AutonetMagz.com – Akhirnya setelah sesi preview dan presentasi detail eksterior dan interior Mazda 3 2019 di sirkuit Mine di Jepang, kami mendapatkan kesempatan untuk mencoba langsung produk pertama dari 7th Generation Line-up Mazda ini. Pihak Mazda sudah mengatur agar kami mendapatkan giliran untuk mencoba Mazda 3 versi yang saat ini dijual dan versi terbarunya secara bergantian.
Rute yang diberikan kali ini adalah masing-masing 2 lap di sirkuit utama Mine, dan inspection road alias rute berkelok-kelok di sekeliling sirkuit Mine, baik sebagai pengemudi maupun sebagai penumpang depan. Sayangnya kondisi cuaca di Fukuoka waktu itu sangat tidak mendukung, karena hujan turun seharian. Instruktur pun mengingatkan kami agar berhati-hati dan sedikit menurunkan kecepatan mobil sewaktu memutari sirkuit. Jadi bagaimana impresinya?
Impresi sebagai penumpang depan
Giliran kami pertama kali sebagai penumpang depan, dan sempat ada kebingungan sedikit ketika kami berjalan ke sisi kiri mobil dan menjumpai lingkar kemudi. Bagaimana tidak bingung, soalnya karena kami di Jepang, kami yakin unit tesnya pasti setir kanan dong. Ehh… Ternyata yang ada malah kebalikannya, sebab model yang kami coba adalah model dengan setir kiri. Mazda bilang, unit tes ini adalah unit yang diuji untuk pasar Eropa.
Duduk di jok penumpang depan Mazda 3 sangat nyaman. Joknya relatif empuk, dan posisi duduk cenderung terbenam meski tak serendah jok driver, tapi ini dimaksudkan agar posisi duduk bisa diposisikan dekat dengan titik berat mobil. Posisi duduk ini memudahkan badan penumpang untuk merespon pergerakan mobil. Alhasil, menjadi penumpang Mazda 3 tidak mudah lelah, dan mengurangi kemungkinan mabok darat ketika menumpang mobil yang melewati jalan berliku-liku dalam kecepatan lumayan tinggi, karena badan bergerak secara natural mengikuti pergerakan mobil.
Visibilitas juga amat baik, karena Mazda menempatkan spion yang agak ke belakang agar tidak membuat pilar A mobil ini terlalu besar, dan menyembunyikan wiper di balik kap mesin depan. Tujuannya agar pandangan ke depan tidak terganggu dan aerodinamika meningkat signifikan. Sayangnya, seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, ke belakang itu tidak mudah untuk melihat karena kaca belakangnya kecil.
Impresi sebagai pengemudi
Akhirnya tiba giliran kami untuk mengemudi. Kesan pertama masuk di dalam kabin pengemudi adalah, Mazda berhasil membuat tampilan yang lebih bersih dan lebih driver-oriented. Posisi MZD Connect dimiringkan ke arah pengemudi, pengaturan setir bisa tilt dan telescopic, genggaman setir mantap, blind spot minim, HUD langsung ditembak ke kaca depan, dan setelan jok yang terdiri dari sliding, reclining, height adjuster dan ada adjustable thigh support membuatnya bisa dibilang lengkap untuk sebuah mobil Jepang. Sayang saja pengaturan tidak elektrik, masih full manual. Andai ia full elektrik, pasti kami sangka sedang duduk di dalam sebuah mobil Jerman atau Italia.
Oke, kita masukan transmisi ke D, dan mulai mengikuti pace car, respon transmisi sangat halus, dan kebetulan mobil yang kami coba bermesin bensin SKYACTIV-G yang menghasilkan 155 hp. Respons mesin cukup baik, namun memang kami tidak sempat mengeksplor maksimal, karena kami harus mengikuti kecepatan dan irama pace car yang tidak terlalu tinggi. Mungkin nanti saat mobil ini sudah sampai Indonesia, kami bisa mengeksplor performanya lebih jauh.
Karena sulitnya mengeksplor performa mesinnya, kami lebih memilih mengeksplor handling dari generasi terbaru ini, dan hasilnya? Fantastis, mobil sangat nurut, dan lincah sesuai input dari lingkar kemudi. Bobot setir kami rasakan masih terlalu ringan untuk selera kami, tapi respon mobil sangat baik, hampir seperti sebuah point-and-shoot car. Anda ingin entry speed yang efektif saat cornering? Gampang, arahkan saja kemudi dan mobil akan langsung bereaksi.
Anda bari keluar dari sebuah corner dan harus mengkoreksi mobil? Gampang juga kok, sebagian karena sasis yang lebih kaku, dan Mazda mendesain input dari jalan dapat dirasakan hampir langsung oleh pengemudi, sehingga kita bisa bereaksi lebih cepat terhadap pergerakan mobil, membuat mengontrol mobil ini hampir seperti mengontrol bagian dari badan kita sendiri.
Memang tetap ada sedikit understeer ketika melewati tikungan dengan kecepatan yang lebih tinggi, tapi kembali lagi, mobil berkomunikasi dengan baik terhadap pengemudinya, sehingga koreksi berlebih tidak perlu dilakukan, karena kita sebagai pengemudi dapat merasakan limit dari mobil itu sendiri.
Kualitas Berkendara
Saatnya kami pindah ke jalanan berkelok yang mengelilingi sirkuit Mine. Kondisi aspal di sektor ini lebih bervariasi, dengan jalan yang sedikit lebih menyerupai jalan biasa beserta beberapa bagian yang dilapisi batu kerikil halus. Tidak sekasar di Indonesia, tapi lumayan memberikan simulasi saat melewati jalan kasar.
Di sesi ini, kecepatan diturunkan sedikit, dan yang kami rasakan, mobil memang terasa lebih kaku dibanding generasi sebelumnya. Kondisi jalanan rusak memang lebih terasa di model terbaru ini, namun tidak sampai menggangu seperti beberapa merek mobil Jepang lainnya yang terkenal memiliki suspensi seperti gerobak.
Pada sesi ini, kami ingin sampaikan lebih jauh mengenai tingkat NVH (Noise, Vibration, Harshness) dari Mazda 3 2019 yang kami rasa sudah menyamai level mobil-mobil premium dari Eropa, karena sepanjang sesi test drive yang dilakukan dalam kondisi hujan, suara yang masuk ke kabin tidaklah mengganggu. Masih ada sedikit suara dari kolong yang masuk ketika di kecepatan tinggi, tapi selepas itu kualitas peredaman amat baik, sehingga bercakap-cakap di dalam kabin pada kecepatan lumayan tinggi tidak membuat kita harus berteriak untuk mengimbangi noise dari luar.
Performa NVH yang baik ini ternyata disebabkan oleh beberapa pengembangan oleh engineer Mazda yang meliputi:
- Penambahan peredam di mesin, kap mesin, wheel arch dan daerah mud guard
- Pengurangan jumlah lubang untuk keperluan produksi pada bagian dalam pintu dan rangka mobil
- Penggunaan plafon dan karpet mobil yang bisa meredam suara
- Wiper yang diletakkan di balik kap mesin untuk mengurangi mengurangi celah yang timbul antara kap mesin dan jendela dan meminimalisir turbulensi udara
- Kaca yang lebih tebal
Bagaimana dengan vibrasi berlebih yang biasa kita temui ketika sebuah mobil yang punya suspensi dan sasis kaku melintasi jalan jelek? Ternyata hasilnya amat baik, ada beberapa pergerakan body ketika melewati kerb-kerb di sisi jalan, tapi secara keseluruhan vibrasi yang disalurkan amat bisa diterima. Ini dikarenakan Mazda menambahkan damping node di sela-sela rangka mobil yang terbuat dari karet untuk mengurangi vibrasi yang disalurkan dari jalan ke penumpang dan bodi mobil, sehingga vibrasi dari jalan diredam dan disalurkan dengan lebih baik.
Kesimpulan
Jujur saja, kami tidak sabar untuk dapat mencoba mobil ini di Indonesia untuk dapat lebih jauh mengeksplor performa, dan fitur-fiturnya, karena dari first driving impression singkat kami di Sirkuit Mine ini saja kami sudah dapat menyimpulkan bahwa All New Mazda 3 2019 ini benar-benar ‘All New’ jika dibandingkan dengan model yang saat ini dijual. Banyak pengembangan yang dilakukan oleh Engineer Mazda untuk membuat mobil ini jauh lebih refine ala-ala Mobil premium dari Eropa.
Mobil ini lebih kaku, lebih tajam, lebih direct pengendaliannya, dan memiliki kualitas NVH yang sangat baik. Mengendarai mobil ini benar-benar mengingatkan kami pada bagaimana aktivitas menyetir itu dapat dibuat menyenangkan tanpa terlalu banyak embel-embel pengaturan elektronik, atau gimmick layar head unit yang makin besar dan menggangu.
Bisa dibilang Mazda 3 ini setia pada definisi ‘Fun To Drive’ ala Mazda yang selalu mereka banggakan, di mana Mazda tetap konsisten pada prinsip Jinba Ittai mereka, yang berarti satu kesatuan antara joki dan kudanya (Dalam hal ini, driver dan mobilnya). Apa opini anda terhadap Mazda 3 baru untuk pasar Indonesia? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Shell Fuel Academy : Bahan Bakar dan Masa Depannya