonesia selaku APM Wuling bakal memasarkan Cortez bermesin 1.500 cc turbo dan menjadikan varian 1.800 cc sebagai entry level. Nyatanya, yang dijual adalah varian bermesin 1.500 cc biasa non-turbo. Keliru deh, jadinya yang 1.800 cc duduk di atas dan 1.500 cc hadir sebagai entry level di jajaran Cortez.

Dengan mengusung mesin kecil yang notabene mirip LMPV cenggo Jepang di Indonesia, harga dasar Cortez kian turun jadi 193,8 juta Rupiah (1.5S) dan 203,8 juta Rupiah (1.5C). Selain mesin yang turun, tentu ada perintilan lain yang dimurahkan untuk menyesuaikan kasta dan harganya. Apa saja sih bedanya? Telusuri terus dalam first impression review Wuling Cortez 1.5 ini. Review kali ini tidak panjang, mengingat kami sudah membahas Cortez sebelumnya.

Eksterior

Bentuk dasar Wuling Cortez 1.500 cc tak jauh beda dengan yang 1.800 cc, tapi tentu ada sejumlah pengurangan biar harga bisa ditekan lebih ke bawah. Lampu depan misalnya, di mana bentuk projector lens bawaan Cortez 1.5 adalah bulat, bukan kotak seperti tipe bermesin 1.800 cc. Lampu utama LED pun hilang, diganti dengan halogen normal. Khusus varian termurah 1.5S, LED DRL dan lampu kabut hilang, diganti dengan reflektor mata kucing. Hm, resep yang tak lazim.

Tapi itu untuk yang 1.5S, sementara Wuling Cortez 1.5C masih punya lampu kabut dan LED DRL. Detail lain untuk menekan harga di varian 1.5S adalah pelek alloy silver dengan warna tunggal, sementara varian 1.5C sudah two-tone. Untungnya, hal penting seperti rem cakram di keempat roda, ABS dan EBD sama sekali tidak hilang di varian bermesin kecil ini. Jika di Cortez 1.800 cc ada lis chrome di sekeliling jendela, hal itu dihilangkan di Cortez 1.500 cc ini.

Hal lain yang menghilang adalah lampu rem LED, di mana Wuling Cortez 1.5 hanya mengandalkan bohlam biasa untuk lampu remnya. Kami tidak melihat adanya sensor parkir di sini, tapi di varian 1.5C sudah ada kamera parkir denga garis-garis pemandu yang turut berbelok kala setir diputar. Fog lamp belakang masih tetap dipasang, dan sayangnya mobil ini masih belum punya defogger di kaca belakangnya.

Interior

Sekali lagi, penampakan dasarnya mirip-mirip saja dengan Cortez yang 1.800 cc, namun di tipe 1.5S, head unit standarnya hanya mampu memainkan radio dengan fungsi dasar lainnya tanpa layar sentuh dan fitur lain. Mirip-mirip dengan desain head unit Mazda 2 SkyActiv tipe V yang hanya dijual sesaat. Bahan jok pun beda, di mana bahan fabric resmi membungkus jok baris terdepan hingga belakang. Khusus tipe 1.5S, tidak ada tombol apa pun di setir selain klakson.

Layar MID varian 1.500 cc ini pakai monochrome seperti Confero, jelas lebih turun kelas daripada Cortez yang full color. Akan tetapi, cukup menyenangkan kala tahu bahwa sistem pemantau tekanan ban atau TPMS tidak dihilangkan. Sayangnya, fitur safety seperti stability control hilang, padahal jika ada sih bakal jadi poin plus. Bukan apa-apa, Honda Mobilio RS CVT dan Suzuki Ertiga GX ESP sekarang ada stability control juga kan?

Wuling Cortez 1.5 hanya punya 2 airbag, dan fitur Brake Hold turut dihilangkan. Rem parkir elektronik pun berganti jadi konvensional yang pakai otot. Pengaturan jok elektrik juga sirna, dan satu-satunya pilihan transmisi untuk Cortez 1.500 cc adalah manual 6 percepatan, tapi soal ini kami tak terlalu masalah, soalnya girboks manual Confero dan Cortez itu sangat enteng, koplingnya pun ringan. Pakai AMT malah kadang sedikit kurang enak, terutama di tanjakan.

Khusus tipe 1.5C, head unit pakai layar sentuh yang mirip dengan Cortez 1.800 cc. Meski trim kayu pada Cortez 1.800 cc hilang di 1.500 cc, kita masih mendapatkan detailing AC yang cantik dengan trim hitam mengkilap dan kenop putar yang bagus dan terkesan mewah di tipe C, tapi di tipe S jadi kenop putar biasa. Biar mobil ini “tahu diri” sebagai varian termurah, sunroof pun dihilangkan. Jika buat konsumen yang berpikir sunroof tidak akan terlalu terpakai, mungkin hal ini tak akan mengganggu.

Yang cukup mengganggu bagi mereka yang ingin terasa mewah di baris kedua adalah : Wuling Cortez 1.500 cc tidak ditawarkan dengan pilihan captain seat. Sisi minusnya, itu memang sedikit mengurangi rasa wah, namun sisi baiknya, daya tampung bisa dimaksimalkan hingga mobil ini bisa menjadi MPV 8 seater sejati. Sayang, Wuling tidak mau repot-repot mengubah posisi blower AC baris kedua yang ada di belakang penumpang baris kedua. Padahal sunroof sudah minggat, jadi ada tempat di sana buat blower AC baris kedua.

Untungnya, duduk di mana pun masih amat lega. Tombol pengaturan AC baris kedua dan ketiga terletak di belakang center console box, dan tombolnya bukan model putar, melainkan tekan. Joknya sudah ISOFIX dan pelipatan bagasinya masih amat sederhana dengan pin pengunci yang ribet. Bagasi standarnya lega, dan masih ada port USB di bangku baris ketiga jika ingin mengisi ulang daya gadget kita.

Mesin

Wuling Cortez 1.5 memakai mesin 1.500 cc 4 silinder naturally aspirated yang konon katanya beda dengan milik Confero. Memakai teknologi P-TEC DVVT (nama yang aneh), mesin ini menghasilkan tenaga 110 hp di 5.800 rpm dan torsi maksimum 142 Nm di 3.800 – 4.400 rpm. Biasa saja, nyaris semua mesin 1.500 cc begini. Sebagaimana halnya Cortez lain, ia pakai penggerak roda depan.

Pengerjaan sektor mesin bisa dibilang rapi dengan peredam yang bagus dan cat yang merata hingga ke dalam-dalamnya. Mengenai kaki-kaki, jika Cortez termahal memakai suspensi independen di bagian belakangnya, Cortez 1.500 cc malah turun dengan memakai suspensi torsion bar di belakang. Tapi balik lagi, sudah tahu varian bawah, wajar dong kalau ada yang dikurangi?

Kesimpulan

Wuling Cortez 1.500 cc resmi menjadi jembatan antara Confero dan Cortez yang 1.800 cc. Tidak hanya itu, ia juga memperluas rentang harga Cortez hingga ke bawah 200 jutaan, namun nilai inti Cortez tidak berubah banyak. Cortez tetap salah satu MPV paling lega, praktis dan value for money serta punya built quality yang lumayan pantas. Akomodasi hingga 8 orang berikut detail kecil seperti rem cakram 4 roda dan AC yang cantik patut diacungi jempol.

Sedikit disayangkan, anda ia seperti MPV cenggo lain yang bisa memberikan stability control, mungkin bakal tambah oke. Tambahkan di varian 1.5C dulu saja tidak apa-apa, mungkin di 1.5S tak usah. Kami sudah merasakan sendiri bahwa girboks manualnya mudah dan koplingnya sangat enteng, namun buat mereka yang terlanjur berevolusi jadi pemalas dan sangat menjaga orisinalitas kaki kirinya bakal berpikir ulang kala tahu tidak ada transmisi otomatis buat mesin 1.500 cc ini.

Di varian 1.800 cc, setir Cortez terasa sangat enteng dan tidak terlalu komunikatif, jadi harusnya di varian 1.500 cc ini rasanya mirip-mirip. Tenaga jelas akan berkurang, tapi seberapa jauh berkurangnya kami pun belum tahu. Overall, kami tetap merasa bahwa Cortez adalah mobil yang jauh lebih cocok buat dinikmati kenyamanannya di bangku penumpang daripada pengemudi. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Read Prev:
Read Next: