AutonetMagz.com – Masa depan dunia otomotif sedang ditentukan saat ini. Setelah skandal emisi diesel yang melibatkan VW, energi alternatif seperti listrik dan hidrogen mulai berani unjuk gigi. Hingga saat ini, mobil listrik mulai naik daun dan mendapat dukungan sejumlah pihak penting. Tentu saja yang kami maksud adalah beberapa keringanan dari pemerintah seperti bebas dari larangan ganjil-genap, dapat keringanan pajak dan lain-lain.
Malah, beberapa negara sudah mulai merumuskan larangan mobil bermesin bensin dan diesel beredar. Alasan utamanya tentu mendorong orang beralih ke mobil listrik dan meminimalkan gas buang dari lalu lintas perkotaan. Seperti dua sisi mata uang, ada yang siap beralih ke teknologi listrik, namun ada juga yang tetap bertahan dengan mesin biasa. Toyota adalah salah satu merek yang keras kepala dan masih berpegang teguh dengan mesin bensin dan diesel biasa. Kenapa?
Bukan Anti Listrik
Sedikit disclaimer, Toyota bilang begini bukan berarti mereka anti mobil listrik, akan ada penjelasan nanti. Seperti merek mobil lain, Toyota punya tujuan agar menjadi pihak yang carbon-neutral di masa depan. Bedanya, Toyota memilih cara yang jauh lebih konservatif, tidak radikal seperti beberapa merek yang sudah siap membuang mesin bakar mereka. Biasa, merek besar seperti Toyota biasanya memang punya model bisnis yang cenderung konservatif.
Mesin bakar bertenaga bensin dan diesel Toyota akan tetap bertahan, namun dikombinasikan dengan mesin lain seperti hybrid, plug-in hybrid, mobil listrik dan hidrogen. Pada tahun 2030 mendatang, Toyota memprediksi 15 persen mobil jualannya akan berteknologi listrik dan hidrogen di Amerika, sementara penjualan gabungan Toyota dan Lexus pada tahun tersebut diperkirakan akan didominasi model berteknologi listrik atau hidrogen sebanyak 70 persen.
Baterai Solid State Baru
Alasan mengapa Toyota tidak siap langsung membuang mesin diesel dan bensinnya adalah tugas yang sangat sulit dan tidak murah. Bukan hanya soal gas buang, tapi soal bisnis-bisnis terkait seperti bengkel biasa dan produsen suku cadang. Maka dari itu, perlu diskusi mendalam dan waktu yang lama sebelum bisa mencapai kesepakatan bersama. Meskipun Akio Toyoda, presiden Toyota yakin kalau mobil listrik hanya sensasi sementara, bukan berarti Toyota tidak menekuni teknologi listrik.
Selain memperkenalkan konsep crossover listrik Toyota bZ4X, Toyota juga sedang mengembangkan baterai solid state. Iya, solid state macam SSD laptop. Dibanding baterai lithium yang ada di kebanyakan mobil listrik saat ini, baterai solid state diklaim lebih kecil ukurannya, lebih cepat saat diisi daya, lebih awet masa pakainya dan bisa berjalan lebih jauh. Lagipula kalau Toyota anti listrik, tidak mungkin mereka jadi merek yang paling jago bikin mobil hybrid dong. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Honda Type R 2022 Keukeuh Pertahankan Girboks Manual