AutonetMagz.com – Pergerakan dunia otomotif ke arah elektrifikasi memang tidak akan bisa dihindari. Kehadiran pandemi COVID-19 di muka bumi ini malah seolah menjadi katalisator bagi elektrifikasi kendaraan di seluruh dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Walaupun Indonesia tidak memproduksi mobil listrik dengan brand lokal, namun Indonesia memiliki sebuah modal yang kuat dalam hal elektrifikasi. Negeri kita ini memiliki sumber daya alam yang mumpuni untuk memproduksi sebuah sel baterai. Sisanya, Pemerintah tinggal menggandeng mitra strategis untuk mengolahnya. Dan inilah yang akan kita bahas kali ini.
Investasi 15,9 Triliun, Bangun Pabrik di Karawang
Sesuai dengan judul di atas, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution baru – baru ini menandatangani sebuah memorandum of understanding alias MoU dengan Pemerintah Indonesia. Nah, di dalam MoU tersebut, Hyundai dan LG telah setuju untuk membentuk joint venture di Indonesia sebagai upaya dalam memproduksi sel baterai dari mobil listrik bertenaga baterai atau BEV. Sung Hwan Cho, President and CEO dari Hyundai Mobis (Divisi Suku Cadang), dan Jong Hyun Kim, President dari LG Energy Solution, melakukan seremonial penandatangan MoU yang diadakan di kantor pusat LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Indonesia, dan Toto Nugroho, Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) juga turut menghadiri seremonial tersebut secara virtual. Penandatanganan MoU ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021 kemarin.
Nah, melalui MoU ini, Hyundai dan LG telah menyetujui investasi sebesar 1,1 Miliar USD atau sekitar 15,94 triliun Rupiah untuk membangun pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang. Nah, dalam perusahaan JV ini, Hyundai dan LG masing – masing akan memiliki shama sebesar 50%. Sedangkan Pemerintah Indonesia akan bertugas untuk mendukung kelancaran operasional melalui berbagai insentif. Pabrik sel baterai mobil listrik ini akan mulai dibangun di kuartal keempat tahun 2021 ini, jadi antara bulan Oktober hingga Desember 2021. Jika sesuai dengan target, maka pembangunan pabrik ini akan selesai di semester pertama tahun 2023 mendatang. Setelah itu, pabrik ini diharapkan bisa mulai memproduksi sel baterai di semester pertama tahun 2024. Masih lama? Memang kalau kita menghitung waktu terkesan lama. Namun, ini adalah langkah positif dari Pemerintah Indonesia.
Sanggup Penuhi Kebutuhan 150 Ribu EV
Yang menarik, mengapa kedua perusahaan asal Korsel ini memilih Karawang sebagai lokasi produksi sel baterai ini? Jadi, keduanya sudah mempertimbangkan sejumlah faktor penting dalam menentukan lokasi ini. Salah satu alasannya karena Karawang yang cukup dekat dengan Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Selain itu, Karawang telah memiliki jaringan transportasi yang lengkap termasuk bandar udara, pelabuhan, dan juga jalan bebas hambatan. Semua ini membuat Karawang menarik perhatian dan minat dari berbagai industri berskala besar untuk membangun fasilitas di area tersebut seperti otomotif, elektronik, logistik, konstruksi material dan lainnya. Pabrik sel baterai baru di Karawang akan dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi.
Ketika beroperasi penuh, fasilitas ini diharapkan menghasilkan sel baterai lithium-ion NCMA dengan total 10 GWh setiap tahunnya, dan mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit mobil listrik. Sel baterai yang diproduksi oleh pabrik di Karawang akan digunakan pada model EV dari Hyundai Motor dan Kia yang dibangun di atas platform BEV khusus Hyundai Motor Group, yaitu Electric-Global Modular Platform (E-GMP). Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Jaga Nilai Jual Kembali Mobil Tetap Tinggi, Ini Dia Tipsnya!