AutonetMagz.com – Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) memang selalu melakukan studi-studi terhadap keselamatan berkendara. Ya iyalah, sesuai dong dengan namanya. Kali ini mereka melakukan studi terhadap penumpang di baris kedua yang ternyata minim sekali kesadarannya dalam memakai safety belt belakang.
Temuan yang mereka dapat adalah kebanyakan para penumpang belakang tidak mau tahu dan hanya menganggap safety belt belakang sebagai hiasan belaka. Dari 1.172 responden, 91% penumpang depan selalu memakai safety belt sementara angka tersebut menurun menjadi 72% saat menjadi penumpang belakang.
Survey menunjukan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menggunakan safety belt terutama pada saat bepergian untuk jarak dekat dan juga pada saat menggunakan jasa taksi online. Namun studi ini tidak selalu menunjukkan hasil yang buruk.
Kesadaran dalam memakai safety belt sebenarnya semakin meningkat setiap tahunnya. Masalahnya adalah penumpang belakang selalu menganggap posisi di belakang adalah posisi yang lebih aman daripada penumpang di depan. Kesadaran bahwa sabuk pengaman sangat penting di setiap bangku sangatlah minim.
Bagaimana Indonesia? Ah sudahlah tidak usah dibahas, safety belt saja masih ada yang tidak menyeluruh ke bangku belakang. Padahal teknologi keselamatan sudah sangat berkembang, bukan hanya safety belt belaka, airbag dan belt dengan pretensioner terbukti mereduksi angka kecacatan dan kematian.
Kami pun sekalian berpesan kepada Anda para pengemudi maupun penumpang untuk senantiasa memakai safety belt dan memberitahu kepada penumpang lainnya agar memakai safety belt. Kecenderungan masyarakat Indonesia tidak mempedulikan seberapa jauh perginya, yang jelas tidak pernah menggunakan safety belt saat duduk di belakang.
Jangan sampai Anda harus menyesal saat terjadi kecelakaan, data Amerika sendiri mengatakan 2.800 kematian dapat dicegah apabila memakai safety belt belakang. Safety belt bukan sekedar penghias mobil, gunakanlah dengan bijak. Anjing aja pakai safety belt, masa’ kamu engga?
Read Next: VW Scirocco Bakal Berubah Jadi Mobil Listrik?