AutonetMagz.com – Sejak muncul Toyota Prius dan Honda Insight, mobil-mobil seperti itu banyak dibenci petrolhead, salah satu alasannya karena bentuknya aneh. Tapi makin ke sini, muncul banyak mobil hybrid keren, dan Honda CR-Z yang diluncurkan oleh Honda Prospect Motor kemarin adalah salah satunya. Dengan harga 535 juta Rupiah, Honda menyebut ini sport hybrid, tapi apa dia benar-benar sport?
Saya dari dulu tergelitik dengan pertanyaan ini jauh sebelum CR-Z diimpor ke Indonesia. Katakanlah mobil sport seperti Toyota 86, Honda Civic Type R, Subaru WRX STI dan Mazda MX-5, mereka punya nilai jual di aspek penting mobil sport, yakni performa dan handling (Meski Toyota 86 dan Mazda MX-5 lebih menjual handling dan bukan performa). Kalau CR-Z? Apa dia ini mobil sport sungguhan atau hanya hatchback rupawan bermesin cukupan?
Eksterior
Honda mendesainnya CR-Z dengan pintar, karena dari ujung depan sampai ujung belakang, hampir tidak ada yang salah dengan penampilannya. Sangat sporty, sangat eye catching, dan sama sekali tidak terkesan seperti mobil akuntan kalau dilihat dari luar. Tapi, ini adalah facelift kedua untuk CR-Z. Untuk versi facelift kedua ini, CR-Z dapat bumper depan dan belakang baru, motif gril baru, dan headlamp LED juga jadi standar. LED-nya cantik parah, mirip mobil Acura! Nice!
Sementara di samping, desain peleknya baru dengan ukuran 17 inci, dan remnya sekarang pasti lebih pakem, karena jika CR-Z yang dulu remnya 14 inci, sekarang jadi 15 inci. Tapak belakang pun melebar 10 mm, dan setting suspensi depan dan belakang pun direvisi biar lebih nyaman. Agak aneh, padahal CR-Z lawas sama sekali bukan mobil yang suspensinya keras seperti Brio misalnya, masih bisa dibilang layak dan nyaman untuk sehari-hari.
Sejauh ini kesannya menjanjikan, meski untuk beberapa orang bagian belakangnya sedikit agak aneh, tapi tidak jadi soal. Di bagian belakang mobil ini tidak ada knalpot yang nongol, biar kesannya mobil ini ramah lingkungan dan tidak beremisi, padahal tetap saja ada gas buang, karena knalpotnya ngumpet di dalam. Tapi tidak hanya Honda CR-Z saja yang seperti ini, mobil hybrid lain seperti Hyundai IONIQ juga pakai metode yang sama.
Tapi jujur saja, CR-Z ini punya basis yang sama seperti Honda Insight, dan Insight adalah sebuah mobil hybrid tua. Jadi, dia cantik di luar seperti Meriam Bellina, tapi tua di dalam seperti meriam Portugis. Tapi sejauh ini semuanya masih sangat menjanjikan, ini kelihatan seperti mobil buatan desainer dan engineer, karena selain bisa dibuat cakep, nilai aerodinamikanya juga termasuk bagus lho.
Interior
Saya suka desain dalamnya. Interiornya punya desain yang sangat fokus, futuristik dan driver oriented. Ada rasa seperti masuk ke kokpit pesawat tempur saat duduk di kabin pengemudinya, plus dia punya posisi duduk yang rendah dan sporty. Rasanya benar-benar seperti mobil buatan engineer dan desainer. Good job, desainer dan engineer Honda.
Tapi di balik itu, harus diketahui bahwa materialnya adalah plastik. Tapi sekalian menginfokan, sebenarnya ada apa dengan plastik? Alfa Romeo 4C dan Subaru WRX juga plastik kok interiornya. Well, sebenarnya tidak ada masalah, tapi kadang itu memperlihatkan seberapa besar niat mereka bikin mobil, dan saya tetap memandang 2 mobil tadi sebagai mobil sport bagus.
Namun kalau bisa pakai material yang bagus, pakailah yang bagus. Lagipula, inti dari mobil sport itu kan performanya, pengendaraannya, atau kecantikannya. Plastik di interior harusnya bisa terbayarkan dengan hal-hal itu, dan di CR-Z ini, dia dibayar dengan desain luar-dalam yang cakep. Honda CR-X sepertinya tidak akan malu kalau desain penerusnya, yakni CR-Z sebagus ini.
Lupakan soal plastik, karena saya amat sangat puas dengan kombinasi bahan joknya. Paduan bahan fabric dan kulitnya bagus dan pas, bisa mencuatkan kesan sporty. Fabric-nya pun bukan fabric murahan, bahkan di armrest tengah yang sekaligus menjadi penutup glovebox kini dilapisi kulit. Posisi duduk joknya rendah dan sporty, dan ketinggian jok pengemudi bisa diatur secara manual. Lumayanlah, ada fungsi standar seperti reclining dan sliding.
Seperti smartphone yang ada di dekatmu, CR-Z punya banyak mainan, contohnya pilihan mode berkendara. Ada mode eco yang bakal membuat mobil menjadi lebih santai dan membuat cincin di spidometer ala 3D-nya berwarna hijau. Lalu ada mode normal untuk kondisi berkendara biasa dan cincinnya berubah menjadi biru, dan berikutnya mode sport yang bakal mempertajam respons pedal gas, membuat setir jadi lebih berat dan cincin di spidometer menjadi berwarna merah.
Dan ada hal unik tentang tombol S+ ini. Ini adalah tombol boost, jadi saat indikator S+ Ready udah muncul di panel instrumen, kita pencet tombol ini, nanti kita bakal dapat akselerasi instan dari tenaga baterai dan motor listriknya. Seperti sistem KERS di mobil F1, tapi boost ini hanya bisa bertahan selama 5-10 detikan. Perumpamaan simpel, pernah main NFS Underground 2? Tahu efek NOS? Kira-kira seperti itu, tapi ini bukan NOS, ini motor listrik dan baterai.
Selebihnya, ini tempat yang enak buat pengemudi dan penumpang depan. Komplit pula, ada ac otomatis, stability control, 7 speaker, 6 airbags, active noise cancelation, auto headlamp & wiper, dan bahkan dia punya sistem yang membuat suara mesin palsu yang bakal disalurkan via speaker mobil. Suaranya beda, tergantung dari mode berkendara yang dipilih.
Alasannya biar pengemudinya merasa mobil ini kenceng, padahal dia ini cuma hatchback sporty yang pakai mesin milik Honda Jazz hybrid, dan itu bukan mobil sport. Tapi suara palsu ini bukan cuma monopoli CR-Z saja, soalnya BMW M5 dan Renault Clio RS punya sistem suara mesin palsu juga. Jadi terserah pemiliknya saja nanti, is it good or bad?
Untuk mobil yang sporty, tempat penyimpanan di Honda CR-Z ini cukup banyak, jadi CR-Z ini lumayan praktis. Tapi kalau saya bilang CR-Z ini luas, tidak juga, cenderung sempit. Ruang belakangnya itu cuma formalitas, karena hanya bisa dipakai balita, itu pun balitanya tidak boleh mengidap claustrophobia, karena nyaris tidak bisa melihat ke luar jendela. Syarat orang dewasa kalau mau duduk nyaman di situ adalah tidak punya kaki, kepala dan leher.
Tidak hanya itu, karena desain atapnya datar dan kacanya sempit, visibilitas belakangnya sangat minim, susah mau melihat masa lalu… Maaf, maksudnya melihat ke belakang dari kaca spion tengah. Karena baterainya ada di bawah bagasi belakang dan dia punya atap rendah, bagasi CR-Z luasnya ala kadarnya, sekitar 255 liter jika tak salah. Itu adalah ukuran bagasi city car, tapi kami tak memandang hal ini sebagai masalah krusial sebenarnya.
Mesin
Sejauh ini, kesannya mobil ini seperti mobil buatan engineer dan desainer, tapi saat kita menggeledahnya lebih dalam lagi sampai ke mesin, rupanya masih ada akuntan yang ikut campur dalam pembuatannya. Itu karena dia punya mesin yang sama seperti Honda Jazz hybrid, 1.500 cc 4 silinder dengan kombinasi baterai+motor listrik yang kalau ditotal, tenaga dan torsinya ada di 130 hp dan 172 Nm, akselerasi 0-100 bisa sekitar 9-10 detikan dengan top speed 209 km/jam.
Kedengarannya tidak jelek, tapi itu masih di zona rata-rata mobil reguler, bukan? Transmisinya juga hanya CVT, yang artinya bagus buat efisiensi dan kehalusan, tapi mungkin tidak buat fun to drive. Bahkan untuk yang CVT, tenaga dan torsinya disunat dibanding opsi transmisi manual 6 percepatan biar transmisinya awet, tapi sayang yang manual tidak dijual di Indonesia. Tapi mungkin kalian bertanya, sebenarnya sistem hybrid CR-Z itu bekerjanya seperti apa?
Akan kami jelaskan. Motor listrik yang ditanam di roda depannya, itu mendapat tenaga dari baterai. Motor listriknya akan bekerja di kecepatan rendah biar akselerasi mobil lebih sigap, karena torsi 172 Nm-nya sudah bisa terasa sejak 1.000 rpm. Jadi bagi yang suka nyalip mobil lain di rute dalam kota dan sering kena macet-macetan, mobil ini cocok. Mungkin sampai situ kalian merasa tidak ada masalah, apalagi karena sistem hybrid ini bisa membuat mobil jadi irit BBM. Jelas dong, siapa yang tidak mau mobil irit? Kami pun mau.
Tapi ada dugaan yang harus kami sebutkan. Honda Jazz hybrid yang mesinnya sama dengan CR-Z ini, saat melaju di kecepatan tinggi, katakanlah 80-100 km/jam, motor listrik Jazz hybrid akan mati, sehingga ia jadi mobil bensin normal yang membawa beban ekstra berupa baterai dan motor listrik. Kami menduga hal yang sama juga terjadi pada CR-Z, tapi ini belum diketahui pasti.
Pemilik CR-Z pun tidak bisa menjalankan CR-Z dengan mode elektrik saja, tidak seperti Toyota Prius atau BMW i8 yang bisa berjalan dengan tenaga baterainya saja. Menurut pengujian Honda, CR-Z sanggup melewati banjir setinggi 30 cm tanpa merusak baterainya akibat air. Perlu dicatat, baterainya water resistant, bukan water proof. Usia baterai CR-Z diklaim bisa hingga 15 tahun. Karena ini bukan Tesla, baterainya tidak perlu di-charge di colokan listrik di rumah atau kantor.
Kesimpulan
Jadi, apa sebenarnya CR-Z ini? Dia adalah jawaban bagi kalian yang suka bertanya,”Ada nggak ya mobil yang desainnya keren, bensinnya irit tapi harganya nggak sampe M-M-an?” ada, ya ini mobilnya. Ini adalah mobil keren yang bisa bikin kegantengan pemiliknya naik 100 kali lipat di depan lawan jenis. Saya tidak bilang CR-Z ini mobil sport, tapi bisa dibilang mobil sporty atau fashion car, karena tampilannya lebih menjual daripada aspek lain, dan ingat, harganya masih di angka 500 jutaan.
Tapi saya sendiri sangat bingung dengan CR-Z ini. Mau dibilang mobil sport, tapi tenaga dan torsinya tidak spektakuler. Teknologi hybrid-nya sendiri terlihat cenderung ke performance, karena mengharamkan mobil berjalan dengan mode elektrik, tapi kok tambahan ekstra tenaga dan torsinya tidak seberapa? Kalau cenderung ke efisiensi, mungkin bakal lebih baik jika CR-Z menyediakan mode full elektrik seperti BMW i8. Pendek kata, just show and no go. Cuma menang tampilan saja, soal performa… Silakan diisi sendiri.
Andai Indonesia tidak menerapkan pajak ganda untuk mobil hybrid karena dianggap punya 2 mesin, harga CR-Z pastilah tidak sampai 535 jutaan, tapi ya itu, realita itu menyebalkan. Bagaimana opinimu soal Honda CR-Z ini? Sampaikan di kolom komentar!
Agar lebih jelas, review Honda CR-Z ini kami sajikan dalam bentuk video
Read Next: GM Daftarkan Chevrolet Trax LS dan LT SE Untuk Indonesia!