AutonetMagz.com – Seberapa banyak diantara kalian yang menggunakan mobil produksi baru di tahun 2018 ini? Lalu apa saja fitur yang ada di mobil – mobil kalian, yang notabene adalah mobil keluaran terbaru? Ada banyak sekali fitur – fitur baru yang ditanamkan di dalam kendaraan jaman now, mulai dari fitur seperti passive keyless entry, lalu cruise control, hingga fitur – fitur lain seperti blind spot monitoring, rear traffic alert, lane departure warning hingga emergency braking. Nah, berarti mobil jaman now sudah cukup canggih, namun apakah pengemudinya juga ikut canggih?
Sebuah candaan sempat kami dengarkan, “Jikalau sudah menggunakan smartphone, maka orangnya juga harus smart“, begitu isi candaannya. Namun hal ini benar adanya, dan bisa kita analogikan ke sebuah kendaraan. Memang, mobil yang ada saat ini masih belum dikategorikan smart car yang isu – isunya merujuk pada mobil otonom, namun fitur – fitur yang ada di sebuah kendaraan seperti yang kami sebutkan di intro diatas sejujurnya sudah membuat mobil cukup smart untuk dikendarai dengan nyaman dan aman. Namun apa jadinya jikalau candaan yang kami sebutkan sebelumnya terjadi? Seorang pengemudi yang mengemudikan mobil dengan segudang fitur tak mengerti seperti apa fiturnya bekerja, jadinya bukan aman malah rawan. Nah, sebuah studi dari AAA Foundation for Traffic Safety di Amerika meneliti hal ini.
Dari hasil studi tersebut, menunjukkan bahwa sebanyak 80% dari responden tak mengerti bagaimana cara kerja dari sebuah blind spot monitoring, yang mana kami yakin kalian pasti mengerti. Sebanyak 80% orang tersebut mengasumsikan bahwa sistem mampu membaca kendaraan ataupun obyek lain yang mendekati mereka dengan kecepatan tinggi akan terdeteksi, padahal tidak demikian adanya. Bahkan, 25% dari mereka tak menggunakan sistem ini, alias mubazir. Masih dari hasil studi, ada 40% orang yang tak mengetahui perbedaan antara forward collision warning dan automatic emergency braking. Dan yang paling parah, sebanyak 29% diantara responden ternyata melakukan hal lain sambil berkendaraa saat adaptive cruise control dinyalakan. Mereka berpikir bahwa fitur tersebut sudah cukup hebat untuk menghindarkan mereka dari kecelakaan, duh duh duh.
Jake Nelson, director of traffic safety advocacy and research dari AAA Foundation menyebutkan bahwa ada asumsi umum di antara masyarakat bahwa teknologi yang ada dalam kendaraan saat ini bisa melakukan hal-hal lebih untuk mereka, seperti halnya anggapan yang salah terkait adaptive cruise control. Nelson menambahkan, bahwa ada sebuah kewajiban bagi pihak diler dan pabrikan untuk melakukan edukasi kepada konsumen terkait cara kerja dan juga kegunaan serta kemampuan dari teknologi yang tertanam di kendaraan mereka. Jadi, konsumen bisa memastikan apa yang dapat dan tak dapat mereka lakukan dengan fitur tersebut, serta mengerti batasan yang bisa dilakukan oleh sebuah fitur. Nelson menutup dengan sebuah kalimat, “Teknologi tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran kita di balik kemudi. Teknologi dimaksudkan untuk membantu pengemudi,”
Nah, jadi sangat penting untuk pabrikan, dan seluruh stakeholder terkait untuk bisa menyebarkan kegunaan dan cara kerja dari fitur – fitur sebuah kendaraan. Mengapa? Karena tak semua pengemudi mau menyisihkan waktunya untuk membaca ataupun menonton video terkait kegunaan fitur di mobil mereka. Nah, kalau menurut kalian bagaimana?
Sumber : AutoEvolution
Read Next: BMW 3-Series G20 2019 Bocor : Yay or Nay?