AutonetMagz.com – Inilah hari yang kami tunggu-tunggu. Merupakan keputusan yang kontroversial saat Ferrari beritikad membuat penerus 458 menggunakan teknologi turbo, tapi bikin penasaran juga, karena inilah model kedua Ferrari abad 21 yang pakai turbo setelah California T. Jadi, untuk para orang kaya di Indonesia yang bingung uangnya mau dipakai buat apa lagi, langsung miliki saja Ferrari 488 GTB ini. Ya, Ferrari 488 GTB sudah sampai di Indonesia.
Ferrari mengadakan selebrasi peluncuran ini di showrooom baru mereka yang bertempat di daerah Cilandak. Meski dibuat sebagai penerus Ferrari 458, ia tidak lagi memakai ideologi penamaan seperti 458. Sedikit info, angka 458 diambil dari spek mesin Ferrari 458, yakni 4.500 cc V8, tapi bukan berarti Ferrari 488 GTB bermesin 4.800 cc V8, melainkan 3.900 cc V8 twin turbo. Kalau mau ikut ideologi Ferrari 458 Italia, harusnya nama 488 GTB adalah Ferrari 398 GTB.
Model GTB (Gran Turismo Berlinetta) ini bisa membuat pemilik Ferrari 458 berniat menjual mobilnya untuk menggantinya dengan 488 GTB, karena dengan tenaga 670 hp dan torsi 760 Nm sudah cukup bikin 458 Italia yang punya 570 hp dan 540 Nm terasa kurang galak dengan membaca speknya saja. Selisih 100 hp dan 220 Nm itu besar lho.
Transmisi DCT 7 speed yang menggunakan teknologi F1 memungkinkannya lari dari 0-100 km/jam dalam 3 detik pas, dan 0-200 km/jam cukup 8,3 detik. Kalau disuruh drag race 402 m, waktu yang ditorehkan sekitar 10,45 detik. Untuk menjaga ia tetap terkendali, sejumlah aerodinamika aktif, rem spek kompetisi dan lain-lain siap membantu setiap saat.
Seperti Ferrari lainnya, opsi personalisasi Tailor Made juga berlaku untuk 488 GTB agar mobil ini makin eksklusif. Jika anda pesan sekarang, mungkin baru tahun depan anda bisa mencoba tenaganya sendiri di jalanan. Bagaimana menurut anda, khususnya para pemilik 458 Italia, mau mengganti dengan 488 GTB, atau malah tetap piara 458 Italia dan beli juga 488 GTB biar seperti kumpul keluarga Ferrari kalau di garasi? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Toyota Terpaksa Turunkan Target Penjualan di Thailand, Ada Apa Gerangan?