Autonetmagz.com – Biasanya mobil yang baru diluncurkan ke dalam pasar otomotif dunia terbilang sulit untuk menarik hati masyarakat luas. Entah dari desain, teknologi, performa, hingga nama manufaktur pun menjadi perhitungan para konsumen sebelum membeli sebuah mobil. Maka dari itu banyak sekali pabrikan kendaraan dari segala penjuru memulai taktik yang sering kita dengar, ‘Survei pasar.’
Namun untuk model terbaru dari manufaktur asal Jerman yang satu ini, sepertinya kasus yang didapatkan cukup berbeda dan menarik untuk kita bahas. Ingat pada 18 September lalu Audi merilis SUV fully electric, menjadikan mobil tersebut sebagai e-Tron pertama Audi yang diproduksi massal. Sudah jadi mobil listrik pertama, tipe kendaraannya SUV lagi bukan sedan. Ialah Audi e-Tron 2020, ‘Audi’s first fully electric SUV.’
Bayangkan saja, belum genap sebulan dari tanggal perilisannya, Audi e-Tron sudah dipesan sebanyak lebih dari 10.000 unit di benua biru! Angka yang sangat banyak jika menyangkut manufaktur Jerman yang satu ini. Bukan hanya itu saja, ini mobil fully electric pertama Audi yang diproduksi massal loh. Bagaimana bisa masyarakat percaya untuk membeli mobil tersebut?
Apakah karena dari segi eksteriornya yang merupakan campuran dari berbagai model seri Q Audi. Jika dilihat-lihat memang sedikit sekali perbedaan yang ada pada e-Tron ini dibandingkan dengan Audi Q-series lain. Terlihat jelas pada grille depan yang bukaannya lebih tertutup dan berwarna silver, seakan menjadi sebuah pertanda bahwa mobil ini memang berenergi listrik. Velgnya juga memiliki palang besar, berbeda dengan seri Q yang lain.
Untuk bahasa desainnya sendiri, e-Tron mengambil langsung dari dua saudaranya yaitu Q3 dan Q8. Untuk fascia depan gaya e-Tron lebih condong ke Q3 karena bentuk grille, bemper depan, headlight, dan air duct kiri kanan yang mirip dengan Q3. Untuk bagian belakang barulah si SUV listrik pertama Audi, mengambil desain dari Q8 karena taillight-nya yang menyambung. Namun desain lampu belakang tidak semonoton Q8 yang seperti hanya menarik garis lurus warna merah saja pada pintu bagasi.
Apa konsumen yang membeli mobil ini tertarik dengan interiornya? Untuk sektor tersebut, walaupun dimensinya mirip dengan Q3, namun fitur yang tersemat pada bagian dashboard mobil ini layaknya Q8. Pengendara disuguhi dengan pemandangan yang penuh akan berbagai layar untuk menampilkan informasi MID, head unit, bahkan hingga sistem AC. Bahkan untuk mengatur spionnya saja, Audi tidak lagi menggunakan tombol fisik tetapi malah menerapkan touch button layaknya pengaturan AC mobil zaman now.
Atau alasan orang-orang yang membeli e-Tron adalah karena kekaguman akan performanya? Dibekali motor listrik depan belakang sebesar 265 kWh, Audi e-Tron ini dapat menghasilkan 355 hp dengan torsi 561 Nm. Data di atas kertas tersebut membuat kecepatan maksimal SUV listrik ini mentok 200 km/h, dan hanya membutuhkan waktu selama 5,5 detik saja untuk mencapai kecepatan 100 km/h. Performa yang sangat menggoda para pecinta kecepatan.
Menurut pernyataan Lahouari Bennaoum selaku Direktur Audi Prancis lewat wawancaranya dengan media Automobile Propre, dirinya mengungkapkan, “Kami memiliki 10.000 kendaraan di dunia yang telah dipesan sebelumnya.” “Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Audi memang tertarik pada model serba elektrik,” lanjutnya.
Memang saat ini mobil listrik sangat digemari di tanah Eropa. Selain karena dukungan pemerintah lewat pajak murahnya, mengisi daya mobil listrik saat ini tak sesulit mengisi bensin mobil biasa. Bahkan dengan adanya teknologi fast charging seperti pada smartphone kebanyakan, dengan daya 150 kW saja mobil ini dapat terisi sampai 80% hanya dalam waktu 30 menit.
Lalu, apa yang membuat mobil ini bisa dipesan hingga lebih dari ceban jumlahnya? Menurut kalian apa yang membuat mobil ini bisa langsung laku padahal baru dirilis ke pasaran? Kirim pendapatmu kedalam kolom komentar di bawah.
Read Next: Design Insight Forum : Pameran Inovasi Teknologi Masa Depan