GAIKINDO : Target 600 Ribu Unit Bisa Jadi Sangat Berat

by  in  Berita & Nasional
GAIKINDO : Target 600 Ribu Unit Bisa Jadi Sangat Berat
0  komentar

AutonetMagz.com – Kita semua tahu bahwa pihak Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sebagai induk dari merk mobil di Indonesia telah merevisi target tahunan yang sebelumnya ada diatas angka 1 juta unit menjadi 600 ribu unit beberapa waktu lalu. Penuruna tersebut cukup drastis, namun baru – baru ini pihak GAIKINDO merasa bahwa angka 600 ribu unit nampaknya berpeluang menjadi sangat berat untuk dicapai dengan kondisi yang ada.

Dalam sebuah live diskusi Industry Rountable beberapa waktu lalu, Ketua Umum GAIKINDO, Bapak Yohannes Nangoi menyebutkan bahwa prediksi penjualan sebanyak 600 ribu unit di tahun 2020 ini bisa jadi sangat berat. Apalagi, beliau menyebutkan bahwa penjualan di bulan April dan Mei 2020 ini hasilnya tidak menggembirakan. Nangoi menyebutkan bahwa penjualan yang sudah anjlok di bulan April silam masih akan berlanjut di bulan Mei ini. Malahan, penjualan di bulan ini diprediksikan akan lebih anjlok karena penerapan PSBB di beberapa kawasan, termasuk di kota – kabupaten di daerah.

Penerapan PSBB sendiri memang membuat industri otomotif mati kutu, mulai dari operasional diler yang dihentikan, produksi yang juga mandek, dan sejumlah tantangan lainnya. Belum selesai sampai disana, perusahaan pembiayaan yang biasanya menjadi salah stau penopang penjualan kendaraan di Indonesia juga kini makin selektif dalam memilih mitra. Perusahaan pembiayaan menghindari tingginya resiko gagal bayar karena kondisi pandemi ini. Nangoi juga menyoroti perbandingan antara kapasitas produksi di Indonesia dengan penjualan di dalam negeri dan juga ekspor.

Indonesia memiliki kapasitas produksi diatsa 2 juta unit, bahkan mencapai 2,5 juta unit jika kita menghitung Hyundai yang sedang membangun pabriknya. Namun, ada kemungkinan tahun depan penjualan masih belum normal sepenuhnya, sebut saja di 800 atau 900 ribu unit saja. Sedangkan ekspor ada di angka 250 hingga 300 ribu unit. Angka tersebut jika digabungkan baru mencapai 50% alias separuh dari utilitas yang bisa dihasilkan oleh pabrik di Indonesia. Secara bisnis, jelas hal ini tidak efisien. Oleh karenanya, kami juga berharap kondisi bisa segera membaik.

Jikalau tidak, bisa saja kedepannya akan ada banyak merk mobil yang terdampak dan berpeluang untuk hengkang atau menghentikan operasionalnya di Indonesia jikalau kondisi tak kunjung membaik. Jadi, bagaimana menurut kalian?

Read Prev:
Read Next: