AutonetMagz.com – Di saat Indonesia sudah mulai melonggarkan aturan terkait masker sebagai pencegahan pandemi COVID-19, saudara – saudara kita di Shanghai justru harus menerima fakta bahwa mereka masih dalam status lockdown. Lockdown di sebuah negara atau daerah memang bertujuan baik, untuk menekan angka penyebaran virus. Namun, ada dampak lain yang tidak terhindarkan, termasuk bagi para pengusaha otomotif khususnya pabrikan atau brand mobil. Sesuai judul di atas, tak ada penjualan mobil sama sekali selama sebulan di Shanghai pada bulan lalu. Yuk kita bahas.
Tak Jual Mobil Sama Sekali
Selain sebagai kota terbesar di China, Shanghai juga dikenal sebagai pusat bisnis yang tentunya berdampak pada banyak bidang usaha, termasuk otomotif. Salah satu dampak buruk yang terjadi dari lockdown kali ini adalah nihilnya penjualan mobil selama bulan April kemarin. Yap, 0 unit mobil terjual di Shanghai selama bulan lalu, dan itu terjadi pada sekitar 300 merk mobil yang tergabung dalam Shanghai Automobile Sales Association. Kondisi ini membuat penjualan mobil di bulan April 2022 meupakan yang terburuk sejauh ini, dimana secara YoY terjun sebesar 36%. Sebagai gambaran, di bulan yang sama tahun 2021 silam, Shanghai berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 26.311 unit.
Yap, itu angka yang masif kalau kita melihat dari perspektif penjualan di Indonesia. Namun kita memang tidak bisa membandingkan penjualan di Indonesia dengan China. Sebagai catatan, bulan lalu penjualan mobil di China secara nasional telah mencapai 1,06 juta unit. Angka tersebut setara dengan penjualan mobil di Indonesia selama 1 tahun di masa sebelum pandemi. Dan China bisa mencapainya hanya dalam 4 bulan saja, itu pun dengan Shanghai dalam kondisi lockdown. Kondisi ini membuat kami agak deja vu dengan kondisi bulan April tahun 2020 silam saat COVID-19 baru masuk ke Tanah Air. Kala itu, industri otomotif di Indonesia juga tiarap karena aktivitas di luar rumah yang dibatasi.
Recovery Pasca Lockdown
Saat ini, publik Shanghai sudah bisa mulai bernafas lebih lega karena aturan lockdown sudah mulai dilonggarkan. Ini merupakan efek dari nihilnya kasus baru selama 3 hari berturut – turut. Perlahan namun pasti, Pemerintah setempat memperbolehkan aktivitas outdoor, seperti apotek ataupun toko kolontong yang menjual kebutuhan dasar. Jika kondisi ini terus membaik, maka kemungkinan bulan Depan Shanghai bisa keluar dari status lockdown, namun recovery yang harus dilakukan sebagai dampak lockdown nampaknya akan lebih lama. Btw, kalau kita bicara Shanghai, ada turunan dari sebuah korporasi lokal yang juga beroperasi di Indonesia, yaitu SAIC (Shanghai Automotive Industry Corporation) baik di sisi MG (SAIG Motor Indonesia) maupun Wuling (SGMW Motor Indonesia).
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: BMW Seri 3 G20 LCI, Tetap Pakai Gril Normal!