Jakarta, AutonetMagz – Setelah lama menjadi isu nasional bahwa Presiden Joko Widodo akan menaikan harga BBM bersubsidi sebelum tahun 2015 menjelang, ternyata sepulangnya dari APEC 2014 yang diadakan di Tiongkok beberapa hari lalu, Jokowi langsung menaikan harga BBM.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa seluruh jajarannya telah mengkaji untuk mengalihkan subsidi BBM yang begitu besar untuk hal-hal lain yang membuat masyarakat lebih produktif dibandingkan menjadi masyarakat yang konsumtif. Rencananya, Jokowi dan kabinetnya akan mengalokasikan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Harga Premium yang dibanderol dengan harga 6.500 Rupiah perliter dan Solar yang dibanderol dengan harga 5.500 Rupiah perliter akan naik sebesar 2.000 Rupiah perliter terhitung tanggal 18 November 2014, hari Selasa pukul 00:00 WIB. Tidak heran jika malam sebelum kenaikan, stasiun pengisian bahan bakar milik Pertamina diserbu oleh pemilik kendaraan yang mengisi kendaraan mereka dengan BBM bersubsidi, bahkan Polisi berjaga-jaga untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Kenaikan tersebut membuat harga BBM bersubsidi naik menjadi 8.500 Rupiah perliter untuk Premium dan 7.500 Rupiah perliter untuk bahan bakar Solar. Dengan harga yang tidak begitu jauh dengan BBM non subsidi yang fluktuatif di rentang 10.000 hingga 12.000 dalam setahun, tentunya membuat konsumen yang mampu lebih tergiur untuk mengisi kendaraan mereka dengan BBM non subsidi yang lebih berkualitas.
Tentunya kenaikan harga BBM ini akan memicu kenaikan harga barang pokok dan moda transportasi di Indonesia. Namun Jokowi berjanji bahwa ia dan kabinetnya telah memikirkan masak-masak untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik ke depannya, karena selama ini APBN negara habis untuk subsidi BBM.
Bagaimana pendapatmu dengan naiknya harga BBM bersubsidi? Sampaikan dalam kolom komentar!
Read Next: KIA Niro Akan Mendapat Mesin Hybrid Terbaru