AutonetMagz.com – Kesepakatan AirAsia dengan Gojek untuk mengambil alih bisnis Thailand akhirnya tercapai. Kesepakatan saham bernilai US$50 juta (Sekitar Rp 725 Milliar), dan itu akan memungkinkan AirAsia untuk memperluas layanan ride-hailing, pengiriman dan fintech di Thailand tanpa harus membangun dari awal lagi. Kesepakatan saham akan membuat Gojek menerima 4,76% saham di SuperApp AirAsia, salah satu dari tiga bisnis digital utama AirAsia Digital. Dengan penghentian operasinya di Thailand, unicorn asal Indonesia ini akan fokus pada ekspansi bisnis di Vietnam dan Singapura.
Peluang yang Tepat
Menurut CEO grup AirAsia, Tony Fernandes, dilansir Bangkok Post, negosiasi antara kedua belah pihak dimulai dua bulan lalu dan baru selesai belum lama ini. Tony Fernandes mengatakan bahwa ketika AirAsia didekati oleh Gojek, pihaknya melihat langkah tersebut sebagai peluang yang tepat. Hal ini dapat memanfaatkan pengetahuan dari Gojek dan mengintegrasikannya dengan brand AirAsia yang jauh lebih kuat. Dan selanjutnya bisa berekspansi ke pengiriman makanan dan layanan fintech lainnya.
Rebranding dari GoFood-nya Gojek menjadi AirAsia Food akan dilakukan pada awal bulan depan. “Berdasarkan kesepakatan dengan Gojek ini, kami juga telah mendapatkan lisensi untuk mengoperasikan layanan fintech di Thailand melalui GoPay, ekspansi ambisius lainnya yang kami incar di negara ini,” kata Fernandes dalam Paultan. Merek BigPay akan digunakan setelah lisensi yang diperlukan dari Bank of Thailand telah disepakati, dan targetnya adalah kuartal pertama tahun 2022.
Segera Melakukan Ekspansi ke Luar Bangkok
Disini, AirAsia bertujuan mengarahkan bisnis untuk menuju profitabilitas dalam satu tahun melalui ekspansi ke luar Bangkok. Dimulai dengan tiga provinsi utama pada kuartal keempat. Phuket, Chiang Mai dan Hat Yai adalah tiga lokasi di mana AirAsia hadir. Selain brand awareness yang kuat, AirAsia juga memiliki keunggulan database pelanggan yang besar dari penjualan tiket pesawat selama 17 tahun.
Dalam bisnis pengiriman makanan, GrabFood adalah pemimpin pasar dengan 50% dari pasar Thailand senilai US$2,8 miliar (RM11,64 miliar) pada tahun 2020. Selain Grab ada juga Foodpanda dan Line dengan pangsa masing-masing 23% dan 20%. GoFood milik Gojek menguasai 7% pangsa pasar Thailand. Tidak hanya AirAsia, raksasa e-commerce Shopee juga dikabarkan tertarik untuk ekspansi ke layanan pesan-antar makanan di Negeri Gajah Putih itu.
Dalam kondisi seperti ini, rasanya bisnis layanan pesan antar food and beverage adalah layanan yang benar-benar dibutuhkan. Karena akses mobilitas ke luar rumah yang terbatas membuat kita menjadi sulit untuk sekedar membeli bahan makanan atau makanan jadi ke luar rumah. Karena kita hanya tinggal duduk manis menunggu makanan datang kemudian menghangatkan atau memasak makanan yang tadi sudah dipesan. Bagaimana menurut kalian? sampaikan di kolom komentar ya.
Read Next: GAIKINDO : PPKM Penting, Kami Siap Terima Dampaknya