AutonetMagz.com – Siapa yang tak tahu Toyota C-HR disini? Tentunya kalian yang membaca AutonetMagz pasti mengenal dan tahu betul sosok coupe SUV milik Toyota ini. Mobil ini sempat menjadi salah satu wishlist paling atas dari para pecinta Toyota setahun silam, apalagi pasca unitnya mejeng di GIIAS. Banyak pihak yang menaruh harapan besar pada sosok Toyota C-HR supaya sudi menjadi pesaing atau rival bagi raja CUV di Indonesia, Honda HR-V. Namun faktanya? Mobil ini mendapat cap sebagai mobil mahal dengan banderol yang ditempelkan kepadanya. Lalu bagaimana kini nasib Toyota C-HR?
Jadi, Toyota C-HR sudah diperkenalkan di Indonesia sejak awal Bulan April 2018 kemarin. Mobil ini memang menjadi sebuah kado yang mengejutkan, bukan karena perihal peluncurannya melainkan perihal harganya yang mencapai 488 juta untuk varian standar. Sebuah perbedaan harga yang cukup tinggi jikalau dibandingkan dengan Honda HR-V yang disebut – sebut akan menjadi rivalnya. Bahkan, Mazda CX-3 yang sebelumnya menjadi CUV ‘termahal’ di segmennya pun jadi terasa worth saat berjumpa dengan Toyota C-HR. Namun jangan salah, bagi kami, Toyota C-HR bukanlah rival apple to apple dengan Honda HR-V ataupun Mazda CX-3. Kedua mobil yang sudah ada terlebih dahulu itu masuk ke segmen CUV alias crossover atau sub-compact SUV, sedangkan Toyota C-HR masuk di ranah coupe SUV, segmen yang nantinya ingin dimasuki oleh Honda HR-V Next gen.
Lalu, dengan sejumlah hal yang ditawarkan oleh Toyota C-HR di Indonesia, berapa banyak wholesales yang mampu dicatatkan oleh Toyota C-HR? Secara total, Toyota C-HR mencatatkan capaian di angka 424 unit sepanjang dijual di Indonesia sejak bulan April silam hingga bulan September 2018 kemarin. Capaian ini tentunya jauh dibawah Honda HR-V yang sudah diatas 20 ribuan unit, namun surprisingly tak terlalu jauh dengan Mazda CX-3 yang ada di angka 604 unit. Jika dirata – rata secara kasar, ada sebanyak 80 unit Toyota C-HR yang bisa didistribusikan setiap bulannya oleh pihak TAM. Namun ada juga fakta menarik dari wholesales Toyota C-HR ini.
Jika melihat ke data, ada dua macam varian dari Toyota C-HR, yaitu 1.8 AT dan 1.8 AT Dual tone. Nah, dari 424 unit yang kami sebutkan tadi, keseluruhannya berasal dari varian non-dualtone. Jadi, varian dualtone mencatatkan nol unit selama dijual di Indonesia. Kenapa bisa begitu? Bukankah orang Indonesia kini sedang suka – sukanya mobil dengan laburan warna dualtone? lihat saja Suzuki Ignis, Honda Brio, dan juga Honda Jazz. Nah, kami sendiri belum menemukan alasan yang pasti mengenai hal ini, yang jelas alasan harga bukanlah sebuah alasan yang terlalu berarti disini. Karena, perbedaan 1,5 juta bukanlah angka yang terlampau besar jikalau kalian bandingkan dengan harga total dari Toyota C-HR. Bisa jadi, di kelas harga tersebut warna dualtone kurang diminati oleh pangsa pasarnya.
Jadi, dengan pencapaian 424 unit dalam lima bulan, apakah Toyota C-HR sudah bisa dibilang sukses? Jawabannya, tergantung. Tergantung dari sudut pandang mana kalian menilai kesuksesan tersebut. Nah, sekarang kalau menurut kalian bagaimana? Sukses atau gagal?
Read Next: Wuling Motors Berpartisipasi Kembali Di GIIAS Medan Auto Show 2018