AutonetMagz.com – Toyota akan menangguhkan semua operasi pabrik di negara asalnya Jepang mulai Selasa kemarin setelah supplier OEM terancam serangan cyberattack. “Karena kegagalan sistem di pemasok domestik (Kojima Industries Corporation), kami telah memutuskan untuk menangguhkan pengoperasian 28 jalur di 14 pabrik di Jepang pada hari Selasa, 1 Maret (baik shift 1 dan 2). Kami meminta maaf kepada pemasok dan pelanggan terkait atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata Toyota dalam sebuah pernyataan.
Berkaitan dengan Serangan Rusia?
“Kami juga akan terus bekerja sama dengan pemasok kami dalam memperkuat rantai pasokan dan melakukan segala upaya untuk mengirimkan kendaraan ke pelanggan kami sesegera mungkin,” tambah Toyota. Nikkei melaporkan, Kojima Industries yang memasok Toyota part plastik dan komponen elektronik dan tampaknya tidak tahu alasan dan siapa di balik serangan itu. Juga tidak jelas apakah serangan terhadap Kojima tersebut terkait dengan sanksi yang diterapkan ke Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
Sebagai informasi, Toyota memiliki 28 jalur perakitan di 14 pabrik di Jepang. Jika dibatasi hanya satu hari, penghentian aktivitas pabrik akan mengakibatkan Toyota “kehilangan” 13.000 mobil. Tapi itu bisa bertahan lebih lama. Nikkei mengatakan Toyota sedang mencari kemungkinan untuk memulai kembali produksi pada akhir pekan ini. Berita itu akan sangat membuat frustrasi Toyota setelah dua tahun mengalami gangguan produksi karena pandemi COVID-19 dan masalah pasokan semikonduktor.
Tidak Hanya Jepang saja
Upaya Toyota untuk melawan kembali ke produksi penuh pada tahun 2022 telah mengalami banyak kemunduran. Autonews melaporkan bahwa produksi Toyota turun 15 persen pada Januari dibandingkan Januari tahun lalu. Sebelumnya pada bulan Februari, operasional Toyota di Amerika Utara terganggu oleh demo yang mengganggu rute perdagangan antara AS dan Kanada. Karena Jembatan Ambassador yang menghubungkan Windsor dengan Detroit ditutup selama hampir seminggu setelah diblokade oleh pendemo atas pembatasan kebebasan.
Akibat dari gangguan tersebut, Toyota telah dipaksa untuk mengurangi proyeksi output untuk tahun ini. Target sebelumnya 9 juta unit untuk tahun fiskal hingga Maret, kini telah diturunkan menjadi 8,5 juta unit. Banyak dari sekitar 400 pemasok utama yang berhubungan langsung dengan Toyota terhubung ke sistem produksi just in time kanban pembuat mobil, yang memungkinkan masalah di Kojima Industries meluas ke Toyota. Pembuat mobil menghentikan produksi untuk mencegah kerusakan jangka panjang, dan memprioritaskan pemeriksaan dan pemulihan sistem
Read Next: Mobil Icon "Back To The Future" Memiliki Model Baru