AutonetMagz.com – Menurutmu GIIAS hanyalah sekedar ajang pameran mobil atau motor baru saja? Dengan segala hiburan yang ada dan pemandangan yang memanjakan mata para petrolheads, ajang saling ‘pamer’ produk-produk antar manufaktur otomotif, ladang bagi anda yang ingin membeli kendaraan dengan promo menarik, dan juga model pameran yang bergaya festival, apakah itu semua cukup untuk menjelaskan keseluruhan perhelatan event otomotif terbesar di Indonesia pada tahun 2018 ini? Awalnya menurut saya sendiri, itu semua bisa menjelaskan GIIAS 2018 ini. Tapi kenyataannya GIIAS lebih dari sekadar eksibisi.
Tak sesuai dengan yang saya kira, GIIAS tahun ini ternyata lebih dari sekadar acara hiburan semata. Memang konsepnya sangat menyenangkan dan berfungsi untuk menghibur juga menjadi acara yang memudahkan masyarakat luas untuk memiliki kendaraan. Namun fungsi dari pameran ini dilaksanakan bukan hanya untuk hiburan dan kegiatan jual beli saja ternyata. Di balik semua hal tersebut, ada agenda GIIAS yang tidak berfungsi untuk hiburan maupun kegiatan jual beli, namun berfungsi untuk memajukan bangsa Indonesia. Apakah agenda tersebut? Inilah Forum Group Discussion (FGD) GIIAS 2018, agenda yang serius membahas persoalan dan permasalahan dunia otomotif dalam negeri.
Dengan mengusung tema ‘Peningkatan SDM Dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0’, FGD yang memang telah diagendakan oleh pihak GAIKINDO ini diikuti oleh para perwakilan instansi negara yang juga menjadi peserta diskusi untuk mencari solusi dari persoalan yang ada pada dunia industri otomotif Indonesia saat ini. Ada masalah apa memangnya pada industri otomotif kita? Bukan, bukan masalah kok. Namun lebih kepada persoalan, ‘Bagaimana memajukan SDM agar dapat menghadapi persaingan global maupun regional dan juga meningkatkan pasar ekspor menyongsong revolusi industri 4.0’. Anda benar jika mengira kalau ini adalah bagian yang serius dari seluruh rangkaian acara GIIAS 2018. Karena memang hasil dari diskusi ini dapat mempengaruhi industri otomotif tanah air kita sendiri.
Di agendakan pada 6 Agustus yang lalu, FGD dibuka dengan kata sambutan dari pihak GAIKINDO yang diwakili oleh bapak Rizwan Alamsjah dan juga dari pihak Dirjen Perindustrian yang diwakili bapak Harjanto. Memasuki sesi diskusi, bapak Chandam Purwoko dari Bisnis Indonesia selaku moderator memulai sesi diskusi.
Peserta Diskusi
Para peserta diskusi datang dari berbagai instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang SDM, pendidikan, industri, dan termasuk pihak GAIKINDO sendiri. Semua instansi yang hadir dalam grup diskusi kali ini adalah :
- Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) yang diwakili bapak Mujiyono selaku kepala Pusdiklat
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diwakili ibu Rahma Iryanti selaku staff ahli menteri
- Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) yang diwakili bapak Drs. Sukiyo, M.M.Pd
- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendiknas) yang diwakili bapak Dr. Ir. M. Bakrun, M.M
- Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang diwakili bapak Ir. Drs. Asrizal Tatang, MT
- Bapak Kukuh Kumara selaku sekretaris umum dari pihak GAIKINDO sendiri.
Materi Diskusi
Dalam diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu SDM agar siap menghadapi revolusi industri 4.0, tiap peserta membicarakan satu bahasan materi pokok yang berarti jumlah materi yang disampaikan dalam diskusi tersebut berjumlah enam. Apa saja materi yang disampaikan oleh tiap peserta? Berikut judul materinya sesuai dengan siapa yang menyampaikan dari urutan di atas sebelumnya :
- Pengembangan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Industri Otomotif dan SKKNI Perbaikan dan Perawatan Kendaraan BermotorRingan dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0
- Kebijakan perencanaan ketenaga kerjaan nasional menghadapi daya saing di pasar global/regionalmenyongsong revolusi Industri 4.0
- Kebijakan & Pencapaian Pengembangan SKKNI di Indonesia dan rencana pengembanganSDM dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0
- Kesiapan silabus dan kurikulum pendidikan untuk menghadapi persaingan global/regional menyongsong Revolusi Industri 4.0
- Kesiapan SKKNI untuk menghdapi persaingan global/regional menyongsong revolusi Industri 4.0
- Link and Match SDM untuk menghadapi persaingan global/regional dan peningkatanpasar ekspor menyongsong revolusi Industri 4.0
Bahasan yang sangat serius bukan? Jarang-jarang nih kita serius, sesekali ya biar gak lembut mulu wkwk. Materi yang disampaikan di atas oleh para peserta berguna untuk kemajuan bangsa. Jadi penting bagi kita juga untuk memperhatikan kinerja pemerinth Dalam membangun ekosistem kerja yang baik dalam dunia industri Dalam negeri. Lanjut? Lanjut dong ya.
Kesimpulan
Setelah semua peserta menyampaikan materi sesuai bidang mereka masing-masing, sesi FGD yang paling penting pun dimulai, yaitu sesi diskusi yang dibuka oleh sang moderator. Diskusi dan juga tanya jawab seputar usaha dalam meningkatkan mutu SDM Dalam bidang industri. Melalui materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya, adapun masalah pokok yang dihadapi SDM di Indonesia adalah sebagai berikut :
- Output pendidikan formal yang belum siap kerja.
- Kualitas SDM Indonesia yang tidak merata.
- Kualitas tenaga kerja yang dicerminkan dari tingkat pendidikan masih kurang.
- Trend penganggur terbuka bergeser dari angkatan kerja berpendidikan rendah menjadi angkatan kerja berpendidikan tinggi.
- Belum semua industri merekrut SDMnya berbasis kompetensi.
- Status pekerjaan utama didominasi pekerja informal.
Dengan masalah yang sudah mereka dapatkan, sekarang waktunya untuk mengambil kesimpulan untuk menghadapi permasalahan tersebut. Waktu diskusi dan sesi tanya jawab yang diberikan durasi sebanyak satu jam 20 menit tersebut akhirnya membuahkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut dirangkum menjadi sebuah slide dimana kesimpulan tersebut berupa tantangan untuk optimalisasi lembaga pelatihan yang harus para peserta (atau instansi pemerintah) pada forum kali ini selesaikan. Mau tahu tantangan apa saja yang harus diselesaikan oleh para peserta? Berikut poin pentingnya :
- Jumlah dan kualitas instruktur atau tenaga pelatih harus ditingkatkan.
- Kelembagaan dan manajemen merupakan unit pelaksan teknis Dinas, sehingga kurang fleksibel Dalam pengelolaan.
- Kapasitas layanan yang kurang memadai dikarenakan jumlah yang dilayani semakin besar dan menyebar.
- Sarana dan fasilitas pelatihan kurang relevan dengan tuntutan pasar kerja.
- Kemitraan dengan industri yang komitmennya belum terbangun dengan kuat.
- Sertifikasi atau pengakuan yang belum merupakan kebutuhan saat ini.
- dan terakhir adalah Alokasi anggaran yang belum dilihat sebagai investasi jangka Panjang.
Setelah sesi diskusi dan tanya jawab selesai dilaksanakan, acara ditutup oleh Dirjen Ketenagakerjaan dan diakhiri dengan makan siang untuk peserta diskusi. Diharapkan dengan selesainya FGD pada GIIAS 2018 kali ini, instansi pemerintah dapat memberikan kemajuan yang signifikan Dalam membangun SDM Indonesia lewat kebijakan-kebijakan yang muncul nantinya.
Ayo semua, mari kita dukung pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kehidupan industri dalam negeri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana pendapatmu mengenai agenda FGD Dalam GIIAS 2018 kali ini? Kolom komentar tersedia untuk anda di bawah ikaln-iklan berikut ini.
Read Next: Belum Lama Keluar, Honda Gelar Kontes Modifikasi New Brio